16 Oct
Market Hari ini
Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Selasa 15 Oktober 2019 ditutup menguat 0,51% pada level 6158. Sektor industri dasar mencatatkan penguatan terbesar. Investor asing net sell Rp643,25 miliar. Indeks di bursa Wall Street ditutup menguat dipicu oleh optimisme akan laporan kinerja emiten seiring dengan dimulainya earning season triwulan III. Beberapa emiten besar yang merilis laporan keuangan kemarin diantaranya JP Morgan, Citigroup, Goldman Sachs, Wells Fargo dan Johnson & Johnson. Berdasarkan konsensus, rata-rata laba emiten dalam indeks S&P500 diperkirakan turun 3%, lebih rendah dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang tumbuh 12%. Dari 34 emiten yang telah merilis laporan keuangan, sebesar 88% membukukan laba yang melebihi estimasi. Optimisme akan laporan kinerja emiten yang lebih baik dari estimasi mendorong investor kembali masuk ke pasar saham. Menambah sentimen positif, adanya ekspektasi bahwa Inggris dan Uni Eropa akan mencapai kesepakatan mengenai Brexit sebelum batas waktu akhir bulan ini.pertemuan antara Inggris dan Uni Eropa pada hari Kamis dan Jumat pekan ini. Jika tercapai kesepakatan maka akan menghindari terjadinya Brexit tanpa kesepakatan pada 31 Oktober. Untuk Indeks Harga Saham Gabungan diperkirakan bergerak mixed. IHSG bergerak pada kisaran level 6100 - 6240
News & Analysis
ISAT Jual 3.100 Menara Kepada Anak Usaha TLKM dan TOWR Senilai Rp6,39 Triliun
PT Indosat Ooredoo Tbk (ISAT) melaporkan rencana transaksi perjanjian jual beli menara dengan Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) anak usaha PT Telkom Tbk (TLKM) dan PT Protelindo, anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR). Perseroan telah menandatangani perjanjian jual beli (SPA) dengan kedua pembeli tersebut pada 14 Oktober 2019 dimana Mitratel akan membeli 2.100 menara telekomunikasi perseroan senilai Rp4,44 triliun dan 1.000 menara telekomunikasi oleh Protelindo senilai Rp1,95 triliun. Total transaksi perjanjian jual beli tersebut senilai Rp6,39 triliun atau lebih besar 50% dari ekuitas perseroan berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2019 yang Rp5,89 triliun. Penutupan rencana transaksi dijadwalkan pada 16 Desember 2019.
IRRA Targetkan Laba Tahun Depan Meningkat 43%
PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) optimis kinerja perusahaan akan lebih baik pada masa mendatang. Perseroan menargetkan laba bersih tahun 2020 dapat mencapai Rp46 miliar atau lebih besar 43,75% dari target tahun 2019 sebesar Rp32 miliar yang akan ditopang oleh penjualan alat kesehatan ke institusi pemerintah dan Palang Merah Indonesia (PMI). Target laba bersih pada 2019 senilai Rp32 miliar akan ditopang oleh total penjualan sebesar Rp300 miliar. Untuk tahun depan ditargetkan nilai penjualan dapat mencapai Rp422 miliar.
Pefindo Tegaskan Peringkat idBBB Untuk ZINC Dengan Outlook Stabil
Pefindo menegaskan peringkat "idBBB" kepada PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) dan Obligasi I 2018 Seri A-E. Outlook atas peringkat Perusahaan adalah "stabil". Peringkat tersebut mencerminkan cadangan dan sumber daya ZINC yang memadai dan juga operasi Perusahaan yang akan semakin terintegrasi secara vertikal dalam jangka waktu dekat dan menengah dengan beroperasinya smelter timbal dan seng. Peringkat perusahaan dibatasi oleh struktur permodalan yang semakin agresif dan perlindungan arus kas yang melemah, marjin yang lebih rendah daripada pesaing global, dan eksposur terhadap fluktuasi harga komoditas.
MAYA Akan Rights Issue 455,4 Juta Saham Pada Harga Rp2200/saham
PT Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA) akan melakukan Penambahan Modal Dengan Memberikan Penawaran Umum Terbatas XII kepada Pemegang Saham dalam rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Perseroan melakukan PUT XII untuk menawarkan sebanyak-banyaknya 455.494.000 saham seri B atas nama dengan nilai nominal Rp100 dan harga pelaksanaan Rp2.200 per saham dengan nilai tambahan modal sebanyak-banyaknya Rp1.002.086.800.000. Setiap pemegang 14 saham lama yang namanya tercatat pada 20 November 2019 berhak atas 1 HMETD dimana 1 HMETD berhak untuk membeli 1 saham baru dengan harga pelaksanaan Rp2.200.
INCO Optimis Dapat Bukukan Laba Pada Akhir Tahun Ini
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) optimistis dapat membukukan laba pada tahun ini setelah pada periode semester I/2019 perseroan membukukan kerugian. INCO memproyeksikan bahwa kinerja keuangan perseroan pada kuartal IV/2019 akan jauh lebih baik dibandingkan dengan periode sebelumnya. Pada laporan keuangan semester I/2019, INCO membukukan pendapatan USD292,25 juta. Pencapaian itu turun 21,99% dari USD374,61 juta pada periode yang sama tahun lalu. Motor utama kenaikan kinerja keuangan pada kuartal IV/2019 adalah faktor harga dan juga kapasitas produksi yang lebih baik dibandingkan dengan awal tahun.
IKAI Berencana Private Placement 1,21 Miliar Saham
PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk (IKAI) berencana untuk melakukan penambahan modal melalui Perseroan Tanpa Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PTMHMETD) atau private placement. Perseroan berencana meminta persetujuan pemegang saham melalui RUPSLB pada 17 Oktober 2019 mendatang. Private placement tersebut sebanyak-banyaknya sebesar 1,21 miliar saham seri B atau 10% dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan per tanggal 30 Juni 2019
Stock Pick
SCMA
Pada perdagangan kemarin saham SCMA ditutup menguat pada level harga 1130. SCMA selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1115-1140.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1145
CPIN
Pada perdagangan kemarin saham CPIN ditutup menguat dilevel harga 5700. CPIN selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 5625-5775.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 5800
JPFA
Pada perdagangan kemarin saham JPFA ditutup menguat pada level 1615. JPFA selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1595-1635
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1640
JSMR
Pada perdagangan kemarin saham JSMR ditutup menguat pada level harga 5700. JSMR selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 5625-5775.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 5800
BBNI
Pada perdagangan kemarin saham BBNI ditutup menguat pada level harga 7150. BBNI selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 7050-7250
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 7300
BMRI
Pada perdagangan kemarin saham BMRI ditutup menguat pada level harga 6575. BMRI selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 6475-6650.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 6675
Disclaimer : ON ~ Vyan/Waterfront Sekuritas
Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Selasa 15 Oktober 2019 ditutup menguat 0,51% pada level 6158. Sektor industri dasar mencatatkan penguatan terbesar. Investor asing net sell Rp643,25 miliar. Indeks di bursa Wall Street ditutup menguat dipicu oleh optimisme akan laporan kinerja emiten seiring dengan dimulainya earning season triwulan III. Beberapa emiten besar yang merilis laporan keuangan kemarin diantaranya JP Morgan, Citigroup, Goldman Sachs, Wells Fargo dan Johnson & Johnson. Berdasarkan konsensus, rata-rata laba emiten dalam indeks S&P500 diperkirakan turun 3%, lebih rendah dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang tumbuh 12%. Dari 34 emiten yang telah merilis laporan keuangan, sebesar 88% membukukan laba yang melebihi estimasi. Optimisme akan laporan kinerja emiten yang lebih baik dari estimasi mendorong investor kembali masuk ke pasar saham. Menambah sentimen positif, adanya ekspektasi bahwa Inggris dan Uni Eropa akan mencapai kesepakatan mengenai Brexit sebelum batas waktu akhir bulan ini.pertemuan antara Inggris dan Uni Eropa pada hari Kamis dan Jumat pekan ini. Jika tercapai kesepakatan maka akan menghindari terjadinya Brexit tanpa kesepakatan pada 31 Oktober. Untuk Indeks Harga Saham Gabungan diperkirakan bergerak mixed. IHSG bergerak pada kisaran level 6100 - 6240
News & Analysis
ISAT Jual 3.100 Menara Kepada Anak Usaha TLKM dan TOWR Senilai Rp6,39 Triliun
PT Indosat Ooredoo Tbk (ISAT) melaporkan rencana transaksi perjanjian jual beli menara dengan Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) anak usaha PT Telkom Tbk (TLKM) dan PT Protelindo, anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR). Perseroan telah menandatangani perjanjian jual beli (SPA) dengan kedua pembeli tersebut pada 14 Oktober 2019 dimana Mitratel akan membeli 2.100 menara telekomunikasi perseroan senilai Rp4,44 triliun dan 1.000 menara telekomunikasi oleh Protelindo senilai Rp1,95 triliun. Total transaksi perjanjian jual beli tersebut senilai Rp6,39 triliun atau lebih besar 50% dari ekuitas perseroan berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2019 yang Rp5,89 triliun. Penutupan rencana transaksi dijadwalkan pada 16 Desember 2019.
IRRA Targetkan Laba Tahun Depan Meningkat 43%
PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) optimis kinerja perusahaan akan lebih baik pada masa mendatang. Perseroan menargetkan laba bersih tahun 2020 dapat mencapai Rp46 miliar atau lebih besar 43,75% dari target tahun 2019 sebesar Rp32 miliar yang akan ditopang oleh penjualan alat kesehatan ke institusi pemerintah dan Palang Merah Indonesia (PMI). Target laba bersih pada 2019 senilai Rp32 miliar akan ditopang oleh total penjualan sebesar Rp300 miliar. Untuk tahun depan ditargetkan nilai penjualan dapat mencapai Rp422 miliar.
Pefindo Tegaskan Peringkat idBBB Untuk ZINC Dengan Outlook Stabil
Pefindo menegaskan peringkat "idBBB" kepada PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) dan Obligasi I 2018 Seri A-E. Outlook atas peringkat Perusahaan adalah "stabil". Peringkat tersebut mencerminkan cadangan dan sumber daya ZINC yang memadai dan juga operasi Perusahaan yang akan semakin terintegrasi secara vertikal dalam jangka waktu dekat dan menengah dengan beroperasinya smelter timbal dan seng. Peringkat perusahaan dibatasi oleh struktur permodalan yang semakin agresif dan perlindungan arus kas yang melemah, marjin yang lebih rendah daripada pesaing global, dan eksposur terhadap fluktuasi harga komoditas.
MAYA Akan Rights Issue 455,4 Juta Saham Pada Harga Rp2200/saham
PT Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA) akan melakukan Penambahan Modal Dengan Memberikan Penawaran Umum Terbatas XII kepada Pemegang Saham dalam rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Perseroan melakukan PUT XII untuk menawarkan sebanyak-banyaknya 455.494.000 saham seri B atas nama dengan nilai nominal Rp100 dan harga pelaksanaan Rp2.200 per saham dengan nilai tambahan modal sebanyak-banyaknya Rp1.002.086.800.000. Setiap pemegang 14 saham lama yang namanya tercatat pada 20 November 2019 berhak atas 1 HMETD dimana 1 HMETD berhak untuk membeli 1 saham baru dengan harga pelaksanaan Rp2.200.
INCO Optimis Dapat Bukukan Laba Pada Akhir Tahun Ini
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) optimistis dapat membukukan laba pada tahun ini setelah pada periode semester I/2019 perseroan membukukan kerugian. INCO memproyeksikan bahwa kinerja keuangan perseroan pada kuartal IV/2019 akan jauh lebih baik dibandingkan dengan periode sebelumnya. Pada laporan keuangan semester I/2019, INCO membukukan pendapatan USD292,25 juta. Pencapaian itu turun 21,99% dari USD374,61 juta pada periode yang sama tahun lalu. Motor utama kenaikan kinerja keuangan pada kuartal IV/2019 adalah faktor harga dan juga kapasitas produksi yang lebih baik dibandingkan dengan awal tahun.
IKAI Berencana Private Placement 1,21 Miliar Saham
PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk (IKAI) berencana untuk melakukan penambahan modal melalui Perseroan Tanpa Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PTMHMETD) atau private placement. Perseroan berencana meminta persetujuan pemegang saham melalui RUPSLB pada 17 Oktober 2019 mendatang. Private placement tersebut sebanyak-banyaknya sebesar 1,21 miliar saham seri B atau 10% dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan per tanggal 30 Juni 2019
Stock Pick
SCMA
Pada perdagangan kemarin saham SCMA ditutup menguat pada level harga 1130. SCMA selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1115-1140.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1145
CPIN
Pada perdagangan kemarin saham CPIN ditutup menguat dilevel harga 5700. CPIN selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 5625-5775.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 5800
JPFA
Pada perdagangan kemarin saham JPFA ditutup menguat pada level 1615. JPFA selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1595-1635
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1640
JSMR
Pada perdagangan kemarin saham JSMR ditutup menguat pada level harga 5700. JSMR selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 5625-5775.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 5800
BBNI
Pada perdagangan kemarin saham BBNI ditutup menguat pada level harga 7150. BBNI selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 7050-7250
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 7300
BMRI
Pada perdagangan kemarin saham BMRI ditutup menguat pada level harga 6575. BMRI selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 6475-6650.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 6675
Disclaimer : ON ~ Vyan/Waterfront Sekuritas
Published on 2019-10-16 08:05:00 (GMT +7)