22 Feb
Market Hari ini
Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Rabu 21 Februari 2018 ditutup melemah 0,29% pada level 6643. Sektor aneka industri dan properti konstruksi mengkontribusikan pelemahan terbesar. Investor asing net buy Rp79,02 miliar. Indeks di bursa Wall Street ditutup melemah setelah dirilisnya FOMC minutes yang mendorong kenaikan yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun pada level tertinggi selama empat tahun terakhir pada 2,957. Minutes dari pertemuan The Fed pada 30-31 Januari lalu menunjukkan setelah The Fed mempertahankan suku bunganya tetap, The Fed semakin percaya diri untuk tetap menaikkan suku bunga pada tahun ini dengan mayoritas pejabat The Fed meyakini bahwa inflasi akan meningkat pada tahun ini seiring dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi AS. Awalnya pasar merespon positif hal tersebut dimana indeks sempat menguat pada level tertinggi, namun kemudian indeks ditutup melemah. Probabilitas kenaikan suku bunga The Fed sebesar 0,25% pada pertemuan bulan Maret mendatang menjadi 93,5% menurut data Thomson Reuters.Sementara itu didorong oleh prospek kenaikan suku bunga dan data existing home sales yang secara tak terduga mengalami penurunan, membuat saham sektor properti mengalami koreksi. Untuk Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan hari ini diperkirakan bergerak mixed. IHSG bergerak dikisaran level 6610 - 6695
News & Analysis
APLN Targetkan Marketing Sales Rp4,9 Triliun
PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) menargetkan marketing sales atau prapenjualan senilai Rp 4,9 triliun pada tahun ini. Target tersebut sebetulnya cenderung stagnan dibandingkan pencapaian tahun 2017 yang mencapai Rp5,07 triliun. Namun jika melihat dari sisi penjualan property development, target tersebut masih bertumbuh. Perolehan marketing sales tahun lalu tidak sepenuhnya dari penjualan properti, tapi didukung dari hasil penjualan lahan industri. APLN berhasil menjual lahan seluas 216 hektare (ha) di Karawang, Jawa Barat kepada China Fortune Land Development senilai Rp 1,4 triliun. Adapun total prapenjualan yang dibukukan APLN tahun lalu dan murni dari bisnis properti hanya Rp 3,6 triliun.
Monjess Investama Tambah Kepemilikan di MKNT
PT Monjess Investama, pemegang saham terbesar PT Mitra komunikasi Investama Tbk (MKNT) telah menambah kepemilikan sahamnya. Monjess Investama melakukan penambahan sebanyak 400.000.000 lembar saham MKNT pada 8 Februari 2018 dengan harga Rp250 per lembar. Dengan demikian maka total kepemilikan saham Monjess Investama di MKNT bertambah menjadi 2.950.000.000 lembar saham atau 59% dari total saham perseroan dari sebelumnya 2.550.000.000 lembar saham atau 51%.
TOWR Berencana Bagi Dividen Hingga Rp1,5 Triliun
PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) akan melaksanakan pembagian deviden untuk tahun 2017 senilai Rp1 triliun—Rp1,5 triliun, selambat-lambatnya pada Mei 2018. TOWRmembayar deviden pertama perseroan untuk tahun 2016 yang sebesar Rp700 miliar. Pada Desember 2017, perseroan juga telah membayar deviden interim untuk tahun 2017 yang sebesar Rp300 miliar. Selama 2017, TOWR menerima lebih dari 2.300 permintaan untuk sewa menara. Dari keseluruhan order ini, hampir 1.600 tenancy leases telah mencapai status siap instalasi (RFI) dan telah mulai menghasilkan pendapatan sewa. Grup Perusahaan juga mendapatkan 3.700 additional equipment leases di tahun 2017 yang berasal dari para tenan menggunakan ruang sewa yang lebih banyak di situs menara dari penambahan perangkat mereka.
ARNA Akan Buyback Saham Dengan Dana Rp30 Miliar
PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA)berencana melakukan pembelian kembali(buyback) saham dengan tujuan menjaga kewajaran harga saham emiten tersebut. Perseroan akan menyediakan dana sebanyak-banyaknya sebesar Rp30 miliar untuk pembelian kembali saham perseroan. Pembelian kembali saham tersebur akan direalisasikan dalam waktu 12 bulan setelah RUPS perseroan pada bulan Maret 2018.
HRTA Tingkatkan Kapasitas Produksi Menjadi 730 Kg/Bulan
PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) berhasil meningkatkan kapasitas produksi menjadi 730 kilogram per bulan. Sebelum mencatatkan penawaran saham perdana,kapasitas produksi perseroan hanya 650 kg. Setelah IPO, kapasitas produksi HRTA sudah naik 12%. Rata-rata produksi per bulan menjadi 720 kg-730 kg. Kondisi itu meningkatkan utilitas HRTA dari posisi 26% menjadi 36% pada tahun ini. Kapasitas produksi maksimum dalam sebulan dapat mencapai 2.500 kg. Tahun ini, HRTA memproyeksikan pertumbuhan penjualan emas dapat mencapai 20% atau sekitar Rp3 triliun hingga akhir 2018. Pada tahun lalu, target penjualan perhiasan HRTA sudah tercapai. Hingga akhir 2017, perseroan berhasil membukukan penjualan hingga Rp2,5 triliun, tumbuh 19% dari posisi Rp2,1 triliun.
BNBR Berencana Restrukturisasi Utang Rp2,5 Triliun
PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) berencana akan restrukturisasisejumlah utang perusahaan lagi pada tahun ini minimal sebesar Rp 2,5 triliun.BNBR berencana merestrukturisasi utang hingga sekitar Rp 9 triliun sampai akhir 2018. Namun, untuk saat ini, baru senilai Rp 2,5 triliun yang sudah memperoleh persetujuan kreditur untuk dikonversi
Stock Pick
TLKM
Pada perdagangan kemarin saham TLKM kembali ditutup menguat di level 4070. Pergerakan saham TLKM selanjutnya diperkirakan pada kisaran 4020–4120. Rekomendasi Sell on Strength apabila tidak berhasil melewati level resisten di level harga 4120
KLBF
Pada perdagangan kemarin saham KLBF kembali ditutup menguat pada level 1635. Pergerakan KLBF selanjutnya diperkirakan pada kisaran 1615-1655.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1655
PTPP
Pada perdagangan kemarin saham PTPP menguat ditutup di 3200. Pergerakan saham PTPP selanjutnya diperkirakan pada kisaran 3180-3240.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak melewati level resisten 3240
BBCA
Pada perdagangan kemarin saham BBCA kembali ditutup menguat di level 24025. Pergerakan saham BBCA selanjutnya diperkirakan pada kisaran 23800–24250. Rekomendasi Sell on Strength apabila tidak berhasil melewati level resisten di level harga 24250
CPIN
Pada perdagangan kemarin saham CPIN kembali ditutup menguat pada level 3620. Pergerakan CPIN selanjutnya diperkirakan pada kisaran 3580-3660.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 3660
AKRA
Pada perdagangan kemarin saham AKRA menguat ditutup di 6000. Pergerakan saham AKRA selanjutnya diperkirakan pada kisaran 5900-6075.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak melewati level resisten 6075
HRUM
Pada perdagangan kemarin saham HRUM kembali ditutup menguat di level 3200. Pergerakan saham HRUM selanjutnya diperkirakan pada kisaran 3180–3240. Rekomendasi Sell on Strength apabila tidak berhasil melewati level resisten di level harga 3240
Disclaimer :
This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT Waterfront Sekuritas. It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of PT Waterfront Sekuritas and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied), its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither PT Waterfront Sekuritas, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, comissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.
This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. © PT Waterfront Sekuritas 2018
Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Rabu 21 Februari 2018 ditutup melemah 0,29% pada level 6643. Sektor aneka industri dan properti konstruksi mengkontribusikan pelemahan terbesar. Investor asing net buy Rp79,02 miliar. Indeks di bursa Wall Street ditutup melemah setelah dirilisnya FOMC minutes yang mendorong kenaikan yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun pada level tertinggi selama empat tahun terakhir pada 2,957. Minutes dari pertemuan The Fed pada 30-31 Januari lalu menunjukkan setelah The Fed mempertahankan suku bunganya tetap, The Fed semakin percaya diri untuk tetap menaikkan suku bunga pada tahun ini dengan mayoritas pejabat The Fed meyakini bahwa inflasi akan meningkat pada tahun ini seiring dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi AS. Awalnya pasar merespon positif hal tersebut dimana indeks sempat menguat pada level tertinggi, namun kemudian indeks ditutup melemah. Probabilitas kenaikan suku bunga The Fed sebesar 0,25% pada pertemuan bulan Maret mendatang menjadi 93,5% menurut data Thomson Reuters.Sementara itu didorong oleh prospek kenaikan suku bunga dan data existing home sales yang secara tak terduga mengalami penurunan, membuat saham sektor properti mengalami koreksi. Untuk Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan hari ini diperkirakan bergerak mixed. IHSG bergerak dikisaran level 6610 - 6695
News & Analysis
APLN Targetkan Marketing Sales Rp4,9 Triliun
PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) menargetkan marketing sales atau prapenjualan senilai Rp 4,9 triliun pada tahun ini. Target tersebut sebetulnya cenderung stagnan dibandingkan pencapaian tahun 2017 yang mencapai Rp5,07 triliun. Namun jika melihat dari sisi penjualan property development, target tersebut masih bertumbuh. Perolehan marketing sales tahun lalu tidak sepenuhnya dari penjualan properti, tapi didukung dari hasil penjualan lahan industri. APLN berhasil menjual lahan seluas 216 hektare (ha) di Karawang, Jawa Barat kepada China Fortune Land Development senilai Rp 1,4 triliun. Adapun total prapenjualan yang dibukukan APLN tahun lalu dan murni dari bisnis properti hanya Rp 3,6 triliun.
Monjess Investama Tambah Kepemilikan di MKNT
PT Monjess Investama, pemegang saham terbesar PT Mitra komunikasi Investama Tbk (MKNT) telah menambah kepemilikan sahamnya. Monjess Investama melakukan penambahan sebanyak 400.000.000 lembar saham MKNT pada 8 Februari 2018 dengan harga Rp250 per lembar. Dengan demikian maka total kepemilikan saham Monjess Investama di MKNT bertambah menjadi 2.950.000.000 lembar saham atau 59% dari total saham perseroan dari sebelumnya 2.550.000.000 lembar saham atau 51%.
TOWR Berencana Bagi Dividen Hingga Rp1,5 Triliun
PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) akan melaksanakan pembagian deviden untuk tahun 2017 senilai Rp1 triliun—Rp1,5 triliun, selambat-lambatnya pada Mei 2018. TOWRmembayar deviden pertama perseroan untuk tahun 2016 yang sebesar Rp700 miliar. Pada Desember 2017, perseroan juga telah membayar deviden interim untuk tahun 2017 yang sebesar Rp300 miliar. Selama 2017, TOWR menerima lebih dari 2.300 permintaan untuk sewa menara. Dari keseluruhan order ini, hampir 1.600 tenancy leases telah mencapai status siap instalasi (RFI) dan telah mulai menghasilkan pendapatan sewa. Grup Perusahaan juga mendapatkan 3.700 additional equipment leases di tahun 2017 yang berasal dari para tenan menggunakan ruang sewa yang lebih banyak di situs menara dari penambahan perangkat mereka.
ARNA Akan Buyback Saham Dengan Dana Rp30 Miliar
PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA)berencana melakukan pembelian kembali(buyback) saham dengan tujuan menjaga kewajaran harga saham emiten tersebut. Perseroan akan menyediakan dana sebanyak-banyaknya sebesar Rp30 miliar untuk pembelian kembali saham perseroan. Pembelian kembali saham tersebur akan direalisasikan dalam waktu 12 bulan setelah RUPS perseroan pada bulan Maret 2018.
HRTA Tingkatkan Kapasitas Produksi Menjadi 730 Kg/Bulan
PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) berhasil meningkatkan kapasitas produksi menjadi 730 kilogram per bulan. Sebelum mencatatkan penawaran saham perdana,kapasitas produksi perseroan hanya 650 kg. Setelah IPO, kapasitas produksi HRTA sudah naik 12%. Rata-rata produksi per bulan menjadi 720 kg-730 kg. Kondisi itu meningkatkan utilitas HRTA dari posisi 26% menjadi 36% pada tahun ini. Kapasitas produksi maksimum dalam sebulan dapat mencapai 2.500 kg. Tahun ini, HRTA memproyeksikan pertumbuhan penjualan emas dapat mencapai 20% atau sekitar Rp3 triliun hingga akhir 2018. Pada tahun lalu, target penjualan perhiasan HRTA sudah tercapai. Hingga akhir 2017, perseroan berhasil membukukan penjualan hingga Rp2,5 triliun, tumbuh 19% dari posisi Rp2,1 triliun.
BNBR Berencana Restrukturisasi Utang Rp2,5 Triliun
PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) berencana akan restrukturisasisejumlah utang perusahaan lagi pada tahun ini minimal sebesar Rp 2,5 triliun.BNBR berencana merestrukturisasi utang hingga sekitar Rp 9 triliun sampai akhir 2018. Namun, untuk saat ini, baru senilai Rp 2,5 triliun yang sudah memperoleh persetujuan kreditur untuk dikonversi
Stock Pick
TLKM
Pada perdagangan kemarin saham TLKM kembali ditutup menguat di level 4070. Pergerakan saham TLKM selanjutnya diperkirakan pada kisaran 4020–4120. Rekomendasi Sell on Strength apabila tidak berhasil melewati level resisten di level harga 4120
KLBF
Pada perdagangan kemarin saham KLBF kembali ditutup menguat pada level 1635. Pergerakan KLBF selanjutnya diperkirakan pada kisaran 1615-1655.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1655
PTPP
Pada perdagangan kemarin saham PTPP menguat ditutup di 3200. Pergerakan saham PTPP selanjutnya diperkirakan pada kisaran 3180-3240.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak melewati level resisten 3240
BBCA
Pada perdagangan kemarin saham BBCA kembali ditutup menguat di level 24025. Pergerakan saham BBCA selanjutnya diperkirakan pada kisaran 23800–24250. Rekomendasi Sell on Strength apabila tidak berhasil melewati level resisten di level harga 24250
CPIN
Pada perdagangan kemarin saham CPIN kembali ditutup menguat pada level 3620. Pergerakan CPIN selanjutnya diperkirakan pada kisaran 3580-3660.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 3660
AKRA
Pada perdagangan kemarin saham AKRA menguat ditutup di 6000. Pergerakan saham AKRA selanjutnya diperkirakan pada kisaran 5900-6075.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak melewati level resisten 6075
HRUM
Pada perdagangan kemarin saham HRUM kembali ditutup menguat di level 3200. Pergerakan saham HRUM selanjutnya diperkirakan pada kisaran 3180–3240. Rekomendasi Sell on Strength apabila tidak berhasil melewati level resisten di level harga 3240
Disclaimer :
This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT Waterfront Sekuritas. It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of PT Waterfront Sekuritas and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied), its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither PT Waterfront Sekuritas, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, comissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.
This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. © PT Waterfront Sekuritas 2018
Published on 2018-02-22 08:05:12 (GMT +7)