15 Nov
Market Hari ini
Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Selasa 14 November 2017 ditutup melemah 0,55% pada level 5988. Semua sektor melemah dengan kontribusi pelemahan terbesar pada sektor konsumer. Investor asing net sell Rp721,86 miliar. Indeks di bursa Wall Street ditutup melemah akibat indikasi turunnya harga komoditas, potensi perlambatan ekonomi dan ketidakpastian prospek pemangkasan pajak. Pelemahan indeks juga terimbas oleh data ekonomi China yang mengecewakan. Dollar AS melemah pada level terendah sejak September, menjelang dirilisnya data inflasi AS pada pekan ini. Saham sektor energi dan komoditas mengkontribusikan pelemahan terbesar seiring dengan turunnya harga komoditas. Harga minyak mentah melemah akibat proyeksi permintaan yang tidak sebesar perkiraan sebelumnya. Pasar menantikan data inflasi dan penjualan ritel AS pada hari ini untuk menilai bagaimana kekuatan ekonomi AS. DPR AS akan melakukan voting atas rencana pemangkasan pajak versinya segera setelah hari Kamis. Pasar juga menantikan pidato dari pejabat ECB pada hari Kamis dan Jumat.itu data PPI pada bulan Oktober naik 0,4%, sama seperti bulan sebelumnya serta lebih tinggi dari konsensus yang sebesar 0,2%. Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan hari ini diperkirakan bergerak mixed. IHSG bergerak dikisaran level 5950 - 6010
News & Analysis
MGNA Akuisisi 94,1% Saham Padi Unggul Indonesia
PT Magna Investama Mandiri Tbk (MGNA) telah melakukan penyelesaian pembelian 185.412 saham milik Sutan Agri yang mewakili 94,1% saham dalam modal disetor dan ditempatkan PT Padi Unggul Indonesia (PUI). Transaksi ini membuat perseroan menjadi pemegang saham pengendali PUI dimana penyelesaian transaksi ini dibuktikan lewat surat keputusan Kemenkumham pada 26 September 2017 lalu. Dengan selesainya transaksi ini, perseroan telah secara efektif menjalankan kegiatan usaha barunya sebagai perusahaan investasi sesuai dengan ketentuan dalam anggaran dasar.
ITMG Berencana Tingkatkan Bisnis Pembangkit Listrik
PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) berencana membangun pembangkit listrik berkapasitas 6.000 MW hingga 7.000 MW pada tahun 2018. Untuk setiap pengembangan pembangkit listrik berkapasitas 1 MW menelan dana investasi sekitar USD 1 juta. Untuk kebutuhan dana investasi pembangkit listrik, perseroan akan menerbitkan surat utang. Meski saat ini belum menbukukan pendapatan dari penjualan listrik kepada PT PLN (Perusahaan Listrik Negara), diperkirakan bisnis pembangkit listrik ini dapat memberikan kontribusi sebesar 30% dari total pendapatan perusahaan di tahun 2020 mendatang. Sementara itu ITMG telah mengakuisisi 70% saham PT Tepian Indah Sukses (TIS) sebuah perusahaan tambang batubara yang terletak di Kalimantan Timur dengan nilai akuisisi mencapai USD9,5 juta dimana TIS merupakan pemegang izin usaha pertambangan seluas 2.065 hektar dengan jumlah cadangan 4,7 juta ton dan memiliki karakteristik batubara berkalori tinggi.
Per September ITTG Belum Mencatatkan Pendapatan
PT Leo Investment Tbk (ITTG) tidak mencatatkan pendapatan hingga periode September 2017 dimana hal ini sudah terjadi sejak kuartal pertama tahun ini setelah hanya mencatat pendapatan Rp99 juta di periode hingga September tahun lalu. Beban umum administrasi mencapai Rp2,16 miliar turun dari Rp3,85 miliar tahun sebelumnya dan rugi sebelum pajak penghasilan tercatat Rp2,22 miliar turun dari rugi sebelum pajak tahun sebelumnya yang mencapai Rp3,75 miliar. Rugi yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat Rp2,22 miliar turun dari rugi September tahun sebelumnya sebesar Rp3,75 miliar.
Anak Usaha SMRA Dapat Pinjaman Rp70 Miliar
Anak usaha PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) yakni PT Bintang Mentari Indah (BNMI) yang berkedudukan di Kabupaten Maros Makassar Sulawesi Selatan telah meraih pinjaman pada 13 November 2017. BNMI memperoleh pinjaman sebesar Rp70 miliar dari PT Permata Cahaya Indah (PCI) yang berkedudukan di Tangerang. PCI adalah anak usaha PT Sulisman Graha (SG) dimana SG adalah pihak terafiliasi dari pemegang saham utama perseroan PT Semarop Agung yang berkedudukan di Jakarta Timur.
HOME Akan Akuisisi Perusahaan Bidang Pariwisata
PT Hotel Mandarine Tbk (HOME) berencana memisahkan (spin off) Goodway Vacation Club (GVC) unit usaha perseroan yang merupakan klub liburan dengan sistem keanggotaan. Pemisahan tersebut setelah terjadi peningkatan signifikan pendapatan GVC Member Club sebesar 12,74% berkat adanya pembukaan Deck baru di Kota Aceh, Banjarmasin, Purwokerto dan Serang. Manajemen berencana mengakuisisi 99,9% suatu perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata dalam mengelola kegiatan GVC Member Club tersebut yang akan direalisasikan mulai 1 Januari 2018 dengan total nilai akuisisi Rp11 miliar.
ANJT Targetkan Dua Pabrik Selesai Tahun Depan
PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) menargetkan dua pabrik di Papua Barat dan Jawa Timur dengan total investasi senilai USD29,4 juta dapat selesai pada tahun depan. Pabrik pertama merupakan fasilitas pengolahan CPO, minyak kernel sawit dan sagu di Papua Barat yang membutuhkan investasi USD23 juta. Pabrik kedua merupakan pengolahan edamame di Jawa Timur dengan investasi USD6,4 juta
Stock Pick
BBNI
Pada perdagangan kemarin saham BBNI kembali ditutup menguat di level 7875. Pergerakan saham BBNI selanjutnya diperkirakan pada kisaran 7775-7975.
Rekomendasi Sell on Strength apabila tidak berhasil melewati level resisten di level harga 7975
JSMR
Pada perdagangan kemarin saham JSMR kembali ditutup menguat pada level 6400. Pergerakan JSMR selanjutnya diperkirakan pada kisaran 6300-6475.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 6475
ADHI
Pada perdagangan kemarin saham ADHI menguat ditutup di 2200. Pergerakan saham ADHI selanjutnya diperkirakan pada kisaran 2170-2230.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak melewati level resisten 2230
HRUM
Pada perdagangan kemarin saham HRUM menguat ditutup di 2280. Pergerakan saham HRUM selanjutnya diperkirakan pada kisaran 2250-2310.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak melewati level resisten 2310
BJTM
Pada perdagangan kemarin saham BJTM kembali ditutup menguat di level 715. Pergerakan saham BJTM selanjutnya diperkirakan pada kisaran 700-725.
Rekomendasi Sell on Strength apabila tidak berhasil melewati level resisten di level harga 725
KLBF
Pada perdagangan kemarin saham KLBF kembali ditutup menguat pada level 1600. Pergerakan KLBF selanjutnya diperkirakan pada kisaran 1580-1620.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1620
AALI
Pada perdagangan kemarin saham AALI menguat ditutup di 14525. Pergerakan saham AALI selanjutnya diperkirakan pada kisaran 14400-14700.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak melewati level resisten 14700
Disclaimer :
This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT Waterfront Sekuritas. It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of PT Waterfront Sekuritas and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied), its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither PT Waterfront Sekuritas, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, comissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.
This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. © PT Waterfront Sekuritas 2017
Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Selasa 14 November 2017 ditutup melemah 0,55% pada level 5988. Semua sektor melemah dengan kontribusi pelemahan terbesar pada sektor konsumer. Investor asing net sell Rp721,86 miliar. Indeks di bursa Wall Street ditutup melemah akibat indikasi turunnya harga komoditas, potensi perlambatan ekonomi dan ketidakpastian prospek pemangkasan pajak. Pelemahan indeks juga terimbas oleh data ekonomi China yang mengecewakan. Dollar AS melemah pada level terendah sejak September, menjelang dirilisnya data inflasi AS pada pekan ini. Saham sektor energi dan komoditas mengkontribusikan pelemahan terbesar seiring dengan turunnya harga komoditas. Harga minyak mentah melemah akibat proyeksi permintaan yang tidak sebesar perkiraan sebelumnya. Pasar menantikan data inflasi dan penjualan ritel AS pada hari ini untuk menilai bagaimana kekuatan ekonomi AS. DPR AS akan melakukan voting atas rencana pemangkasan pajak versinya segera setelah hari Kamis. Pasar juga menantikan pidato dari pejabat ECB pada hari Kamis dan Jumat.itu data PPI pada bulan Oktober naik 0,4%, sama seperti bulan sebelumnya serta lebih tinggi dari konsensus yang sebesar 0,2%. Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan hari ini diperkirakan bergerak mixed. IHSG bergerak dikisaran level 5950 - 6010
News & Analysis
MGNA Akuisisi 94,1% Saham Padi Unggul Indonesia
PT Magna Investama Mandiri Tbk (MGNA) telah melakukan penyelesaian pembelian 185.412 saham milik Sutan Agri yang mewakili 94,1% saham dalam modal disetor dan ditempatkan PT Padi Unggul Indonesia (PUI). Transaksi ini membuat perseroan menjadi pemegang saham pengendali PUI dimana penyelesaian transaksi ini dibuktikan lewat surat keputusan Kemenkumham pada 26 September 2017 lalu. Dengan selesainya transaksi ini, perseroan telah secara efektif menjalankan kegiatan usaha barunya sebagai perusahaan investasi sesuai dengan ketentuan dalam anggaran dasar.
ITMG Berencana Tingkatkan Bisnis Pembangkit Listrik
PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) berencana membangun pembangkit listrik berkapasitas 6.000 MW hingga 7.000 MW pada tahun 2018. Untuk setiap pengembangan pembangkit listrik berkapasitas 1 MW menelan dana investasi sekitar USD 1 juta. Untuk kebutuhan dana investasi pembangkit listrik, perseroan akan menerbitkan surat utang. Meski saat ini belum menbukukan pendapatan dari penjualan listrik kepada PT PLN (Perusahaan Listrik Negara), diperkirakan bisnis pembangkit listrik ini dapat memberikan kontribusi sebesar 30% dari total pendapatan perusahaan di tahun 2020 mendatang. Sementara itu ITMG telah mengakuisisi 70% saham PT Tepian Indah Sukses (TIS) sebuah perusahaan tambang batubara yang terletak di Kalimantan Timur dengan nilai akuisisi mencapai USD9,5 juta dimana TIS merupakan pemegang izin usaha pertambangan seluas 2.065 hektar dengan jumlah cadangan 4,7 juta ton dan memiliki karakteristik batubara berkalori tinggi.
Per September ITTG Belum Mencatatkan Pendapatan
PT Leo Investment Tbk (ITTG) tidak mencatatkan pendapatan hingga periode September 2017 dimana hal ini sudah terjadi sejak kuartal pertama tahun ini setelah hanya mencatat pendapatan Rp99 juta di periode hingga September tahun lalu. Beban umum administrasi mencapai Rp2,16 miliar turun dari Rp3,85 miliar tahun sebelumnya dan rugi sebelum pajak penghasilan tercatat Rp2,22 miliar turun dari rugi sebelum pajak tahun sebelumnya yang mencapai Rp3,75 miliar. Rugi yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat Rp2,22 miliar turun dari rugi September tahun sebelumnya sebesar Rp3,75 miliar.
Anak Usaha SMRA Dapat Pinjaman Rp70 Miliar
Anak usaha PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) yakni PT Bintang Mentari Indah (BNMI) yang berkedudukan di Kabupaten Maros Makassar Sulawesi Selatan telah meraih pinjaman pada 13 November 2017. BNMI memperoleh pinjaman sebesar Rp70 miliar dari PT Permata Cahaya Indah (PCI) yang berkedudukan di Tangerang. PCI adalah anak usaha PT Sulisman Graha (SG) dimana SG adalah pihak terafiliasi dari pemegang saham utama perseroan PT Semarop Agung yang berkedudukan di Jakarta Timur.
HOME Akan Akuisisi Perusahaan Bidang Pariwisata
PT Hotel Mandarine Tbk (HOME) berencana memisahkan (spin off) Goodway Vacation Club (GVC) unit usaha perseroan yang merupakan klub liburan dengan sistem keanggotaan. Pemisahan tersebut setelah terjadi peningkatan signifikan pendapatan GVC Member Club sebesar 12,74% berkat adanya pembukaan Deck baru di Kota Aceh, Banjarmasin, Purwokerto dan Serang. Manajemen berencana mengakuisisi 99,9% suatu perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata dalam mengelola kegiatan GVC Member Club tersebut yang akan direalisasikan mulai 1 Januari 2018 dengan total nilai akuisisi Rp11 miliar.
ANJT Targetkan Dua Pabrik Selesai Tahun Depan
PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) menargetkan dua pabrik di Papua Barat dan Jawa Timur dengan total investasi senilai USD29,4 juta dapat selesai pada tahun depan. Pabrik pertama merupakan fasilitas pengolahan CPO, minyak kernel sawit dan sagu di Papua Barat yang membutuhkan investasi USD23 juta. Pabrik kedua merupakan pengolahan edamame di Jawa Timur dengan investasi USD6,4 juta
Stock Pick
BBNI
Pada perdagangan kemarin saham BBNI kembali ditutup menguat di level 7875. Pergerakan saham BBNI selanjutnya diperkirakan pada kisaran 7775-7975.
Rekomendasi Sell on Strength apabila tidak berhasil melewati level resisten di level harga 7975
JSMR
Pada perdagangan kemarin saham JSMR kembali ditutup menguat pada level 6400. Pergerakan JSMR selanjutnya diperkirakan pada kisaran 6300-6475.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 6475
ADHI
Pada perdagangan kemarin saham ADHI menguat ditutup di 2200. Pergerakan saham ADHI selanjutnya diperkirakan pada kisaran 2170-2230.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak melewati level resisten 2230
HRUM
Pada perdagangan kemarin saham HRUM menguat ditutup di 2280. Pergerakan saham HRUM selanjutnya diperkirakan pada kisaran 2250-2310.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak melewati level resisten 2310
BJTM
Pada perdagangan kemarin saham BJTM kembali ditutup menguat di level 715. Pergerakan saham BJTM selanjutnya diperkirakan pada kisaran 700-725.
Rekomendasi Sell on Strength apabila tidak berhasil melewati level resisten di level harga 725
KLBF
Pada perdagangan kemarin saham KLBF kembali ditutup menguat pada level 1600. Pergerakan KLBF selanjutnya diperkirakan pada kisaran 1580-1620.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1620
AALI
Pada perdagangan kemarin saham AALI menguat ditutup di 14525. Pergerakan saham AALI selanjutnya diperkirakan pada kisaran 14400-14700.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak melewati level resisten 14700
Disclaimer :
This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT Waterfront Sekuritas. It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of PT Waterfront Sekuritas and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied), its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither PT Waterfront Sekuritas, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, comissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.
This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. © PT Waterfront Sekuritas 2017
Published on 2017-11-15 07:39:19 (GMT +7)