23 Jan
Market Hari ini
Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Selasa 22 Januari 2019 ditutup menguat 0,275% pada level 6468. Sektor industri dasar mengkontribusikan penguatan terbesar. Investor asing net buy Rp 89,21 miliar. Indeks di bursa Wall Street ditutup melemah akibat data pertumbuhan ekonomi China yang melambat serta penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi global oleh IMF, yang meningkatkan kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global. Pertumbuhan ekonomi China tahun 2018 yang tumbuh 6,6% yoy, meskipun sesuai dengan estimasi namun merupakan pertumbuhan terendah selama 28 tahun terakhir. Data tersebut mengkonfirmasi kekhawatiran pasar akan perlambatan ekonomi global. Indeks sempat melemah lebih dalam setelah Financial Times melaporkan bahwa AS membatalkan pertemuan negosiasi dagang dengan China. Namun kemudian berita tersebut dibantah oleh AS. Menambah sentimen negatif data existing home sales turun pada level terendah selama tiga tahun terakhir.penutupan perdagangan AS, pemimpin mayoritas senat menjadwalkan voting pada legislatif yang didukung Demokrat di hari Kamis untuk membuka kembali pemerintahan. Selain itu IBM juga melaporkan kinerja yang melebihi estimasi pasca penutupan bursa. Untuk Indeks Harga Saham Gabungan hari ini diperkirakan bergerak mixed. IHSG akan bergerak dikisaran level 6420 - 6540
News & Analysis
BMTR Berencana Private Placement Pada Harga Rp360/saham
PT Global Mediacom Tbk (BMTR) berencana menerbitkan saham baru melalui mekanisme panambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (non-HMETD) atauprivate placementRp292 miliar. BMTR telah mendapat persetujuan pemegang saham untuk melakukan aksi korporasi ini sejak 27 Juni 2018 lalu. Perseroan akan melepas 811 juta saham baru dalam aksiplacementdengan nominal Rp100 dan harga pelaksanaan Rp360,00 per saham. Pelaksanaan penambahan modal tanpa HMETD ini akan dilakukan pada 28 Januari 2019. Jumlah saham biasa perseroan sebelum aksi korporasi ini adalah sebanyak 14,2 miliar, sedangkan setelah aksi korporasi ini akan mencapai 15 miliar.
Setelah Merger, Kepemilikan MUFG di BDMN Berpotensi Menjadi 72,78%
Rencana penggabungan PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) dengan PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk (BBNP) pasca akuisisi oleh MUFG Bank Ltd ditargetkan akan selesai pada 1 Mei 2019 mendatang. Ada perubahan struktur pemegang saham kedua bank yang terjadi bila penggabungan atau merger tersebut selesai. Kepemilikan MUFG Bank di perseroan akan naik menjadi 72,78% dari posisi sebelum merger sebesar 40%. Jumlah saham MUFG Bank di BDMN akan menjadi 9,77 miliar lembar saham dari sebelumnya 3,83 miliar. Struktur ini berubah dengan asumsi Asia Financial (Indonesia) Pte. Ltd mengeksekusi haknya dengan menjual sahamnya kepada MUFG Bank. Sebelum merger, Asia Financial masih memiliki saham di BDMN sebesar 33,83%. Selain itu, ada pemegang saham baru di BDMN pasca merger yaitu ACOM, Co. Ltd sebesar 1,31%.
ITMG Anggarkan Capex USD107,1 Juta
PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) menganggarkan belanja modal sebesar USD 107,1 juta. Belanja modal ini akan digunakan untuk perbaikan infrastruktur tambang, meningkatkan kapasitas mesin dan peralatan tambang. Pendanaan untuk belanja modal pada tahun 2019 akan diperoleh dari kas internal perusahaan. ITMG menargetkan produksi batubara dari PT Trubaindo Coal Mining sebesar 4,6 juta metrik ton dan dari Bharinto Ekatama sebesar 2,7 juta ton.
WTON Ekspor Bantalan Rel Kereta Api ke Filipina
PT Inka Multi Solusi Trading (IMST) bekerja sama dengan PT Wika Beton Tbk (WTON) serta PT Pindad melakukan ekspor perdana bantalan rel kereta api ke Filipina dalam rangka sinergitas BUMN. Ekspor bantalan rel kereta itu merupakan yang pertama kali dan dikerjakan oleh tiga BUMN. Saat ini tiga BUMN itu mengekspor bantalan rel untuk pengerjaan trek sepanjang 300 meter. Ekspor perdana itu akan memicu proyek lainnya.
ACST Fokus Pada Proyek Infrastruktur Pada Tahun 2019
PT Acset Indonusa Tbk (ACST) memilikipipelinebaru sejumlah proyek jalan tol sejalan dengan fokus perseroan untuk mendapatkan proyek-proyek infrastruktur pada 2019. Perseroan masih fokus untuk mendapatkan proyek infrastruktur, termasuk jalan tol pada 2019. Sebagai salah satu strategi, tidak menutup kemungkinan ACST akan masuk sebagai investor meski hanya memiliki kepemilikan minoritas. Hal itu menjadi strategi perseroan untuk mendapatkan kesempatan lebih dari sisi kontraktor. Secara keseluruhan, ACST menganggarkan belanja modal Rp150 miliar.
ASII Beri Pinjaman Kepada Anak Usaha Rp80,277 Miliar
PT Astra International Tbk (ASII) memberikan pinjaman kepada anak usaha tidak langsung perseroan yaitu PT Pelabuhan Penajam Banua Taka, perusahaan yang bergerak di bidang jasa pelabuhan. Pada 22 Januari 2018, perseroan dan Pelabuhan Penajam Banua Taka menandatangani Perjanjian Pemberian Pinjaman dengan jumlah pokok maksimum sebesar Rp80,277 miliar. Pinjaman tersebut akan digunakan oleh Pelabuhan Penajam Banua Taka untuk keperluan umum korporasi. PT Pelabuhan Penajam Banua Taka atau yang lebih dikenal dengan sebutan Astra Infra Port – Eastkal merupakan fasilitas pelabuhan dan Pusat Logistik Berikat (PLB) yang terletak di wilayah Selat Makassar, Kalimantan Timur
Stock Pick
WIKA
Pada perdagangan kemarin saham WIKA ditutup menguat pada level harga 1850. WIKA selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1830-1870.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1880
ADHI
Pada perdagangan kemarin saham ADHI ditutup menguat pada level harga 1705. ADHI selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1680-1720.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1725
SMCB
Pada perdagangan kemarin saham SMCB ditutup menguat pada level harga 1855. SMCB selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1835-1875.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1880
BBNI
Pada perdagangan kemarin saham BBNI ditutup menguat dilevel harga 9250. BBNI selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 9150-9350.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 9400
JSMR
Pada perdagangan kemarin saham JSMR ditutup menguat pada level harga 4940. JSMR selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 4900-4990
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 5000
SCMA
Pada perdagangan kemarin saham SCMA ditutup menguat pada level harga 2000. SCMA selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1980-2020.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 2030
Disclaimer :
This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT Waterfront Sekuritas. It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of PT Waterfront Sekuritas and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied), its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither PT Waterfront Sekuritas, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, comissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.
This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. © PT Waterfront Sekuritas 2019
Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Selasa 22 Januari 2019 ditutup menguat 0,275% pada level 6468. Sektor industri dasar mengkontribusikan penguatan terbesar. Investor asing net buy Rp 89,21 miliar. Indeks di bursa Wall Street ditutup melemah akibat data pertumbuhan ekonomi China yang melambat serta penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi global oleh IMF, yang meningkatkan kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global. Pertumbuhan ekonomi China tahun 2018 yang tumbuh 6,6% yoy, meskipun sesuai dengan estimasi namun merupakan pertumbuhan terendah selama 28 tahun terakhir. Data tersebut mengkonfirmasi kekhawatiran pasar akan perlambatan ekonomi global. Indeks sempat melemah lebih dalam setelah Financial Times melaporkan bahwa AS membatalkan pertemuan negosiasi dagang dengan China. Namun kemudian berita tersebut dibantah oleh AS. Menambah sentimen negatif data existing home sales turun pada level terendah selama tiga tahun terakhir.penutupan perdagangan AS, pemimpin mayoritas senat menjadwalkan voting pada legislatif yang didukung Demokrat di hari Kamis untuk membuka kembali pemerintahan. Selain itu IBM juga melaporkan kinerja yang melebihi estimasi pasca penutupan bursa. Untuk Indeks Harga Saham Gabungan hari ini diperkirakan bergerak mixed. IHSG akan bergerak dikisaran level 6420 - 6540
News & Analysis
BMTR Berencana Private Placement Pada Harga Rp360/saham
PT Global Mediacom Tbk (BMTR) berencana menerbitkan saham baru melalui mekanisme panambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (non-HMETD) atauprivate placementRp292 miliar. BMTR telah mendapat persetujuan pemegang saham untuk melakukan aksi korporasi ini sejak 27 Juni 2018 lalu. Perseroan akan melepas 811 juta saham baru dalam aksiplacementdengan nominal Rp100 dan harga pelaksanaan Rp360,00 per saham. Pelaksanaan penambahan modal tanpa HMETD ini akan dilakukan pada 28 Januari 2019. Jumlah saham biasa perseroan sebelum aksi korporasi ini adalah sebanyak 14,2 miliar, sedangkan setelah aksi korporasi ini akan mencapai 15 miliar.
Setelah Merger, Kepemilikan MUFG di BDMN Berpotensi Menjadi 72,78%
Rencana penggabungan PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) dengan PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk (BBNP) pasca akuisisi oleh MUFG Bank Ltd ditargetkan akan selesai pada 1 Mei 2019 mendatang. Ada perubahan struktur pemegang saham kedua bank yang terjadi bila penggabungan atau merger tersebut selesai. Kepemilikan MUFG Bank di perseroan akan naik menjadi 72,78% dari posisi sebelum merger sebesar 40%. Jumlah saham MUFG Bank di BDMN akan menjadi 9,77 miliar lembar saham dari sebelumnya 3,83 miliar. Struktur ini berubah dengan asumsi Asia Financial (Indonesia) Pte. Ltd mengeksekusi haknya dengan menjual sahamnya kepada MUFG Bank. Sebelum merger, Asia Financial masih memiliki saham di BDMN sebesar 33,83%. Selain itu, ada pemegang saham baru di BDMN pasca merger yaitu ACOM, Co. Ltd sebesar 1,31%.
ITMG Anggarkan Capex USD107,1 Juta
PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) menganggarkan belanja modal sebesar USD 107,1 juta. Belanja modal ini akan digunakan untuk perbaikan infrastruktur tambang, meningkatkan kapasitas mesin dan peralatan tambang. Pendanaan untuk belanja modal pada tahun 2019 akan diperoleh dari kas internal perusahaan. ITMG menargetkan produksi batubara dari PT Trubaindo Coal Mining sebesar 4,6 juta metrik ton dan dari Bharinto Ekatama sebesar 2,7 juta ton.
WTON Ekspor Bantalan Rel Kereta Api ke Filipina
PT Inka Multi Solusi Trading (IMST) bekerja sama dengan PT Wika Beton Tbk (WTON) serta PT Pindad melakukan ekspor perdana bantalan rel kereta api ke Filipina dalam rangka sinergitas BUMN. Ekspor bantalan rel kereta itu merupakan yang pertama kali dan dikerjakan oleh tiga BUMN. Saat ini tiga BUMN itu mengekspor bantalan rel untuk pengerjaan trek sepanjang 300 meter. Ekspor perdana itu akan memicu proyek lainnya.
ACST Fokus Pada Proyek Infrastruktur Pada Tahun 2019
PT Acset Indonusa Tbk (ACST) memilikipipelinebaru sejumlah proyek jalan tol sejalan dengan fokus perseroan untuk mendapatkan proyek-proyek infrastruktur pada 2019. Perseroan masih fokus untuk mendapatkan proyek infrastruktur, termasuk jalan tol pada 2019. Sebagai salah satu strategi, tidak menutup kemungkinan ACST akan masuk sebagai investor meski hanya memiliki kepemilikan minoritas. Hal itu menjadi strategi perseroan untuk mendapatkan kesempatan lebih dari sisi kontraktor. Secara keseluruhan, ACST menganggarkan belanja modal Rp150 miliar.
ASII Beri Pinjaman Kepada Anak Usaha Rp80,277 Miliar
PT Astra International Tbk (ASII) memberikan pinjaman kepada anak usaha tidak langsung perseroan yaitu PT Pelabuhan Penajam Banua Taka, perusahaan yang bergerak di bidang jasa pelabuhan. Pada 22 Januari 2018, perseroan dan Pelabuhan Penajam Banua Taka menandatangani Perjanjian Pemberian Pinjaman dengan jumlah pokok maksimum sebesar Rp80,277 miliar. Pinjaman tersebut akan digunakan oleh Pelabuhan Penajam Banua Taka untuk keperluan umum korporasi. PT Pelabuhan Penajam Banua Taka atau yang lebih dikenal dengan sebutan Astra Infra Port – Eastkal merupakan fasilitas pelabuhan dan Pusat Logistik Berikat (PLB) yang terletak di wilayah Selat Makassar, Kalimantan Timur
Stock Pick
WIKA
Pada perdagangan kemarin saham WIKA ditutup menguat pada level harga 1850. WIKA selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1830-1870.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1880
ADHI
Pada perdagangan kemarin saham ADHI ditutup menguat pada level harga 1705. ADHI selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1680-1720.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1725
SMCB
Pada perdagangan kemarin saham SMCB ditutup menguat pada level harga 1855. SMCB selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1835-1875.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1880
BBNI
Pada perdagangan kemarin saham BBNI ditutup menguat dilevel harga 9250. BBNI selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 9150-9350.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 9400
JSMR
Pada perdagangan kemarin saham JSMR ditutup menguat pada level harga 4940. JSMR selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 4900-4990
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 5000
SCMA
Pada perdagangan kemarin saham SCMA ditutup menguat pada level harga 2000. SCMA selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1980-2020.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 2030
Disclaimer :
This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT Waterfront Sekuritas. It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of PT Waterfront Sekuritas and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied), its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither PT Waterfront Sekuritas, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, comissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.
This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. © PT Waterfront Sekuritas 2019
Published on 2019-01-23 07:58:23 (GMT +7)