Yearly Outlook 2018
Global Economic Outlook
• IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global sebesar 3,6% pada 2017 dan 3,7% pada 2018. Untuk tahun 2017 proyeksi pertumbuhan ini didukung oleh kinerja di negara-negara maju. Sedangkan untuk tahun 2018, peran negara berkembang akan lebih besar. Untuk pertumbuhan ekonomi di neagar-negara ASEAN-5 diproyeksikan tumbuh 5,2%, yang didorong oleh kenaikan permintaan dari China dan Eropa.
• The Fed diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga sebanyak tiga kali pada tahun 2018, setelah pada pertemuan 12-13 Desember 2017 mendatang diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 0,25% menjadi pada kisaran 1,25%-1,5%. Target suku bunga FFR diperkirakan akan naik secara bertahap ke level normal pada kisaran 2,5%. Namun dalam menaikkan suku bunga, The Fed diperkirakan masih akan memperhatikan indikator ekonomi AS terutama pertumbuhan ekonomi, pasar tenaga kerja dan inflasi.
Domestic Economic Outlook
• BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi RI tahun 2018 pada kisaran 5,1%-5,5%, membaik dibandingkan dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun 2017 yang sebesar 5,1%. Pertumbuhan ekonomi RI pada Q3 2017 sebesar 5,06% YoY, membaik dibandingkan Q3 2016 dan Q2 2017 yang sebesar 5,01%. Untuk kinerja NPI pada 2017 diperkirakan oleh BI akan tetap positif ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial dengan defisit transaksi berjalan terjaga di bawah level 2% PDB.
• Beberapa faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia adalah perubahan stance kebijakan moneter bank sentral AS dan Eropa yakni normalisasi neraca (tappering off) dan kenaikan suku bunga acuan Fed rate. Dampak dari kebijakan moneter tersebut diperkirakan akan membuat likuiditas global kembali berkurang dan memberi tekanan pada nilai tukar rupiah sepanjang tahun 2018 mendatang. Dari dalam negeri, persoalan daya beli masyarakat diperkirakan masih akan menjadi tantangan.
Indices Performance as of 10 November 2017
• Selama periode Januari hingga 10 November 2017, indeks Hang Seng mengalami kenaikan tertinggi yaitu sebesar 32,36% ytd. Sedangkan penguatan terendah pada indeks FTSE 100 sebesar 4,06% ytd.
• Pada periode yang sama, indeks utama di bursa Wall Street masing-masing mengalami kenaikan yaitu indeks Dow Jones +18,52% ytd, indeks S&P500 +15,34% ytd dan Nasdaq Composite +25,41% ytd. Penguatan indeks di bursa Wall Street ini terutama dipicu oleh ekspektasi akan dipenuhinya janji-janji kampanye Presiden Trump, terutama mengenai rencana pemangkasan pajak korporasi dari 35% menjadi 20%, serta rencana kenaikan belanja infrastruktur. Selain itu kenaikan suku bunga The Fed yang menandakan ekonomi AS telah membaik, juga menjadi sentimen positif.
• IHSG selama periode Januari hingga 10 November 2017 mengalami kenaikan sebesar 13,69% ytd. Kenaikan ini antara lain didorong oleh kinerja emiten yang cenderung membaik, reboundnya harga komoditas energi serta penurunan BI 7 day RR rate sebesar 0,5%.
Market Outlook On 2018
• Pergerakan indeks di bursa Wall Street pada tahun 2018 diperkirakan akan dipengaruhi oleh perkembangan indikator ekonomi dan politik AS, kenaikan suku bunga The Fed, pergerakan harga minyak mentah, serta kelanjutan rencana reformasi pajak dan politk luar negeri AS terutama dengan Korea Utara.
• Pergerakan IHSG pada tahun 2018 selain dipengaruhi oleh pergerakan indeks bursa global, diperkirakan juga akan dipengaruhi oleh kenaikan suku bunga The Fed, kondisi geopolitik, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, harga komoditas, pertumbuhan ekonomi dan inflasi domestik serta perkembangan politik dalam negeri menjelang pemilu tahun 2019.
• Dengan asumsi EPS IHSG pada tahun 2018 akan tumbuh 15% dan dengan menggunakan PE rata-rata pada 20x, maka target IHSG pada tahun 2018 diperkirakan pada kisaran level 6.464.
• Beberapa sektor yang perlu dicermati pada tahun 2018 diantaranya perbankan (BBNI, BMRI, BBRI, BBTN, BBCA), infrastruktur (JSMR, TLKM), konstruksi (PTPP, WIKA, WSKT, WSBP, WTON), pertambangan (ADRO, PTBA, ITMG, HRUM, INDY, MEDC, UNTR) dan konsumsi (ASII, INDF, ICBP). Beberapa agenda yang mempengaruhi sektor tersebut diantaranya kenaikan belanja infrastruktur pada APBN 2017, pergerakan harga komoditas, pertumbuhan ekonomi serta pembentukan holding perbankan yang ditargetkan pada Q1 2018.
Technical View
• Cermati saham ASII, BBTN, ADHI, BMRI, WIKA
Disclaimer:
This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT Waterfront Sekuritas Indonesia. It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of PT Waterfront Sekuritas Indonesia and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied), its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither PT Waterfront Sekuritas Indonesia, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, omissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.
This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. © PT Waterfront Sekuritas Indonesia 2017
• IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global sebesar 3,6% pada 2017 dan 3,7% pada 2018. Untuk tahun 2017 proyeksi pertumbuhan ini didukung oleh kinerja di negara-negara maju. Sedangkan untuk tahun 2018, peran negara berkembang akan lebih besar. Untuk pertumbuhan ekonomi di neagar-negara ASEAN-5 diproyeksikan tumbuh 5,2%, yang didorong oleh kenaikan permintaan dari China dan Eropa.
• The Fed diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga sebanyak tiga kali pada tahun 2018, setelah pada pertemuan 12-13 Desember 2017 mendatang diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 0,25% menjadi pada kisaran 1,25%-1,5%. Target suku bunga FFR diperkirakan akan naik secara bertahap ke level normal pada kisaran 2,5%. Namun dalam menaikkan suku bunga, The Fed diperkirakan masih akan memperhatikan indikator ekonomi AS terutama pertumbuhan ekonomi, pasar tenaga kerja dan inflasi.
Domestic Economic Outlook
• BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi RI tahun 2018 pada kisaran 5,1%-5,5%, membaik dibandingkan dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun 2017 yang sebesar 5,1%. Pertumbuhan ekonomi RI pada Q3 2017 sebesar 5,06% YoY, membaik dibandingkan Q3 2016 dan Q2 2017 yang sebesar 5,01%. Untuk kinerja NPI pada 2017 diperkirakan oleh BI akan tetap positif ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial dengan defisit transaksi berjalan terjaga di bawah level 2% PDB.
• Beberapa faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia adalah perubahan stance kebijakan moneter bank sentral AS dan Eropa yakni normalisasi neraca (tappering off) dan kenaikan suku bunga acuan Fed rate. Dampak dari kebijakan moneter tersebut diperkirakan akan membuat likuiditas global kembali berkurang dan memberi tekanan pada nilai tukar rupiah sepanjang tahun 2018 mendatang. Dari dalam negeri, persoalan daya beli masyarakat diperkirakan masih akan menjadi tantangan.
Indices Performance as of 10 November 2017
• Selama periode Januari hingga 10 November 2017, indeks Hang Seng mengalami kenaikan tertinggi yaitu sebesar 32,36% ytd. Sedangkan penguatan terendah pada indeks FTSE 100 sebesar 4,06% ytd.
• Pada periode yang sama, indeks utama di bursa Wall Street masing-masing mengalami kenaikan yaitu indeks Dow Jones +18,52% ytd, indeks S&P500 +15,34% ytd dan Nasdaq Composite +25,41% ytd. Penguatan indeks di bursa Wall Street ini terutama dipicu oleh ekspektasi akan dipenuhinya janji-janji kampanye Presiden Trump, terutama mengenai rencana pemangkasan pajak korporasi dari 35% menjadi 20%, serta rencana kenaikan belanja infrastruktur. Selain itu kenaikan suku bunga The Fed yang menandakan ekonomi AS telah membaik, juga menjadi sentimen positif.
• IHSG selama periode Januari hingga 10 November 2017 mengalami kenaikan sebesar 13,69% ytd. Kenaikan ini antara lain didorong oleh kinerja emiten yang cenderung membaik, reboundnya harga komoditas energi serta penurunan BI 7 day RR rate sebesar 0,5%.
Market Outlook On 2018
• Pergerakan indeks di bursa Wall Street pada tahun 2018 diperkirakan akan dipengaruhi oleh perkembangan indikator ekonomi dan politik AS, kenaikan suku bunga The Fed, pergerakan harga minyak mentah, serta kelanjutan rencana reformasi pajak dan politk luar negeri AS terutama dengan Korea Utara.
• Pergerakan IHSG pada tahun 2018 selain dipengaruhi oleh pergerakan indeks bursa global, diperkirakan juga akan dipengaruhi oleh kenaikan suku bunga The Fed, kondisi geopolitik, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, harga komoditas, pertumbuhan ekonomi dan inflasi domestik serta perkembangan politik dalam negeri menjelang pemilu tahun 2019.
• Dengan asumsi EPS IHSG pada tahun 2018 akan tumbuh 15% dan dengan menggunakan PE rata-rata pada 20x, maka target IHSG pada tahun 2018 diperkirakan pada kisaran level 6.464.
• Beberapa sektor yang perlu dicermati pada tahun 2018 diantaranya perbankan (BBNI, BMRI, BBRI, BBTN, BBCA), infrastruktur (JSMR, TLKM), konstruksi (PTPP, WIKA, WSKT, WSBP, WTON), pertambangan (ADRO, PTBA, ITMG, HRUM, INDY, MEDC, UNTR) dan konsumsi (ASII, INDF, ICBP). Beberapa agenda yang mempengaruhi sektor tersebut diantaranya kenaikan belanja infrastruktur pada APBN 2017, pergerakan harga komoditas, pertumbuhan ekonomi serta pembentukan holding perbankan yang ditargetkan pada Q1 2018.
Technical View
• Cermati saham ASII, BBTN, ADHI, BMRI, WIKA
Disclaimer:
This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT Waterfront Sekuritas Indonesia. It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of PT Waterfront Sekuritas Indonesia and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied), its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither PT Waterfront Sekuritas Indonesia, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, omissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.
This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. © PT Waterfront Sekuritas Indonesia 2017
Published on 2017-11-17 12:33:34 (GMT +7)