12 Des
Market Hari ini
Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Selasa 11 Desember 2018 ditutup melemah 0,57% pada level 6076. Sektor industri dasar mengalami pelemahan terbesar. Investor asing net sell Rp1,008 triliun. Indeks di bursa Wall Street ditutup mix dimana indeks Dow Jones dan S&P500 ditutup melemah moderat sedangkan Nasdaq Composite ditutup menguat. Indeks berfluktuatif yang antara lain dipicu oleh sentimen kelanjutan negosiasi dagang antara AS dan China, ancaman Presiden Trump untuk menutup pemerintahan AS serta ketidakpastian politik di Inggris. Pada awalnya indeks menguat setelah adanya berita bahwa telah terjadi pembicaraan dagang antara AS dan China, namun kemudian terdapat berita bahwa dua anggota parlemen AS mengusulkan RUU untuk melarang penjualan produk AS kepada perusahaan China yang melanggar UU ekspor atau sanksi AS. Kemudian faktor negatif memburuk setelah Trump berdebat secara terbuka dengan pemimpin Senat Demokrat dan pemimpin DPR Demokrat mengenai pendanaan tembok perbatasan Meksiko dimana Trump mengancam akan penutupan pemerintahan. BBC melaporkan cukup banyak suara dari parlemen di Inggris untuk memicu mosi tidak percaya atas kepimpinan PM Inggris yang berusaha mencapai kesepatan Brexit. Untuk Indeks Harga Saham Gabungan hari ini diperkirakan bergerak mixed. IHSG akan bergerak dikisaran level 6029 - 6178
News & Analysis
Per November Kontrak Baru ADHI Mencapai Rp21,5 Triliun
Hingga Bulan November 2018, PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mencatat perolehan kontrak baru sebesar Rp21,5 triliun (di luar pajak). Realisasi perolehan kontrak baru di bulan November 2018 di antaranya adalah proyek pembangunan Jalan Tol Aceh - Sigli senilai Rp7,6 triliun, proyek revitalisasi Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta senilai Rp737 miliar, serta proyek pembangunan Dermaga Patimban senilai Rp492 miliar. Kontribusi per lini bisnis pada perolehan kontrak baru pada November 2018 didominasi oleh lini bisnis Konstruksi & Energi sebesar 94,4%, Properti sebesar 4,8% dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya.
Pemprov Banten Akan Lepas Sahamnya di BJBR
Pemerintah Provinsi Banten akan melepas sahamnya di PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR). Terdapat beberapa agenda dalam RUPSLB BJBR adalah Pemprov Banten akan melepas sahamnya dan mengusulkan namanya tidak ada lagi Banten (dalam nama Bank BJB) sehingga tidak ada lagi Bank Jabar Banten. Saham Pemerintah Provinsi Banten yang ada di BJBR sebesar 5% atau Rp300 miliar dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat siap membeli saham yang akan dilepas oleh Pemprov Banten. Alasan Pemerintah Provinsi Banten melepas sahamnya di BJBR karena provinsi tersebut saat ini sudah memiliki bank pembangunan daerah sendiri.
ITTG Divestasi Dua Anak Usaha Senilai Rp30 Miliar
PT Leo Investment Tbk (ITTG) berniat melakukan penyertaan saham di PT Sarana Instrument perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan dengan membeli 978 saham baru dengan nilai penyertaan Rp28.978.140.000. Perseroan juga berniat melakukan divestasi dua anak usahanya yakni PT Leo Resources dan PT Lion Nickel kepada PT Geo Seismik. Penandatangan CSPA penjualan 821.861 saham PT Leo Resources yang mewakili 99,99% dan 5.445 saham PT Lion Nickel yang 99% sudah dilakukan dengan nilai divestasi total mencapai Rp30.000.000.000.
Restrukturisasi Obligasi TAXI Melalui Konversi Saham dan Obligasi Konversi
Pemegang surat utang PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) akhirnya menyetujui skema restrukturisasi obligasi yang diajukan perseroan pada agenda Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO). Dari hasil RUPO tersebut, sebesar 91% pemegang obligasi telah merestui TAXI untuk merestrukturisasi Obligasi I Express Transindo Utama tahun 2014 dengan total nilai pokok mencapai Rp1 triliun. Restrukturisasi tersebut ditempuh dengan dua skema. Pertama, perseroan akan mengonversi sebesar Rp400 miliar pokok obligasi langsung menjadi saham emiten dengan nilai konversi saham sesuai ketentuan berlaku, konversi saham akan dilakukan setelah melaksanakan RUPS. Kedua, perseroan akan mengonversi nilai pokok obligasi Rp600 miliar menjadi obligasi konversi tanpa bunga dengan tanggal jatuh tempo 31 Desember 2020, setelah mendapatkan persetujuan RUPS.
Per September JPFA Serap Capex Rp2 Triliun
PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) telah menyerap belanja modal senilai Rp2 triliun hingga September 2018. JPFA mengalokasikan belanja modal hingga Rp3,9 triliun pada tahun ini, akan tetapi serapannya masih Rp2 triliun. JPFA menggunakan belanja modal untuk perluasan dan penambahan perternakan, memodernkan kandang dari open house menjadi close house, serta pembangunan kantor di Medan. Selain itu, JPFA juga menggunakan belanja modal untuk pengembangan silo, breeding dan kandang ternak komersial.
WSKT Anggarkan Capex Rp26 Triliun Pada Tahun Depan
PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) menganggarkan belanja modal Rp26 triliun pada 2019 untuk berinvestasi khususnya di sektor jalan tol. Belanja modal yang disiapkan sekitar Rp26 triliun pada 2019. Dari jumlah tersebut, investasi jalan tol masih merupakan porsi paling besar. Sejumlah rencana investasi jalan tol tertunda pada 2018. Oleh karena itu, perseroan memproyeksikan setidaknya terdapat investasi 4 hingga 5 ruas tol lagi pada tahun depan
Stock Pick
INDF
Pada perdagangan kemarin saham INDF ditutup menguat pada level harga 6575. INDF selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 6475-6650
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 6675
SCMA
Pada perdagangan kemarin saham SMCA ditutup menguat pada level harga 1925. SCMA selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1905-1945.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1950
BBRI
Pada perdagangan kemarin saham BBRI ditutup menguat pada level harga 3620. BBRI selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 3580-3660.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 3670
WIKA
Pada perdagangan kemarin saham WIKA ditutup menguat pada level harga 1580. WIKA selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1560-1605.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1610
WSKT
Pada perdagangan kemarin saham WSKT ditutup menguat pada level harga 1795. WSKT selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1775-1815.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1820
BBTN
Pada perdagangan kemarin saham BBTN ditutup menguat dilevel harga 2680. BBTN selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 2650-2710.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 2720
Disclaimer :
This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT Waterfront Sekuritas. It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of PT Waterfront Sekuritas and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied), its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither PT Waterfront Sekuritas, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, comissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.
This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. © PT Waterfront Sekuritas 2018
Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Selasa 11 Desember 2018 ditutup melemah 0,57% pada level 6076. Sektor industri dasar mengalami pelemahan terbesar. Investor asing net sell Rp1,008 triliun. Indeks di bursa Wall Street ditutup mix dimana indeks Dow Jones dan S&P500 ditutup melemah moderat sedangkan Nasdaq Composite ditutup menguat. Indeks berfluktuatif yang antara lain dipicu oleh sentimen kelanjutan negosiasi dagang antara AS dan China, ancaman Presiden Trump untuk menutup pemerintahan AS serta ketidakpastian politik di Inggris. Pada awalnya indeks menguat setelah adanya berita bahwa telah terjadi pembicaraan dagang antara AS dan China, namun kemudian terdapat berita bahwa dua anggota parlemen AS mengusulkan RUU untuk melarang penjualan produk AS kepada perusahaan China yang melanggar UU ekspor atau sanksi AS. Kemudian faktor negatif memburuk setelah Trump berdebat secara terbuka dengan pemimpin Senat Demokrat dan pemimpin DPR Demokrat mengenai pendanaan tembok perbatasan Meksiko dimana Trump mengancam akan penutupan pemerintahan. BBC melaporkan cukup banyak suara dari parlemen di Inggris untuk memicu mosi tidak percaya atas kepimpinan PM Inggris yang berusaha mencapai kesepatan Brexit. Untuk Indeks Harga Saham Gabungan hari ini diperkirakan bergerak mixed. IHSG akan bergerak dikisaran level 6029 - 6178
News & Analysis
Per November Kontrak Baru ADHI Mencapai Rp21,5 Triliun
Hingga Bulan November 2018, PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mencatat perolehan kontrak baru sebesar Rp21,5 triliun (di luar pajak). Realisasi perolehan kontrak baru di bulan November 2018 di antaranya adalah proyek pembangunan Jalan Tol Aceh - Sigli senilai Rp7,6 triliun, proyek revitalisasi Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta senilai Rp737 miliar, serta proyek pembangunan Dermaga Patimban senilai Rp492 miliar. Kontribusi per lini bisnis pada perolehan kontrak baru pada November 2018 didominasi oleh lini bisnis Konstruksi & Energi sebesar 94,4%, Properti sebesar 4,8% dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya.
Pemprov Banten Akan Lepas Sahamnya di BJBR
Pemerintah Provinsi Banten akan melepas sahamnya di PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR). Terdapat beberapa agenda dalam RUPSLB BJBR adalah Pemprov Banten akan melepas sahamnya dan mengusulkan namanya tidak ada lagi Banten (dalam nama Bank BJB) sehingga tidak ada lagi Bank Jabar Banten. Saham Pemerintah Provinsi Banten yang ada di BJBR sebesar 5% atau Rp300 miliar dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat siap membeli saham yang akan dilepas oleh Pemprov Banten. Alasan Pemerintah Provinsi Banten melepas sahamnya di BJBR karena provinsi tersebut saat ini sudah memiliki bank pembangunan daerah sendiri.
ITTG Divestasi Dua Anak Usaha Senilai Rp30 Miliar
PT Leo Investment Tbk (ITTG) berniat melakukan penyertaan saham di PT Sarana Instrument perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan dengan membeli 978 saham baru dengan nilai penyertaan Rp28.978.140.000. Perseroan juga berniat melakukan divestasi dua anak usahanya yakni PT Leo Resources dan PT Lion Nickel kepada PT Geo Seismik. Penandatangan CSPA penjualan 821.861 saham PT Leo Resources yang mewakili 99,99% dan 5.445 saham PT Lion Nickel yang 99% sudah dilakukan dengan nilai divestasi total mencapai Rp30.000.000.000.
Restrukturisasi Obligasi TAXI Melalui Konversi Saham dan Obligasi Konversi
Pemegang surat utang PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) akhirnya menyetujui skema restrukturisasi obligasi yang diajukan perseroan pada agenda Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO). Dari hasil RUPO tersebut, sebesar 91% pemegang obligasi telah merestui TAXI untuk merestrukturisasi Obligasi I Express Transindo Utama tahun 2014 dengan total nilai pokok mencapai Rp1 triliun. Restrukturisasi tersebut ditempuh dengan dua skema. Pertama, perseroan akan mengonversi sebesar Rp400 miliar pokok obligasi langsung menjadi saham emiten dengan nilai konversi saham sesuai ketentuan berlaku, konversi saham akan dilakukan setelah melaksanakan RUPS. Kedua, perseroan akan mengonversi nilai pokok obligasi Rp600 miliar menjadi obligasi konversi tanpa bunga dengan tanggal jatuh tempo 31 Desember 2020, setelah mendapatkan persetujuan RUPS.
Per September JPFA Serap Capex Rp2 Triliun
PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) telah menyerap belanja modal senilai Rp2 triliun hingga September 2018. JPFA mengalokasikan belanja modal hingga Rp3,9 triliun pada tahun ini, akan tetapi serapannya masih Rp2 triliun. JPFA menggunakan belanja modal untuk perluasan dan penambahan perternakan, memodernkan kandang dari open house menjadi close house, serta pembangunan kantor di Medan. Selain itu, JPFA juga menggunakan belanja modal untuk pengembangan silo, breeding dan kandang ternak komersial.
WSKT Anggarkan Capex Rp26 Triliun Pada Tahun Depan
PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) menganggarkan belanja modal Rp26 triliun pada 2019 untuk berinvestasi khususnya di sektor jalan tol. Belanja modal yang disiapkan sekitar Rp26 triliun pada 2019. Dari jumlah tersebut, investasi jalan tol masih merupakan porsi paling besar. Sejumlah rencana investasi jalan tol tertunda pada 2018. Oleh karena itu, perseroan memproyeksikan setidaknya terdapat investasi 4 hingga 5 ruas tol lagi pada tahun depan
Stock Pick
INDF
Pada perdagangan kemarin saham INDF ditutup menguat pada level harga 6575. INDF selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 6475-6650
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 6675
SCMA
Pada perdagangan kemarin saham SMCA ditutup menguat pada level harga 1925. SCMA selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1905-1945.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1950
BBRI
Pada perdagangan kemarin saham BBRI ditutup menguat pada level harga 3620. BBRI selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 3580-3660.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 3670
WIKA
Pada perdagangan kemarin saham WIKA ditutup menguat pada level harga 1580. WIKA selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1560-1605.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1610
WSKT
Pada perdagangan kemarin saham WSKT ditutup menguat pada level harga 1795. WSKT selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1775-1815.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1820
BBTN
Pada perdagangan kemarin saham BBTN ditutup menguat dilevel harga 2680. BBTN selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 2650-2710.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 2720
Disclaimer :
This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT Waterfront Sekuritas. It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of PT Waterfront Sekuritas and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied), its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither PT Waterfront Sekuritas, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, comissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.
This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. © PT Waterfront Sekuritas 2018
Published on 2018-12-12 07:41:23 (GMT +7)