26 FEb
Market Hari ini
Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Jumat 23 Februari 2018 ditutup menguat 0,41% pada level 6619. Sektor aneka industri mengkontribusikan penguatan terbesar. Investor asing net sell Rp193,22 miliar. Indeks di bursa Wall Street pada perdagangan Jumat ditutup menguat yang dipicu oleh kenaikan pada saham sektor teknologi dan turunnya yield obligasi pemerintah AS seiring dengan meredanya kekhawatiran akan kenaikan suku bunga The Fed lebih besar dari perkiraan. The Fed menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi diharapkan akan tetap stabil dan tidak ada risiko yang cukup besar yang dapat membuat The Fed menahan kenaikan suku bunga pada tahun ini. Pasar memprediksi akan ada tiga kali kenaikan suku biunga pada tahun ini yang akan dimulai pada pertemuan Maret mendatang. Pasar juga menantikan testimoni Jerome Powell sebagai chairman The Fed di hadapan DPR dan Senat AS pada Selasa ini. Data ekonomi AS yang akan dirilis pada pekan ini diantaranya new home sales, durable orders, S&P Case-Shiller Home Price, FHFA housing price index, consumer confidence, GDP Q4, Chicago PMI, pending home sales, personal income, personal spending, initial claims, ISM index, construction spending, auto sales dan Michigan Sentiment. Untuk Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan hari ini diperkirakan bergerak mixed. IHSG bergerak dikisaran level 6630 - 6640
News & Analysis
ELSA Dapat Kredit Sindikasi USD80 Juta
PT Elnusa Tbk (ELSA) mendapat fasilitas kredit sindikasi jangka panjang dari kreditur sindikasi sebesar USD80 juta atau setara dengan Rp1,1 triliun. Kreditur sindikasi yang beranggotakan Sumitomo Mitsui Banking Corporation Singapore Branch/Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, Bank of tokyo-Mitsubishi UFJ (MUFG), Bank ICBC Indonesia (ICBC) dan Bank UOB Indonesia (UOB) yang bertindak selaku Mandated Lead Arranger dan Bookrunner. Fasilitas kredit senilai USD 80 juta ini terbagi dalam Tranche A dan B yang akan digunakan oleh ELSA sebagai general purpose financing dan membiayai proyek prospektif perseroan dan juga anak usaha dalam dua tahun.
BFIN Targetkan Tambah 40 Outlet
PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) menargetkan untuk meningkatkan saluran pembiayaannya sebesar 20% hingga akhir tahun ini. Sebagai salah satu strateginya perseroan akan menambah jaringan cabangnya sebanyak 40 outlet. Hingga akhir tahun lalu perseroan sudah memiliki dan mengoperasikan sebanyak 342 outlet. Sedangkan terkait pembiayaan, BFIN berhasil menyalurkan pembiayaan senilai Rp14,3 triliun atau bertumbuh 33,5% dari tahun 2016. Pencapaian tersebut meningkatkan laba bersih tumbuh 49% menjadi Rp1,18 triliun.
Produksi Batubara DOID Januari Turun 8% YoY Akibat Curah Hujan Tinggi
Produksi batubara PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) per Januari 2018 turun sekitar 8% menjadi 3,2 juta bank cubic meter (bcm). Pada Januari 2017 lalu, jumlah produksi batubara perusahaan ini mencapai 3,5 juta bcm. DOID juga mencatatkan penurunan produksi secara bulanan. Produksi batubara DOID di Januari turun sekitar 3% dibanding produksi per Desember 2017 yang sebesar 3,3 juta bcm. Penurunan produksi sejalan dengan penurunan aktivitas overburden removal sebesar 14% menjadi 24,8 juta bcm per Januari 2018 dari sebelumnya 28,8 juta bcm per Januari 2017. Angka tersebut juga lebih rendah bila dibandingkan aktivitas di Desember 2017, sebesar 26.9 juta bcm. Curah hujan yang tinggi menjadi pemicu penurunan ini.
Pabrik Amonia ESSA Ditargetkan Beroperasi Maret 2018
PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) terus meningkatkan penyelesaian pabrik amonia. Fasilitas produksi tersebut ditargetkan mulai beroperasi secara komersial pada akhir Maret 2018. Pabrik dengan total investasi USD 830 juta atau sekitar Rp 11 triliun ini, berlokasi di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Sebenarnya pabrik ini ditargetkan mulai beroperasi pada akhir 2017. Namun ada beberapa pekerjaan proyek yang memerlukan waktu ekstra. Untuk mendukung penyelesaian pabrik tersebut, belum lama ini ESSA melakukan peningkatan modal oleh PT Sepchem pada PT Panca Amara Utama (PAU). Ini merupakan transaksi antarperusahaan terkendali dari ESSA.
MCAS Setor Modal Sehingga Miliki 14,81% Saham MatchMove
PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) melakukan penyetoran modal atau investasi padaMatchMove Indonesia (MMI). MCAS telah berinvestasi di MMI pada 20 Februari 2018. Melalui penyetoran modal ini, MCAS memiliki 14,81% saham MMI. Sebelumnya, November 2017 lalu, MCAS bersama PT Kresna Graha Investama (KREN) meresmikan kerja sama segitiga dengan PT MatchMove Indonesia (MMI). Masing-masing MCAS dan KREN menanamkan 14,81% kepemilikan dalam anak usaha MatchMove Pay (MMP) tersebut.
MLBI Bukukan Kenaikan Laba 34,63%
PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) mencatat adanya peningkatan pada penjualannya sebesar 3,87% di tahun 2017 lalu dibanding dengan penjualan di periode tahun sebelumnya di 2016. Sampai dengan akhir tahun 2017 total penjualan perseroan tercatat mencapai Rp3,39 triliun, sementara total penjualan di tahun 2016 hanya mencapai Rp3,26 triliun. MLBI bukukan laba bersih tahun 2017 yakni naik 34,63% menjadi Rp1,32 triliun dari sebelumnya Rp981,83 miliar dan laba per saham naik menjadi Rp627 dari sebelumnya Rp466 per saham di 2016
Stock Pick
BBRI
Pada perdagangan kemarin saham BBRI menguat ditutup di 3790. Pergerakan saham BBRI selanjutnya diperkirakan pada kisaran 3740-3830.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak melewati level resisten 3830
ISAT
Pada perdagangan kemarin saham ISAT kembali ditutup menguat di level 5625. Pergerakan saham ISAT selanjutnya diperkirakan pada kisaran 5525–5725. Rekomendasi Sell on Strength apabila tidak berhasil melewati level resisten di level harga 5725
ICBP
Pada perdagangan kemarin saham ICBP kembali ditutup menguat pada level 8925. Pergerakan ICBP selanjutnya diperkirakan pada kisaran 8825-9025.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 9025
ASII
Pada perdagangan kemarin saham ASII menguat ditutup di 8200. Pergerakan saham ASII selanjutnya diperkirakan pada kisaran 8100-8300.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak melewati level resisten 8300
SMRA
Pada perdagangan kemarin saham SMRA kembali ditutup menguat di level 1110. Pergerakan saham SMRA selanjutnya diperkirakan pada kisaran 1100–1125. Rekomendasi Sell on Strength apabila tidak berhasil melewati level resisten di level harga 1125
ADRO
Pada perdagangan kemarin saham ADRO kembali ditutup menguat pada level 2480. Pergerakan ADRO selanjutnya diperkirakan pada kisaran 2450-2510. Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 2510
BBCA
Pada perdagangan kemarin saham BBCA menguat ditutup di 24250. Pergerakan saham BBCA selanjutnya diperkirakan pada kisaran 24000-24500.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak melewati level resisten 24500
Disclaimer :
This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT Waterfront Sekuritas. It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of PT Waterfront Sekuritas and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied), its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither PT Waterfront Sekuritas, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, comissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.
This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. © PT Waterfront Sekuritas 2018
Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Jumat 23 Februari 2018 ditutup menguat 0,41% pada level 6619. Sektor aneka industri mengkontribusikan penguatan terbesar. Investor asing net sell Rp193,22 miliar. Indeks di bursa Wall Street pada perdagangan Jumat ditutup menguat yang dipicu oleh kenaikan pada saham sektor teknologi dan turunnya yield obligasi pemerintah AS seiring dengan meredanya kekhawatiran akan kenaikan suku bunga The Fed lebih besar dari perkiraan. The Fed menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi diharapkan akan tetap stabil dan tidak ada risiko yang cukup besar yang dapat membuat The Fed menahan kenaikan suku bunga pada tahun ini. Pasar memprediksi akan ada tiga kali kenaikan suku biunga pada tahun ini yang akan dimulai pada pertemuan Maret mendatang. Pasar juga menantikan testimoni Jerome Powell sebagai chairman The Fed di hadapan DPR dan Senat AS pada Selasa ini. Data ekonomi AS yang akan dirilis pada pekan ini diantaranya new home sales, durable orders, S&P Case-Shiller Home Price, FHFA housing price index, consumer confidence, GDP Q4, Chicago PMI, pending home sales, personal income, personal spending, initial claims, ISM index, construction spending, auto sales dan Michigan Sentiment. Untuk Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan hari ini diperkirakan bergerak mixed. IHSG bergerak dikisaran level 6630 - 6640
News & Analysis
ELSA Dapat Kredit Sindikasi USD80 Juta
PT Elnusa Tbk (ELSA) mendapat fasilitas kredit sindikasi jangka panjang dari kreditur sindikasi sebesar USD80 juta atau setara dengan Rp1,1 triliun. Kreditur sindikasi yang beranggotakan Sumitomo Mitsui Banking Corporation Singapore Branch/Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, Bank of tokyo-Mitsubishi UFJ (MUFG), Bank ICBC Indonesia (ICBC) dan Bank UOB Indonesia (UOB) yang bertindak selaku Mandated Lead Arranger dan Bookrunner. Fasilitas kredit senilai USD 80 juta ini terbagi dalam Tranche A dan B yang akan digunakan oleh ELSA sebagai general purpose financing dan membiayai proyek prospektif perseroan dan juga anak usaha dalam dua tahun.
BFIN Targetkan Tambah 40 Outlet
PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) menargetkan untuk meningkatkan saluran pembiayaannya sebesar 20% hingga akhir tahun ini. Sebagai salah satu strateginya perseroan akan menambah jaringan cabangnya sebanyak 40 outlet. Hingga akhir tahun lalu perseroan sudah memiliki dan mengoperasikan sebanyak 342 outlet. Sedangkan terkait pembiayaan, BFIN berhasil menyalurkan pembiayaan senilai Rp14,3 triliun atau bertumbuh 33,5% dari tahun 2016. Pencapaian tersebut meningkatkan laba bersih tumbuh 49% menjadi Rp1,18 triliun.
Produksi Batubara DOID Januari Turun 8% YoY Akibat Curah Hujan Tinggi
Produksi batubara PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) per Januari 2018 turun sekitar 8% menjadi 3,2 juta bank cubic meter (bcm). Pada Januari 2017 lalu, jumlah produksi batubara perusahaan ini mencapai 3,5 juta bcm. DOID juga mencatatkan penurunan produksi secara bulanan. Produksi batubara DOID di Januari turun sekitar 3% dibanding produksi per Desember 2017 yang sebesar 3,3 juta bcm. Penurunan produksi sejalan dengan penurunan aktivitas overburden removal sebesar 14% menjadi 24,8 juta bcm per Januari 2018 dari sebelumnya 28,8 juta bcm per Januari 2017. Angka tersebut juga lebih rendah bila dibandingkan aktivitas di Desember 2017, sebesar 26.9 juta bcm. Curah hujan yang tinggi menjadi pemicu penurunan ini.
Pabrik Amonia ESSA Ditargetkan Beroperasi Maret 2018
PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) terus meningkatkan penyelesaian pabrik amonia. Fasilitas produksi tersebut ditargetkan mulai beroperasi secara komersial pada akhir Maret 2018. Pabrik dengan total investasi USD 830 juta atau sekitar Rp 11 triliun ini, berlokasi di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Sebenarnya pabrik ini ditargetkan mulai beroperasi pada akhir 2017. Namun ada beberapa pekerjaan proyek yang memerlukan waktu ekstra. Untuk mendukung penyelesaian pabrik tersebut, belum lama ini ESSA melakukan peningkatan modal oleh PT Sepchem pada PT Panca Amara Utama (PAU). Ini merupakan transaksi antarperusahaan terkendali dari ESSA.
MCAS Setor Modal Sehingga Miliki 14,81% Saham MatchMove
PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) melakukan penyetoran modal atau investasi padaMatchMove Indonesia (MMI). MCAS telah berinvestasi di MMI pada 20 Februari 2018. Melalui penyetoran modal ini, MCAS memiliki 14,81% saham MMI. Sebelumnya, November 2017 lalu, MCAS bersama PT Kresna Graha Investama (KREN) meresmikan kerja sama segitiga dengan PT MatchMove Indonesia (MMI). Masing-masing MCAS dan KREN menanamkan 14,81% kepemilikan dalam anak usaha MatchMove Pay (MMP) tersebut.
MLBI Bukukan Kenaikan Laba 34,63%
PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) mencatat adanya peningkatan pada penjualannya sebesar 3,87% di tahun 2017 lalu dibanding dengan penjualan di periode tahun sebelumnya di 2016. Sampai dengan akhir tahun 2017 total penjualan perseroan tercatat mencapai Rp3,39 triliun, sementara total penjualan di tahun 2016 hanya mencapai Rp3,26 triliun. MLBI bukukan laba bersih tahun 2017 yakni naik 34,63% menjadi Rp1,32 triliun dari sebelumnya Rp981,83 miliar dan laba per saham naik menjadi Rp627 dari sebelumnya Rp466 per saham di 2016
Stock Pick
BBRI
Pada perdagangan kemarin saham BBRI menguat ditutup di 3790. Pergerakan saham BBRI selanjutnya diperkirakan pada kisaran 3740-3830.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak melewati level resisten 3830
ISAT
Pada perdagangan kemarin saham ISAT kembali ditutup menguat di level 5625. Pergerakan saham ISAT selanjutnya diperkirakan pada kisaran 5525–5725. Rekomendasi Sell on Strength apabila tidak berhasil melewati level resisten di level harga 5725
ICBP
Pada perdagangan kemarin saham ICBP kembali ditutup menguat pada level 8925. Pergerakan ICBP selanjutnya diperkirakan pada kisaran 8825-9025.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 9025
ASII
Pada perdagangan kemarin saham ASII menguat ditutup di 8200. Pergerakan saham ASII selanjutnya diperkirakan pada kisaran 8100-8300.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak melewati level resisten 8300
SMRA
Pada perdagangan kemarin saham SMRA kembali ditutup menguat di level 1110. Pergerakan saham SMRA selanjutnya diperkirakan pada kisaran 1100–1125. Rekomendasi Sell on Strength apabila tidak berhasil melewati level resisten di level harga 1125
ADRO
Pada perdagangan kemarin saham ADRO kembali ditutup menguat pada level 2480. Pergerakan ADRO selanjutnya diperkirakan pada kisaran 2450-2510. Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 2510
BBCA
Pada perdagangan kemarin saham BBCA menguat ditutup di 24250. Pergerakan saham BBCA selanjutnya diperkirakan pada kisaran 24000-24500.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak melewati level resisten 24500
Disclaimer :
This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT Waterfront Sekuritas. It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of PT Waterfront Sekuritas and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied), its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither PT Waterfront Sekuritas, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, comissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.
This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. © PT Waterfront Sekuritas 2018
Published on 2018-02-26 09:28:01 (GMT +7)