16 Apr 24
Market Review and Prediction
Indeks di bursa Wall Street pada perdagangan Senin kemarin ditutup melemah akibat kenaikan yield US-Treasury dan meningkatnya ketegangan politik di Timur Tengah. Yield US-Treasury dengan tenor 10 tahun mencapai level 4,6%, yang merupakan level tertinggi sejak November. Data penjualan ritel bulan Maret sebesar 0,7%, di atas estimasi yang sebesar 0,3%. Data ini mengindikasikan daya beli konsumen masih kuat meskipun laju inflasi masih cukup tinggi.
Pada pekan lalu, indeks di bursa Wall Street ditutup melemah, yang antara lain disebabkan oleh kekhawatiran akan tekanan inflasi yang terus menerus menimbulkan kecemasan apakah The Fed akan jadi menurunkan suku bunga pada tahun ini, serta meningkatnya ketegangan di Timur Tengah antara Israel dan Iran. Selain itu kekhawatiran akan laba emiten pada Q1/2024 seiring telah dimulainya earning season di Wall Street juga menambah sentiment negatif, selain naiknya harga minyak mentah dan dollar AS. Harga emas juga mencapai rekor tertinggi baru seiring meningkatnya permintaan akan safe haven akibat meningkatnya ketegangan politik di Timur Tengah.
Data inflasi AS bulan Maret yang di atas perkiraan dan masih jauh dari target The Fed 2%, membuat pasar mengubah prediksinya bahwa penurunan suku bunga The Fed diperkirakan baru akan mulai turun pada pertemuan September, dari prediksi semula pada Juni. Selain itu, frekuensi penurunannya diprediksi hanya dua kali pada tahun ini, dibandingkan prediksi semula sebanyak tiga kali. Kenaikan harga minyak mentah akhir-akhir ini juga meningkatkan kekhawatiran investor bahwa laju inflasi AS masih akan lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya, sehingga menimbulkan kecemasan pasar apakah The Fed akan jadi menurunkan suku bunga pada tahun ini. Data ekonomi AS yang akan dirilis pada pekan ini diantaranya retail sales, housing starts dan building permits.
IHSG pada perdagangan Jumat 5 April 2024 ditutup menguat 0,45% pada level 7286. Saham sektor infrastruktur membukukan penguatan terbesar, sedangkan saham sektor transportasi mengalami koreksi terbesar. Investor asing mencatatkan net sell Rp3,760 triliun termasuk transaksi di pasar non reguler. Menurunnya potensi penurunan suku bunga The Fed, pelemahan dollar AS, serta laju inflasi domestik cenderung meningkat karena faktor musiman, diperkirakan akan menjadi faktor negatif bagi saham-saham yang sensitif dengan suku bunga, seperti perbankan, properti, otomotif dan pembiayaan. Selain itu waspadai pula sentiment negatif terhadap emiten yang mempunyai bobot utang dalam valas yang besar. Di lain pihak, adanya sanksi AS dan Inggris terhadap aluminium, tembaga dan nikel Rusia serta kenaikan harga emas diperkirakan berpotensi menjadi faktor positif terhadap saham-saham terkait. Pada perdagangan hari ini IHSG diperkirakan bergerak pada kisaran support 7245/7200 dan resistance 7300/7350. Stock pick: ANTM, PGEO, AMMN, PTBA, ADRO, INCO, MDKA
Indeks di bursa Wall Street pada perdagangan Senin kemarin ditutup melemah akibat kenaikan yield US-Treasury dan meningkatnya ketegangan politik di Timur Tengah. Yield US-Treasury dengan tenor 10 tahun mencapai level 4,6%, yang merupakan level tertinggi sejak November. Data penjualan ritel bulan Maret sebesar 0,7%, di atas estimasi yang sebesar 0,3%. Data ini mengindikasikan daya beli konsumen masih kuat meskipun laju inflasi masih cukup tinggi.
Pada pekan lalu, indeks di bursa Wall Street ditutup melemah, yang antara lain disebabkan oleh kekhawatiran akan tekanan inflasi yang terus menerus menimbulkan kecemasan apakah The Fed akan jadi menurunkan suku bunga pada tahun ini, serta meningkatnya ketegangan di Timur Tengah antara Israel dan Iran. Selain itu kekhawatiran akan laba emiten pada Q1/2024 seiring telah dimulainya earning season di Wall Street juga menambah sentiment negatif, selain naiknya harga minyak mentah dan dollar AS. Harga emas juga mencapai rekor tertinggi baru seiring meningkatnya permintaan akan safe haven akibat meningkatnya ketegangan politik di Timur Tengah.
Data inflasi AS bulan Maret yang di atas perkiraan dan masih jauh dari target The Fed 2%, membuat pasar mengubah prediksinya bahwa penurunan suku bunga The Fed diperkirakan baru akan mulai turun pada pertemuan September, dari prediksi semula pada Juni. Selain itu, frekuensi penurunannya diprediksi hanya dua kali pada tahun ini, dibandingkan prediksi semula sebanyak tiga kali. Kenaikan harga minyak mentah akhir-akhir ini juga meningkatkan kekhawatiran investor bahwa laju inflasi AS masih akan lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya, sehingga menimbulkan kecemasan pasar apakah The Fed akan jadi menurunkan suku bunga pada tahun ini. Data ekonomi AS yang akan dirilis pada pekan ini diantaranya retail sales, housing starts dan building permits.
IHSG pada perdagangan Jumat 5 April 2024 ditutup menguat 0,45% pada level 7286. Saham sektor infrastruktur membukukan penguatan terbesar, sedangkan saham sektor transportasi mengalami koreksi terbesar. Investor asing mencatatkan net sell Rp3,760 triliun termasuk transaksi di pasar non reguler. Menurunnya potensi penurunan suku bunga The Fed, pelemahan dollar AS, serta laju inflasi domestik cenderung meningkat karena faktor musiman, diperkirakan akan menjadi faktor negatif bagi saham-saham yang sensitif dengan suku bunga, seperti perbankan, properti, otomotif dan pembiayaan. Selain itu waspadai pula sentiment negatif terhadap emiten yang mempunyai bobot utang dalam valas yang besar. Di lain pihak, adanya sanksi AS dan Inggris terhadap aluminium, tembaga dan nikel Rusia serta kenaikan harga emas diperkirakan berpotensi menjadi faktor positif terhadap saham-saham terkait. Pada perdagangan hari ini IHSG diperkirakan bergerak pada kisaran support 7245/7200 dan resistance 7300/7350. Stock pick: ANTM, PGEO, AMMN, PTBA, ADRO, INCO, MDKA
NEWS:
• Laba bersih DLTA tahun 2023 turun 13% yoy menjadi Rp199,09 miliar
• PYFA akan melakukan rights issue sebanyak 10,7 miliar saham, rasio 1:20 dan harga pelaksanaan Rp100/saham
• AVIA akan membagikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp11/saham
• Telkomsel meluncurkan layanan teknologi eSim
• Laba bersih INKP tahun 2023 turun 52,04% yoy menjadi USD411,46 juta
• KLBF akan buyback maksimal 625 juta saham dengan harga maksimal Rp1600/saham dan alokasi anggaran Rp1 triliun
• Laporan keuangan IRRA tahun 2023 dikenakan status wajar dengan pengecualian oleh auditor
• SRTG akan minta persetujuan RUPS untuk buyback saham 75 juta saham dengan alokasi anggaran Rp150 miliar
• PT Hotel Candi Baru menambah kepemilikan saham di SIDO dengan membeli 17,14% saham SIDO dari Concordant Investment senilai Rp3,7 triliun
• ASSA mendapatkan fasilitas kredit dari BRIS senilai Rp1 triliun
Disclaimer:
This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT Waterfront Sekuritas Indonesia. It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of PT Waterfront Sekuritas Indonesia and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied), its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither PT Waterfront Sekuritas Indonesia, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, omissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed. This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. © PT Waterfront Sekuritas Indonesia 2024
Published on 2024-04-16 07:09:08 (GMT +7)