12 Oct
Market Hari ini
Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Kamis 11 Oktober 2018 ditutup melemah 2,03% pada level 5702. Sektor aneka industri mengalami pelemahan terbesar. Investor asing net sell Rp 1,188 triliun. Indeks di bursa Wall Street berlanjut melemah akibat ekspektasi The Fed tetap akan menaikkan suku bunga meskipun diproyeksikan akan terjadi perlambatan ekonomi global serta kekhawatiran akan dampak perang dagang terhadap laba emiten menjelang earning season triwulan III. Pasar khawatir bahwa bursa saham akan mengalami kesulitan untuk pulih jika suku bunga naik lebih tinggi ditengah ketidakpastian akan dampak perang dagang terhadap ekonomi dan laba emiten. Saham sektor energi memimpin pelemahan indeks, akibat turunnya harga minyak setelah data cadangan minyak AS meningkat lebih banyak dari perkiraan sebelumnya. Saham sektor keuangan juga melemah akibat koreksi pada saham perbankan menjelang earning season yang akan dimulai dengan dirilisnya laporan keuangan tiga bank besar nanti malam. Sementara itu data inflasi AS bulan September lebih rendah dari perkiraan, sehingga mengurangi kekhawatiran akan meningkatnya laju inflasi. Namun pasar juga masih khawatir dengan pemilu midterm diAS pada 6 November mendatang. Untuk Indeks Harga Saham Gabungan hari ini diperkirakan bergerak mixed. IHSG akan bergerak dikisaran level 5661 - 5756
News & Analysis
September DKFT Keluarkan Biaya Eksplorasi Rp524,6 Juta
PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) mengeluarkan biaya sebesar Rp524.636.632 untuk kegiatan eksplorasi bulan September 2-18 yang dilakukan oleh anak-anak perusahaan. Daerah eksplorasi di Blok 3A2-1 yakni di Desa Tantowea, Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah untuk jenis tambang nikel. Eksplorasi dilakukan oleh anak usaha perseroan PT Mulia Pacific Resources bersama pihak ketiga dimana hasil pengujian 95 titik bor dengan total kedalaman 1.493 meter dan hasil pengujian telah dianalisis dan masih dalam proses penghitungan.
BUVA Beri Pinjaman Pada Anak Usaha Rp20 Miliar
PT Bukit Uluwatu Vila Tbk (BUVA) telah melakukan perubahan perjanjian pinjaman yang tertuang dalam adendum kedua pada 10 Oktober 2018 atas pemberian pinjaman kepada PT Dialog Mitra Sukses (DMS). Jumlah pinjaman yang diberikan perseroan kepada DMS sebanyak-banyaknya Rp20 miliar. DMS adalah anak perusahaan perseroan dengan kepemilikan 99%. Diharapkan transaksi ini akan dapat membawa dampak positif bagi entitas anak perseroan dimana DMS akan mendapatkan dana pinjaman tambahan untuk keperluan modal kerja.
Biaya Eksplorasi INCO Bulan September USD552.865
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menghabiskan dana untuk kegiatan eksplorasi pada bulan September 2018 sebesar USD552.865. Eksplorasi dilakukan di daerah kontrak karya seperti di Blok Sorowako-Petea dan Sorowako Outer Area di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan dan Blok Bahodopi di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. Eksplorasi dilakukan oleh PT Vale Indonesia bersama dengan pihak ketiga yang melibatkan tiga kontraktor. Hasil pengujian sedang dalam proses penghitungan sumberdaya dan cadangan dengan metoda block modeling di Sorowako.
SKRN Targetkan Bukukan Kontrak USD100 Juta Hingga 2021
PT Superkrane Mitra Utama Tbk (SKRN) menargetkan dapat membukukan kontrak sebesar USD 100 juta hingga 2021. Kontrak tersebut akan berasal dari beragam sektor seperti migas, infrastruktur, dan pertambangan. Saat ini, perseroan sudah membukukan kontrak USD 40 juta dari dua perusahaan migas dan pertambangan. Jumlah ini ditargetkan terus bertambah hingga tiga tahun ke depan dan menjadi motor pertumbuhan pendapatan. Tahun ini, pendapatan SKRN ditargetkan mencapai Rp 600 miliar, naik 25% dari 2017 sebesar Rp 480 miliar. Tahun depan perseroan menargetkan pendapatan tumbuh 20% menjadi Rp720 miliar dari estimasi 2018.
UNTR Targetkan Penjualan Batubara Capai 6,8 Juta Ton
PT United Tractors Tbk. (UNTR) melalui anak usahanya PT Tuah Turangga Agung (TTA) optimistis menjual batu bara sejumlah 6,8 juta ton sampai dengan akhir 2018, meningkat 7,42% dari realisasi tahun lalu sebesar 6,3 juta ton. Sampai dengan akhir 2018 perseroan menargetkan volume produksi atau penjualan batu bara dari TTA sejumlah 6,8 juta ton. Per Agustus 2018, kinerja penjualan sudah mencapai 5,58 juta ton, naik 20,27% yoy dari periode 8 bulan pertama 2017 sejumlah 4,64 juta ton. TTA sebagai induk unit usaha pertambangan UNTR memegang sejumlah konsesi tambang batu bara dengan perkiraan total cadangan 400 juta ton.
MYTX Berencana Rights Issue 7 Miliar Saham
PT Asia Pacific Investama Tbk (MYTX) berencana melakukan penambahan modal melalui mekanisme penerbitan Hak Memesan Efek terlebih dahulu (HMETD) atauissue. Perseroan berencana melakukan penawaran umum terbatas III (PUT III) kepada para pemegang saham atas sebanyak-banyaknya 7 miliar saham atas nama seri C dengan nilai nominal Rp 100 per saham. HMETD yang diterbitkan melalui PUT III akan memberikan hak kepada para pemegang saham perseroan untuk membeli Saham Hasil Pelaksanaan HMETD. Bagi pemegang saham yang tidak melaksanakan HMTD-nya akan terkena dilusi kepemilikan atas saham perseroan sebanyak-banyaknya 82,68%
Stock Pick
SMCB
Pada perdagangan kemarin saham SMCB ditutup menguat pada level harga 1370. SMCB selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1350 - 1385.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1390
BBRI
Pada perdagangan kemarin saham BBRI ditutup tertahan pada level harga 2910. BBRI selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 2880-2940.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 2950
BMRI
Pada perdagangan kemarin saham BMRI ditutup tertahan pada level harga 6275. BMRI selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 6150-6350
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 6375
KLBF
Pada perdagangan kemarin saham KLBF ditutup tertahan pada level harga 1255. KLBF selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1240-1270.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1275
AKRA
Pada perdagangan kemarin saham AKRA ditutup tertahan pada level harga 3800. AKRA selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 3760-3840.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 3850
TLKM
Pada perdagangan kemarin saham TLKM ditutup tertahan dilevel harga 3570. TLKM selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 3520-3610.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 3620
Disclaimer :
This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT Waterfront Sekuritas. It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of PT Waterfront Sekuritas and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied), its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither PT Waterfront Sekuritas, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, comissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.
This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. © PT Waterfront Sekuritas 2018
Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Kamis 11 Oktober 2018 ditutup melemah 2,03% pada level 5702. Sektor aneka industri mengalami pelemahan terbesar. Investor asing net sell Rp 1,188 triliun. Indeks di bursa Wall Street berlanjut melemah akibat ekspektasi The Fed tetap akan menaikkan suku bunga meskipun diproyeksikan akan terjadi perlambatan ekonomi global serta kekhawatiran akan dampak perang dagang terhadap laba emiten menjelang earning season triwulan III. Pasar khawatir bahwa bursa saham akan mengalami kesulitan untuk pulih jika suku bunga naik lebih tinggi ditengah ketidakpastian akan dampak perang dagang terhadap ekonomi dan laba emiten. Saham sektor energi memimpin pelemahan indeks, akibat turunnya harga minyak setelah data cadangan minyak AS meningkat lebih banyak dari perkiraan sebelumnya. Saham sektor keuangan juga melemah akibat koreksi pada saham perbankan menjelang earning season yang akan dimulai dengan dirilisnya laporan keuangan tiga bank besar nanti malam. Sementara itu data inflasi AS bulan September lebih rendah dari perkiraan, sehingga mengurangi kekhawatiran akan meningkatnya laju inflasi. Namun pasar juga masih khawatir dengan pemilu midterm diAS pada 6 November mendatang. Untuk Indeks Harga Saham Gabungan hari ini diperkirakan bergerak mixed. IHSG akan bergerak dikisaran level 5661 - 5756
News & Analysis
September DKFT Keluarkan Biaya Eksplorasi Rp524,6 Juta
PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) mengeluarkan biaya sebesar Rp524.636.632 untuk kegiatan eksplorasi bulan September 2-18 yang dilakukan oleh anak-anak perusahaan. Daerah eksplorasi di Blok 3A2-1 yakni di Desa Tantowea, Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah untuk jenis tambang nikel. Eksplorasi dilakukan oleh anak usaha perseroan PT Mulia Pacific Resources bersama pihak ketiga dimana hasil pengujian 95 titik bor dengan total kedalaman 1.493 meter dan hasil pengujian telah dianalisis dan masih dalam proses penghitungan.
BUVA Beri Pinjaman Pada Anak Usaha Rp20 Miliar
PT Bukit Uluwatu Vila Tbk (BUVA) telah melakukan perubahan perjanjian pinjaman yang tertuang dalam adendum kedua pada 10 Oktober 2018 atas pemberian pinjaman kepada PT Dialog Mitra Sukses (DMS). Jumlah pinjaman yang diberikan perseroan kepada DMS sebanyak-banyaknya Rp20 miliar. DMS adalah anak perusahaan perseroan dengan kepemilikan 99%. Diharapkan transaksi ini akan dapat membawa dampak positif bagi entitas anak perseroan dimana DMS akan mendapatkan dana pinjaman tambahan untuk keperluan modal kerja.
Biaya Eksplorasi INCO Bulan September USD552.865
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menghabiskan dana untuk kegiatan eksplorasi pada bulan September 2018 sebesar USD552.865. Eksplorasi dilakukan di daerah kontrak karya seperti di Blok Sorowako-Petea dan Sorowako Outer Area di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan dan Blok Bahodopi di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. Eksplorasi dilakukan oleh PT Vale Indonesia bersama dengan pihak ketiga yang melibatkan tiga kontraktor. Hasil pengujian sedang dalam proses penghitungan sumberdaya dan cadangan dengan metoda block modeling di Sorowako.
SKRN Targetkan Bukukan Kontrak USD100 Juta Hingga 2021
PT Superkrane Mitra Utama Tbk (SKRN) menargetkan dapat membukukan kontrak sebesar USD 100 juta hingga 2021. Kontrak tersebut akan berasal dari beragam sektor seperti migas, infrastruktur, dan pertambangan. Saat ini, perseroan sudah membukukan kontrak USD 40 juta dari dua perusahaan migas dan pertambangan. Jumlah ini ditargetkan terus bertambah hingga tiga tahun ke depan dan menjadi motor pertumbuhan pendapatan. Tahun ini, pendapatan SKRN ditargetkan mencapai Rp 600 miliar, naik 25% dari 2017 sebesar Rp 480 miliar. Tahun depan perseroan menargetkan pendapatan tumbuh 20% menjadi Rp720 miliar dari estimasi 2018.
UNTR Targetkan Penjualan Batubara Capai 6,8 Juta Ton
PT United Tractors Tbk. (UNTR) melalui anak usahanya PT Tuah Turangga Agung (TTA) optimistis menjual batu bara sejumlah 6,8 juta ton sampai dengan akhir 2018, meningkat 7,42% dari realisasi tahun lalu sebesar 6,3 juta ton. Sampai dengan akhir 2018 perseroan menargetkan volume produksi atau penjualan batu bara dari TTA sejumlah 6,8 juta ton. Per Agustus 2018, kinerja penjualan sudah mencapai 5,58 juta ton, naik 20,27% yoy dari periode 8 bulan pertama 2017 sejumlah 4,64 juta ton. TTA sebagai induk unit usaha pertambangan UNTR memegang sejumlah konsesi tambang batu bara dengan perkiraan total cadangan 400 juta ton.
MYTX Berencana Rights Issue 7 Miliar Saham
PT Asia Pacific Investama Tbk (MYTX) berencana melakukan penambahan modal melalui mekanisme penerbitan Hak Memesan Efek terlebih dahulu (HMETD) atauissue. Perseroan berencana melakukan penawaran umum terbatas III (PUT III) kepada para pemegang saham atas sebanyak-banyaknya 7 miliar saham atas nama seri C dengan nilai nominal Rp 100 per saham. HMETD yang diterbitkan melalui PUT III akan memberikan hak kepada para pemegang saham perseroan untuk membeli Saham Hasil Pelaksanaan HMETD. Bagi pemegang saham yang tidak melaksanakan HMTD-nya akan terkena dilusi kepemilikan atas saham perseroan sebanyak-banyaknya 82,68%
Stock Pick
SMCB
Pada perdagangan kemarin saham SMCB ditutup menguat pada level harga 1370. SMCB selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1350 - 1385.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1390
BBRI
Pada perdagangan kemarin saham BBRI ditutup tertahan pada level harga 2910. BBRI selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 2880-2940.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 2950
BMRI
Pada perdagangan kemarin saham BMRI ditutup tertahan pada level harga 6275. BMRI selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 6150-6350
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 6375
KLBF
Pada perdagangan kemarin saham KLBF ditutup tertahan pada level harga 1255. KLBF selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1240-1270.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1275
AKRA
Pada perdagangan kemarin saham AKRA ditutup tertahan pada level harga 3800. AKRA selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 3760-3840.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 3850
TLKM
Pada perdagangan kemarin saham TLKM ditutup tertahan dilevel harga 3570. TLKM selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 3520-3610.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 3620
Disclaimer :
This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT Waterfront Sekuritas. It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of PT Waterfront Sekuritas and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied), its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither PT Waterfront Sekuritas, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, comissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.
This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. © PT Waterfront Sekuritas 2018
Published on 2018-10-12 08:56:59 (GMT +7)