Sentimen Bullish Ini Dongkrak Harga Minyak Naik Tajam
JAKARTA – Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) membukukan kenaikan terbesar sejak Desember pada perdagangan Rabu (14/2/2018), saat kenaikan persediaan pada tanki dan terminal penyimpanan AS terlihat melambat.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret 2018 ditutup naik US$1,41 di US$60,60 per barel di New York Mercantile Exchange. Total volume yang diperdagangkan sekitar 35% di atas rata-rata 100 hari.
Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman April 2018 berakhir naik US$1,64 di US$64,36 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Minyak mentah acuan global tersebut diperdagangkan premium sebesar US$3,85 terhadap WTI untuk bulan yang sama.
Bursa minyak naik 2,4% di New York pada perdagangan Rabu, setelah sebuah laporan pemerintah menunjukkan kenaikan persediaan minyak AS sebesar 1,84 juta barel pekan lalu.
Angka ini lebih rendah dari mayoritas perkiraan dalam survei Bloomberg, serta lebih kecil daripada kenaikan dua pekan sebelumnya. Di pusat pipa terbesar negara itu, stok telah turun selama delapan pekan berturut-turut.
“Ini menunjukkan keseimbangan yang cukup sehat di pasar. Fakta kenaikan sebesar hanya 1,8 juta akan mengindikasikan pasar yang cukup ketat,” kata Matt Sallee di Tortoise Capital Advisors LLC., seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (15/2/2018).
Sementara itu, jumlah stok di Cushing, Oklahoma, turun 3,64 juta barel pekan lalu, penurunan paling tajam sejak 12 Januari, menurut laporan Energy Information Administration (EIA).
Persediaan bensin naik 3,6 juta barel, sedangkan stok minyak sulingan turun 459.000 barel. Produksi minyak mentah mencapai rekor baru 10,27 juta barel per hari. Selain itu, jumlah kargo minyak mentah asing yang mendarat di pelabuhan Pantai Timur dilaporkan turun ke titik terendah sejak Juli.
Turut memberikan sentimen positif setelah harga minyak turun hampir 9% bulan ini hingga Selasa adalah pernyataan bernada bullish dari Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC).
Sekjen OPEC Mohammad Barkindo pada sebuah konferensi di Riyadh mengatakan pasokan minyak mengarah untuk kembali seimbang dengan permintaan.
Adapun Menteri Perminyakan Arab Saudi Khalid Al-Falih menyatakan volatilitas di pasar tidak menguntungkan dan oleh karenanya OPEC beserta aliansinya berupaya untuk menstabilkan pasar.
(Mia Chitra Dinisari)
LINK : http://market.bisnis.com/read/20180215/94/739121/sentimen-bullish-ini-dongkrak-harga-minyak-naik-tajam
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret 2018 ditutup naik US$1,41 di US$60,60 per barel di New York Mercantile Exchange. Total volume yang diperdagangkan sekitar 35% di atas rata-rata 100 hari.
Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman April 2018 berakhir naik US$1,64 di US$64,36 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Minyak mentah acuan global tersebut diperdagangkan premium sebesar US$3,85 terhadap WTI untuk bulan yang sama.
Bursa minyak naik 2,4% di New York pada perdagangan Rabu, setelah sebuah laporan pemerintah menunjukkan kenaikan persediaan minyak AS sebesar 1,84 juta barel pekan lalu.
Angka ini lebih rendah dari mayoritas perkiraan dalam survei Bloomberg, serta lebih kecil daripada kenaikan dua pekan sebelumnya. Di pusat pipa terbesar negara itu, stok telah turun selama delapan pekan berturut-turut.
“Ini menunjukkan keseimbangan yang cukup sehat di pasar. Fakta kenaikan sebesar hanya 1,8 juta akan mengindikasikan pasar yang cukup ketat,” kata Matt Sallee di Tortoise Capital Advisors LLC., seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (15/2/2018).
Sementara itu, jumlah stok di Cushing, Oklahoma, turun 3,64 juta barel pekan lalu, penurunan paling tajam sejak 12 Januari, menurut laporan Energy Information Administration (EIA).
Persediaan bensin naik 3,6 juta barel, sedangkan stok minyak sulingan turun 459.000 barel. Produksi minyak mentah mencapai rekor baru 10,27 juta barel per hari. Selain itu, jumlah kargo minyak mentah asing yang mendarat di pelabuhan Pantai Timur dilaporkan turun ke titik terendah sejak Juli.
Turut memberikan sentimen positif setelah harga minyak turun hampir 9% bulan ini hingga Selasa adalah pernyataan bernada bullish dari Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC).
Sekjen OPEC Mohammad Barkindo pada sebuah konferensi di Riyadh mengatakan pasokan minyak mengarah untuk kembali seimbang dengan permintaan.
Adapun Menteri Perminyakan Arab Saudi Khalid Al-Falih menyatakan volatilitas di pasar tidak menguntungkan dan oleh karenanya OPEC beserta aliansinya berupaya untuk menstabilkan pasar.
(Mia Chitra Dinisari)
LINK : http://market.bisnis.com/read/20180215/94/739121/sentimen-bullish-ini-dongkrak-harga-minyak-naik-tajam
Published on 2018-02-15 08:21:57 (GMT +7)