30 Oct
Market Hari ini
Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Senin 29 Oktober 2018 ditutup melemah 0,52% pada level 5754. Sektor pertambangan mengalami pelemahan terbesar. Investor asing net buy Rp 131,78 miliar. Indeks di bursa Wall Street ditutup melemah yang antara lain dipicu oleh melemahnya saham sektor teknologi dan internet, serta sentimen negatif baru dari perang dagang. Bloomberg melaporkan bahwa AS akan mengumumkan pemberlakuan tarif impor atas semua sisa produk China pada awal Desember jika pembicaraan antara Trump dan Xi tidak mencapai kesepakatan. Saham yang sensitif dengan perang dagang, seperti Boeing, mengalami koreksi setelah adanya berita tersebut. Kekhawatiran akan perlambatan ekonomi dan perang dagang menjadi sentimen negatif terhadap saham pertumbuhan seperti saham sektor teknologi dan internet. Pasar juga khawatir dengan ketidakpastian hasil pemilu midterm Kongres AS pada 6 November mendatang. Pasar juga khawatir dengan berlanjutnya pelemahan laba emiten pada tahun depan. Melemahnya data perumahan juga mendorong kecemasan terhadap prospek ekonomi AS. Data belanja konsumen bulan September menunjukkan kenaikan selama tujuh bulan berturut-turut namun pendapatan konsumen mengalami kenaikan yang kecil. Untuk Indeks Harga Saham Gabungan hari ini diperkirakan bergerak mixed. IHSG akan bergerak dikisaran level 5719 - 5832
News & Analysis
Per September TLKM Mencatatkan Penurunan Laba 20,58%
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) membukukan pendapatan sebesar Rp99,2 triliun pada periode yang berakhir 30 September 2018, naik 2,27% dibandingkan dengan pencapaian perseroan pada periode sama tahun lalu (yoy). TLKM mencatatkan kenaikan seluruh beban selama Januari—September 2018. Hanya beban karyawan dan beban pemasaran perseroan yang naik tipis masing-masing 2,79% dan 12,31%. Beban operasi, pemeliharaan dan jasa telekomunikasi perseroan naik 23,32% menjadi Rp33,43 triliun, beban penyusutan dan amortisasi meningkat 8,12% ke level Rp15,87 triliun, beban interkoneksi naik 43,31% ke lebel Rp3,07 triliun, dan beban umum dan administrasi naik 21,63% ke level Rp4,5 triliun. Sehingga TLKM mengalami penurunan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 20,58% ke level Rp14,32 triliun.
WOOD Membukukan Kenaikan Laba 33%
PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) mencatatkan penjualan senilai Rp1,37 triliun hingga September 2018 atau tumbuh 7,87% yoy dari posisi Rp1,27 triliun. Beban pokok penjualan WOOD tercatat senilai Rp903,04 miliar, naik 5,5% dari posisi Rp855,86 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Laba WOOD hingga September 2018 senilai Rp181,27 miliar, naik 33,3% dari posisi Rp135,98 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan laba perseroan juga didorong oleh laba dari selisih kurs hingga meningkat dari Rp574 juta pada September 2017 menjadi Rp6,38 miliar.
Laba Bersih ASII Kuartal III Meningkat 21%
PT Astra International Tbk (ASII) merilis kinerja perusahaan dan anak perusahaan selama 9 bulan di tahun 2018 ini. Secara keseluruhan, laba bersih Grup selama periode sembilan bulan 2018 meningkat, disebabkan penambahan kontribusi dari segmen bisnis alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi, segmen jasa keuangan dan segmen otomotif, yang melebihi dari penurunan kontribusi segmen agribisnis. Sementara itu, pelemahan mata uang Rupiah selama periode ini menekan marjin terhadap bisnis manufaktur Grup, dimana dampak tersebut diimbangi oleh bisnis-bisnis berbasis komoditas Grup, aktivitas ekspor serta meningkatnya keuntungan selisih kurs. Selama periode Januari-September tersebut, pendapatan bersih konsolidasian grup mengalami pertumbuhan sebesar 16% menjadi Rp174,9 triliun, dengan pertumbuhan pendapatan pada hampir semua segmen. Terutama dari segmen bisnis alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi. Laba bersih grup dilaporkan mencapai Rp17,1 Triliun, meningkat 21% dibandingkan dengan periode sama tahun 2017.
BYAN Membukukan Kenaikan Laba Bersih 80%
PT Bayan Resources Tbk (BYAN) mencatat kenaikan laba periode berjalan yang dapat didistribusikan ke pemilik entitas induk sebesar 80,12% hingga periode 30 September 2018 menjadi USD388,04 juta dari laba USD215,43 juta di periode sama tahun sebelumnya. Pendapatan naik tajam menjadi USD1,24 miliar dari USD717,62 juta dan beban pokok pendapatan naik menjadi USD587,25 juta dari USD342,20 juta tahun sebelumnya.
Laba Bersih ELSA Meningkat 157%
PT Elnusa Tbk (ELSA) mencatat kenaikan pendapatan 39,5% menjadi Rp4,63 triliun hingga periode yang berakhir 30 September 2018 dari Rp3,32 triliun. Beban pokok pendapatan naik menjadi Rp4,13 triliun dari Rp2,98 triliun dan laba bruto meningkat menjadi Rp501,54 miliar dari Rp334,66 miliar. Laba periode berjalan yang dapat didistribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp220,80 miliar tumbuh 157,9% dari laba Rp85,60 miliar hingga September tahun sebelumnya.
Per September Laba Bersih SILO Turun 95,2%
PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) meraih pendapatan sebesar Rp4,39 triliun hingga periode 30 September 2018 naik 12,85% dari Rp3,89 triliun. Namun kenaikan beban perseroan menjadi Rp1,28 triliun dari Rp1,06 triliun membuat laba usaha turun menjadi Rp120,96 miliar dari Rp150,03 miliar tahun sebelumnya. Laba periode berjalan yang dapat didistribusikan ke pemilik entitas induk turun 95,2% menjadi Rp2,99 miliar dari laba Rp62,88 miliar.
Disclaimer:
This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT Waterfront Sekuritas Indonesia. It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of PT Waterfront Sekuritas Indonesia and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied), its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither PT Waterfront Sekuritas Indonesia, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, omissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.
This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. © PT Waterfront Sekuritas Indonesia 2018
Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Senin 29 Oktober 2018 ditutup melemah 0,52% pada level 5754. Sektor pertambangan mengalami pelemahan terbesar. Investor asing net buy Rp 131,78 miliar. Indeks di bursa Wall Street ditutup melemah yang antara lain dipicu oleh melemahnya saham sektor teknologi dan internet, serta sentimen negatif baru dari perang dagang. Bloomberg melaporkan bahwa AS akan mengumumkan pemberlakuan tarif impor atas semua sisa produk China pada awal Desember jika pembicaraan antara Trump dan Xi tidak mencapai kesepakatan. Saham yang sensitif dengan perang dagang, seperti Boeing, mengalami koreksi setelah adanya berita tersebut. Kekhawatiran akan perlambatan ekonomi dan perang dagang menjadi sentimen negatif terhadap saham pertumbuhan seperti saham sektor teknologi dan internet. Pasar juga khawatir dengan ketidakpastian hasil pemilu midterm Kongres AS pada 6 November mendatang. Pasar juga khawatir dengan berlanjutnya pelemahan laba emiten pada tahun depan. Melemahnya data perumahan juga mendorong kecemasan terhadap prospek ekonomi AS. Data belanja konsumen bulan September menunjukkan kenaikan selama tujuh bulan berturut-turut namun pendapatan konsumen mengalami kenaikan yang kecil. Untuk Indeks Harga Saham Gabungan hari ini diperkirakan bergerak mixed. IHSG akan bergerak dikisaran level 5719 - 5832
News & Analysis
Per September TLKM Mencatatkan Penurunan Laba 20,58%
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) membukukan pendapatan sebesar Rp99,2 triliun pada periode yang berakhir 30 September 2018, naik 2,27% dibandingkan dengan pencapaian perseroan pada periode sama tahun lalu (yoy). TLKM mencatatkan kenaikan seluruh beban selama Januari—September 2018. Hanya beban karyawan dan beban pemasaran perseroan yang naik tipis masing-masing 2,79% dan 12,31%. Beban operasi, pemeliharaan dan jasa telekomunikasi perseroan naik 23,32% menjadi Rp33,43 triliun, beban penyusutan dan amortisasi meningkat 8,12% ke level Rp15,87 triliun, beban interkoneksi naik 43,31% ke lebel Rp3,07 triliun, dan beban umum dan administrasi naik 21,63% ke level Rp4,5 triliun. Sehingga TLKM mengalami penurunan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 20,58% ke level Rp14,32 triliun.
WOOD Membukukan Kenaikan Laba 33%
PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) mencatatkan penjualan senilai Rp1,37 triliun hingga September 2018 atau tumbuh 7,87% yoy dari posisi Rp1,27 triliun. Beban pokok penjualan WOOD tercatat senilai Rp903,04 miliar, naik 5,5% dari posisi Rp855,86 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Laba WOOD hingga September 2018 senilai Rp181,27 miliar, naik 33,3% dari posisi Rp135,98 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan laba perseroan juga didorong oleh laba dari selisih kurs hingga meningkat dari Rp574 juta pada September 2017 menjadi Rp6,38 miliar.
Laba Bersih ASII Kuartal III Meningkat 21%
PT Astra International Tbk (ASII) merilis kinerja perusahaan dan anak perusahaan selama 9 bulan di tahun 2018 ini. Secara keseluruhan, laba bersih Grup selama periode sembilan bulan 2018 meningkat, disebabkan penambahan kontribusi dari segmen bisnis alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi, segmen jasa keuangan dan segmen otomotif, yang melebihi dari penurunan kontribusi segmen agribisnis. Sementara itu, pelemahan mata uang Rupiah selama periode ini menekan marjin terhadap bisnis manufaktur Grup, dimana dampak tersebut diimbangi oleh bisnis-bisnis berbasis komoditas Grup, aktivitas ekspor serta meningkatnya keuntungan selisih kurs. Selama periode Januari-September tersebut, pendapatan bersih konsolidasian grup mengalami pertumbuhan sebesar 16% menjadi Rp174,9 triliun, dengan pertumbuhan pendapatan pada hampir semua segmen. Terutama dari segmen bisnis alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi. Laba bersih grup dilaporkan mencapai Rp17,1 Triliun, meningkat 21% dibandingkan dengan periode sama tahun 2017.
BYAN Membukukan Kenaikan Laba Bersih 80%
PT Bayan Resources Tbk (BYAN) mencatat kenaikan laba periode berjalan yang dapat didistribusikan ke pemilik entitas induk sebesar 80,12% hingga periode 30 September 2018 menjadi USD388,04 juta dari laba USD215,43 juta di periode sama tahun sebelumnya. Pendapatan naik tajam menjadi USD1,24 miliar dari USD717,62 juta dan beban pokok pendapatan naik menjadi USD587,25 juta dari USD342,20 juta tahun sebelumnya.
Laba Bersih ELSA Meningkat 157%
PT Elnusa Tbk (ELSA) mencatat kenaikan pendapatan 39,5% menjadi Rp4,63 triliun hingga periode yang berakhir 30 September 2018 dari Rp3,32 triliun. Beban pokok pendapatan naik menjadi Rp4,13 triliun dari Rp2,98 triliun dan laba bruto meningkat menjadi Rp501,54 miliar dari Rp334,66 miliar. Laba periode berjalan yang dapat didistribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp220,80 miliar tumbuh 157,9% dari laba Rp85,60 miliar hingga September tahun sebelumnya.
Per September Laba Bersih SILO Turun 95,2%
PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) meraih pendapatan sebesar Rp4,39 triliun hingga periode 30 September 2018 naik 12,85% dari Rp3,89 triliun. Namun kenaikan beban perseroan menjadi Rp1,28 triliun dari Rp1,06 triliun membuat laba usaha turun menjadi Rp120,96 miliar dari Rp150,03 miliar tahun sebelumnya. Laba periode berjalan yang dapat didistribusikan ke pemilik entitas induk turun 95,2% menjadi Rp2,99 miliar dari laba Rp62,88 miliar.
Stock Pick
TLKM
Pada perdagangan kemarin saham TLKM ditutup menguat pada level harga 3660. TLKM selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 3610-3700.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 3710
SCMA
Pada perdagangan kemarin saham SCMA ditutup menguat pada level harga 1640. SCMA selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1620-1635.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1640
KLBF
Pada perdagangan kemarin saham KLBF ditutup tertahan dilevel harga 1340. KLBF selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1320-1355.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1360
JSMR
Pada perdagangan kemarin saham JSMR ditutup tertahan pada level harga 4180. JSMR selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 4130-4230
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 4240
ASII
Pada perdagangan kemarin saham ASII ditutup menguat pada level harga 7500. ASII selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 7400-7600.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 7675
BBNI
Pada perdagangan kemarin saham BBNI ditutup tertahan pada level harga 7075. BBNI selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 7000-7150.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 7175
TLKM
Pada perdagangan kemarin saham TLKM ditutup menguat pada level harga 3660. TLKM selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 3610-3700.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 3710
SCMA
Pada perdagangan kemarin saham SCMA ditutup menguat pada level harga 1640. SCMA selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1620-1635.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1640
KLBF
Pada perdagangan kemarin saham KLBF ditutup tertahan dilevel harga 1340. KLBF selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1320-1355.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1360
JSMR
Pada perdagangan kemarin saham JSMR ditutup tertahan pada level harga 4180. JSMR selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 4130-4230
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 4240
ASII
Pada perdagangan kemarin saham ASII ditutup menguat pada level harga 7500. ASII selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 7400-7600.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 7675
BBNI
Pada perdagangan kemarin saham BBNI ditutup tertahan pada level harga 7075. BBNI selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 7000-7150.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 7175
Disclaimer:
This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT Waterfront Sekuritas Indonesia. It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of PT Waterfront Sekuritas Indonesia and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied), its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither PT Waterfront Sekuritas Indonesia, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, omissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.
This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. © PT Waterfront Sekuritas Indonesia 2018
Published on 2018-10-30 07:26:01 (GMT +7)