18 Sept
Market Hari ini
Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Selasa 17 September 2019 ditutup menguat 0,28% pada level 6236. Sektor perkebunan mengalami kenaikan terbesar. Investor asing net sell Rp585,68 miliar. Indeks di bursa Wall Street ditutup menguat seiring dengan berkurangnya dampak negatif dari kenaikan harga minyak akibat serangan fasilitas minyak di Arab Saudi pada akhir pekan lalu. Pasar menantikan hasil pertemuan The Fed yang akan diumumkan hari Rabu waktu AS, dimana pasar memprediksi The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 0,25%, yang merupakan penurunan kedua pada tahun ini. Pasar juga akan menantikan petunjuk dari The Fed sampai seberapa besar The Fed akan melonggarkan kebijakan moneternya setelah pertemuan ini.investor akan risiko politik berkurang setelah Presiden Trump menyatakan tidak ingin berperang. Arab Saudi menyatakan sudah akan pulih produksi minyaknya pada akhir bulan ini, sehingga mendorong penurunan harga minyak mentah setelah mengalami kenaikan signifikan akibat serangan tersebut. Sementara itu data industrial production AS pada bulan Agustus mengalami kenaikan 0,6%, lebih baik dibandingkan estimasi yang sebesar 0,1% serta dari bulan sebelumnya yang turun 0,1%. Untuk Indeks Harga Saham Gabungan diperkirakan akan bergerak mixed. IHSG bergerak pada kisaran level 6180 - 6310
News & Analysis
GPRA Berencana Alihkan Saham Hasil Buyback Ke Perusahaan Afiliasi
PT Perdana Gapuraprima Tbk (GPRA) berencana melakukan pengalihan saham hasil pembelian kembali (pengalihan saham buyback). Perseroan telah melakukan buyback saham yang dilakukan dalam beberapa tahap pada tahun 2013 dimana jumlah total akumulasi saham buyback telah mencapai 3.550.000 lembar saham. Perseroan bermaksud mengalihkan hasil buyback tersebut tanpa melalui perdagangan saham di BEI karena dijual kepada perusahaan afiliasi. Hasil penjualan saham hasil buyback tersebut guna mendukung likuditas perusahaan. Saham hasil buyback akan dijual kepada perusahaan afiliasi yaitu PT Abadi Mukti Guna Lestari yang bergerak di bidang properti. Dimana PT Abadi Mukti Guna Lestari adalah salah satu pemegang saham perseroan.
PJAA Dapat Fasilitas Kredit Rp300 Miliar
PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) telah menandatangani fasilitas kredit pembiayaan operasional dengan Bank DKI pada 13 September 2019. Nilai pemberian kredit sebesar Rp300 miliar. Transaksi ini merupakan transaksi afiliasi dimana perseroan dan bank DKI memiliki pemegang saham yang sama. Fasilitas pembiayaan ini akan digunakan perseroan untuk menunjang operasional perseroan.
Penjualan Semen INTP Pada Agustus Turun 5,8% yoy
Penjualan semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) pada Agustus 2019 mengalami penurunan sebesar 5,8% secara tahunan. Volume penjualan semen perseroan mencapai 1,6 juta ton. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun lalu. Jika dibandingkan dengan volume penjualan bulan sebelumnya juga terdapat penurunan. Pada Juli 2019 volume penjualan perseroan sebesar 1,7 juta ton. Sepanjang periode berjalan hingga Agustus 2019, INTP mencatatkan penjualan semen sebesar 11,2 juta ton. Penurunan penjualan tersebut sejalan dengan konsumsi domestik yang mengalami penurunan. Konsumsi semen di Indonesia tercatat turun 2,26% dari 43,03 juta ton menjadi 42,03 juta ton sepanjang Januari—Agustus 2019.
DSSA Targetkan Tambahan Pendapatan 14% Dari Dua PLTU
PT Dian Swastika Sentosa Tbk (DSSA) menargetkan dapat tambahan pendapatan sebesar 14% dari dua proyek PLTU di Sulawesi dan Kalimantan. Perseroan sedang fokus dalam penyelesaian dua proyek Independent Power Producer (IPP) pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), yakni IPP PLTU Kendari-3 dan IPP PLTU Kalteng-1. Kedua proyek tersebut ditargetkan dapat menambah pemasukan pada akhir tahun 2019. DSSA menargetkan pendapatan sebesar USD1,6 miliar sampai dengan USD1,7 miliar pada akhir 2019. Sehingga perseroan dapat membukukan pendapatan sebesar USD224 juta sampai dengan USD238 juta.
TFAS Fokus Pada Aplikasi Pasar SDM
PT Telefast Indonesia Tbk (TFAS) akan fokus menggarap pasar sumber dana manusia (SDM) lewat penyediaan aplikasi karyawan dan pencari kerja. TFAS ingin menangkap peluang di pasar atau bisnis yang terkait dengan SDM. Saat ini, untuk SDM belum banyak yang mendigitalisasi, mengupayakan SDM ini terdigitalisasi dan terintegrasi. TFAS memiliki empat lini usaha, yaitu distributor produk telekomunikasi dengan area pemasaran di Banten dan Jawa Tengah, aplikasi HR-Ku yaitu layanan Human Resource Information System (HRIS) berbasis cloud, platform digital Bilik Kerja, dan outsourcing SDM lewat anak usahanya PT Emitama Wahana Mandiri.
TELE Terbitkan Obligasi Senilai Rp500 Miliar
Setelah menyelesaikan proses Penawaran Umum Berkelanjutan II, PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE) Tahap II Tahun 2019 maka jumlah pokok obligasi yang diterbitkan sebesar Rp500 miliar dengan jangka waktu 3 tahun dengan bunga 11,50% per tahun. Obligasi ini ditawarkan dengan nilai 10% dari jumlah Pokok Obligasi yang akan diterbitkan. Pembayaran bunga obligasi pertama akan dilakukan pada 19 Desember 2019 dan pembayaran bunga terakhir pada 19 September 2022
Stock Pick
TLKM
Pada perdagangan kemarin saham TLKM ditutup menguat pada level harga 4270. TLKM selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 4210-4320.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 4330
RALS
Pada perdagangan kemarin saham RALS ditutup menguat dilevel harga 1250. RALS selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1235-1265.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1265
BSDE
Pada perdagangan kemarin saham BSDE ditutup menguat pada level 1385. BSDE selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1365-1400
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1405
SMRA
Pada perdagangan kemarin saham SMRA ditutup menguat pada level harga 1220. SMRA selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1200-1235.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1240
KLBF
Pada perdagangan kemarin saham KLBF ditutup menguat pada level harga 1680. KLBF selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1660-1700
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1705
CTRA
Pada perdagangan kemarin saham CTRA menguat pada level harga 1105. CTRA selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1090-1120.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1120
Disclaimer :
This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT Waterfront Sekuritas. It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of PT Waterfront Sekuritas and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied), its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither PT Waterfront Sekuritas, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, comissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.
This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. © PT Waterfront Sekuritas 2019
Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Selasa 17 September 2019 ditutup menguat 0,28% pada level 6236. Sektor perkebunan mengalami kenaikan terbesar. Investor asing net sell Rp585,68 miliar. Indeks di bursa Wall Street ditutup menguat seiring dengan berkurangnya dampak negatif dari kenaikan harga minyak akibat serangan fasilitas minyak di Arab Saudi pada akhir pekan lalu. Pasar menantikan hasil pertemuan The Fed yang akan diumumkan hari Rabu waktu AS, dimana pasar memprediksi The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 0,25%, yang merupakan penurunan kedua pada tahun ini. Pasar juga akan menantikan petunjuk dari The Fed sampai seberapa besar The Fed akan melonggarkan kebijakan moneternya setelah pertemuan ini.investor akan risiko politik berkurang setelah Presiden Trump menyatakan tidak ingin berperang. Arab Saudi menyatakan sudah akan pulih produksi minyaknya pada akhir bulan ini, sehingga mendorong penurunan harga minyak mentah setelah mengalami kenaikan signifikan akibat serangan tersebut. Sementara itu data industrial production AS pada bulan Agustus mengalami kenaikan 0,6%, lebih baik dibandingkan estimasi yang sebesar 0,1% serta dari bulan sebelumnya yang turun 0,1%. Untuk Indeks Harga Saham Gabungan diperkirakan akan bergerak mixed. IHSG bergerak pada kisaran level 6180 - 6310
News & Analysis
GPRA Berencana Alihkan Saham Hasil Buyback Ke Perusahaan Afiliasi
PT Perdana Gapuraprima Tbk (GPRA) berencana melakukan pengalihan saham hasil pembelian kembali (pengalihan saham buyback). Perseroan telah melakukan buyback saham yang dilakukan dalam beberapa tahap pada tahun 2013 dimana jumlah total akumulasi saham buyback telah mencapai 3.550.000 lembar saham. Perseroan bermaksud mengalihkan hasil buyback tersebut tanpa melalui perdagangan saham di BEI karena dijual kepada perusahaan afiliasi. Hasil penjualan saham hasil buyback tersebut guna mendukung likuditas perusahaan. Saham hasil buyback akan dijual kepada perusahaan afiliasi yaitu PT Abadi Mukti Guna Lestari yang bergerak di bidang properti. Dimana PT Abadi Mukti Guna Lestari adalah salah satu pemegang saham perseroan.
PJAA Dapat Fasilitas Kredit Rp300 Miliar
PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) telah menandatangani fasilitas kredit pembiayaan operasional dengan Bank DKI pada 13 September 2019. Nilai pemberian kredit sebesar Rp300 miliar. Transaksi ini merupakan transaksi afiliasi dimana perseroan dan bank DKI memiliki pemegang saham yang sama. Fasilitas pembiayaan ini akan digunakan perseroan untuk menunjang operasional perseroan.
Penjualan Semen INTP Pada Agustus Turun 5,8% yoy
Penjualan semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) pada Agustus 2019 mengalami penurunan sebesar 5,8% secara tahunan. Volume penjualan semen perseroan mencapai 1,6 juta ton. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun lalu. Jika dibandingkan dengan volume penjualan bulan sebelumnya juga terdapat penurunan. Pada Juli 2019 volume penjualan perseroan sebesar 1,7 juta ton. Sepanjang periode berjalan hingga Agustus 2019, INTP mencatatkan penjualan semen sebesar 11,2 juta ton. Penurunan penjualan tersebut sejalan dengan konsumsi domestik yang mengalami penurunan. Konsumsi semen di Indonesia tercatat turun 2,26% dari 43,03 juta ton menjadi 42,03 juta ton sepanjang Januari—Agustus 2019.
DSSA Targetkan Tambahan Pendapatan 14% Dari Dua PLTU
PT Dian Swastika Sentosa Tbk (DSSA) menargetkan dapat tambahan pendapatan sebesar 14% dari dua proyek PLTU di Sulawesi dan Kalimantan. Perseroan sedang fokus dalam penyelesaian dua proyek Independent Power Producer (IPP) pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), yakni IPP PLTU Kendari-3 dan IPP PLTU Kalteng-1. Kedua proyek tersebut ditargetkan dapat menambah pemasukan pada akhir tahun 2019. DSSA menargetkan pendapatan sebesar USD1,6 miliar sampai dengan USD1,7 miliar pada akhir 2019. Sehingga perseroan dapat membukukan pendapatan sebesar USD224 juta sampai dengan USD238 juta.
TFAS Fokus Pada Aplikasi Pasar SDM
PT Telefast Indonesia Tbk (TFAS) akan fokus menggarap pasar sumber dana manusia (SDM) lewat penyediaan aplikasi karyawan dan pencari kerja. TFAS ingin menangkap peluang di pasar atau bisnis yang terkait dengan SDM. Saat ini, untuk SDM belum banyak yang mendigitalisasi, mengupayakan SDM ini terdigitalisasi dan terintegrasi. TFAS memiliki empat lini usaha, yaitu distributor produk telekomunikasi dengan area pemasaran di Banten dan Jawa Tengah, aplikasi HR-Ku yaitu layanan Human Resource Information System (HRIS) berbasis cloud, platform digital Bilik Kerja, dan outsourcing SDM lewat anak usahanya PT Emitama Wahana Mandiri.
TELE Terbitkan Obligasi Senilai Rp500 Miliar
Setelah menyelesaikan proses Penawaran Umum Berkelanjutan II, PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE) Tahap II Tahun 2019 maka jumlah pokok obligasi yang diterbitkan sebesar Rp500 miliar dengan jangka waktu 3 tahun dengan bunga 11,50% per tahun. Obligasi ini ditawarkan dengan nilai 10% dari jumlah Pokok Obligasi yang akan diterbitkan. Pembayaran bunga obligasi pertama akan dilakukan pada 19 Desember 2019 dan pembayaran bunga terakhir pada 19 September 2022
Stock Pick
TLKM
Pada perdagangan kemarin saham TLKM ditutup menguat pada level harga 4270. TLKM selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 4210-4320.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 4330
RALS
Pada perdagangan kemarin saham RALS ditutup menguat dilevel harga 1250. RALS selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1235-1265.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1265
BSDE
Pada perdagangan kemarin saham BSDE ditutup menguat pada level 1385. BSDE selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1365-1400
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1405
SMRA
Pada perdagangan kemarin saham SMRA ditutup menguat pada level harga 1220. SMRA selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1200-1235.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1240
KLBF
Pada perdagangan kemarin saham KLBF ditutup menguat pada level harga 1680. KLBF selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1660-1700
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1705
CTRA
Pada perdagangan kemarin saham CTRA menguat pada level harga 1105. CTRA selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1090-1120.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1120
Disclaimer :
This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT Waterfront Sekuritas. It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of PT Waterfront Sekuritas and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied), its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither PT Waterfront Sekuritas, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, comissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.
This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. © PT Waterfront Sekuritas 2019
Published on 2019-09-18 08:33:55 (GMT +7)