11 Feb
Market Hari ini
Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Jumat 8 Februari 2019 ditutup melemah 0,23% pada level 6521. Sektor industri dasar mengalami pelemahan terbesar. Investor asing net sell Rp 205,31 miliar. Indeks di bursa Wall Street ditutup mix, dimana indeks Dow Jones ditutup melemah sedangkan indeks S&P500 dan Nasdaq Composite menguat. Sentimen positif berasal dari laporan kinerja keuangan beberapa emiten ditengah pesimisme akan tercapainya kesepakatan dagang antara AS dan China sebelum batas tanggal 1 Maret 2019. Delegasi AS akan berkunjung ke Beijing dan melanjutkan pembicaraan dagang pada 14-15 Februari. Jika tidak tercapai kesepakatan pada 1 Maret, maka AS akan menaikkan tarif impor terhadap produk-produk asal China. Dari emiten yang telah merilis laporan keuangan, sebanyak 71,5% melaporkan laba yang melebihi estimasi. Rata-rata laba kuartal IV diperkirakan tumbuh 16,8%, namun untuk kuartal I diperkirakan turun 0,1%. Bank sentral Australia menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi negara itu, setelah sehari sebelumnya Eropa dan Inggris menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi. Data ekonomi AS yang akan dirilis pada pekan ini diantaranya CPI, retail sales, PPI, initial claims dan Mich Sentiment. Indeks Harga Saham Gabungan hari ini diperkirakan bergerak mixed. IHSG akan bergerak dikisaran level 6480 - 6575
News & Analysis
Tahun Ini Proyek Kereta Api Cepat Milik WIKA Ditargetkan Mencapai 55%
PT Wijaya Karya (Persero) (WIKA) menyampaikan pengembangan kereta cepat Jakarta-Bandung ditargetkan mencapai 55% pada 2019. Pengembangan kereta cepat saat ini difokuskan pada pembangunan darat, di mana pembebasan tanahnya telah mencapai 90,1%. Sisanya sebesar 9% adalah fasilitas sosial (fasos) dan fasilitas umum (fasum) yang tidak harus selesai sekaligus. Untuk menyelesaikan lahan fasos dan fasum, diperlukan negosiasi dengan masyarakat setempat agar mencapai kesepakatan. Adapun tahapan pembangunan darat (mainland) yang dilakukan yakni membuat pondasi, membangun dudukan rel, membangun terowongan, dan memasukkan rel yang juga melewati terowongan. Setelah selesai akan dilanjutkan dengan pembangunan TOD.
Biaya Eksplorasi KKGI Per Januari Mencapai USD1,41 Juta
PT Resources Alam Indonesia Tbk (KKGI) melaporkan pengeluaran biaya kegiatan eksplorasi pertambangan sampai bulan Januari 2019 sebesar USD1.409.646. Aktivitas eksplorasi dilakukan oleh anak usaha PT Insani Baraperkasa di area sub blok Purwajaya selatan dan sub blok Tani Bakti. Adapun rencana aksi untuk blok Loajanan akan terus dilakukan pemetaan geologi dan pembebasan lahan, untuk blok Separi masih dipelajari untuk dilakukan bor serta seluruh blok dalam PKP2B PT Insani Baraperkasa untuk tahap produksi sudah mendapatkan persetujuan Menteri ESDM.
PJAA Siapkan Dana Pelunasan Obligasi Rp350 Miliar
PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) sudah menyiapkan dana untuk pelunasan Obligasi Berkelanjutan I Tahap II Tahun 2018 Seri A yang akan jatuh tempo. Dana yang disiapkan sebesar Rp350 miliar dimana obligasi tersebut akan jatuh tempo pada 23 Mei 2019 mendatang. Perseroan akan mengambil sumber dana dari deposito yang tersedia dan pembayaran dividen dari PT Taman Impian Jaya Ancol maupun anak usaha lainnya, obligasi berkelanjutan dan fasilitas bank dari bank DKI dan Bank Mandiri.
WIKA dan PTPP Bangun Proyek Milik Sarinah Senilai Rp1,8 Triliun
PT Sarinah (Persero) bekerja sama dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dan PT PP (Persero) Tbk (PTPP) untuk membangun dan mengembangkan komplek komersial dengan nilai proyek Rp1,8 triliun. Pengembangan dilakukan untuk komplek komersial milik perseroan yang berlokasi d M.H. Thamrin, Jakarta Pusat. Untuk pengembangan kawasan tersebut, Sarinah akan menggunakan 70% dana pinjaman. Sisanya akan menggunakan dana dari internal. Pendanaan berasal dari bank BUMN. Proses pengerjaan tahap pertama akan memakan waktu selama 16 bulan.
TOWR Dapat Fasilitas Pinjaman dari Sumitomo 5,67 Miliar Yen
PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) berhasil memperoleh fasilitas pinjaman dari Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) Cabang Singapura senilai 5,67 miliar yen atau sekitar Rp 721,03 miliar. Fasilitas pinjaman tersebut nantinya akan digunakan oleh anak usaha Sarana Menara Nusantara, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo). Protelindo diketahui memiliki dua anak usaha, antara lain PT Iforte Solusi Infotek dan PT Komet Infra Nusantara (KIN). Pinjaman tersebut akan digunakan untuk membiayai kebutuhan umum, modal kerja serta untuk pembayaran biaya dan pengeluaran dari Protelindo.
Cadangan Batubara PTBA di Peranap Mencapai 600 Juta Ton
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menyatakan kandungan batu bara di tambang Peranap Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau, sedikitnya mencapai 600 juta ton yang siap untuk menjadi bahan baku pabrik gasifikasi batu bara pertama di Indonesia. PTBA mendapat izin tambang di Peranap seluas 18 ribu hektare dengan prediksi kandungan 600 juta ton. Hal tersebut terkait rencana tiga perusahaan besar, yakni PTBA, PT Pertamina (Persero), dan PT Air Products Indonesia, yang mencanangkan pembangunan pabrik hilirisasi batubara menjadi dimetil eter (DME) di tambang PTBA di Peranap. Investasi pabrik gasifikasi batu bara pertama di Indonesia sedikitnya mencapai USD2 miliar
Stock Pick
TLKM
Pada perdagangan kemarin saham TLKM ditutup tertahan pada level harga 3850. TLKM selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 3800-3890.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 3900
ADHI
Pada perdagangan kemarin saham ADHI ditutup menguat pada level harga 1860. ADHI selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1820-1880.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1890
BMRI
Pada perdagangan kemarin saham BMRI ditutup menguat pada level harga 7575. BMRI selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 7450-7675.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 7700
PTPP
Pada perdagangan kemarin saham PTPP ditutup menguat dilevel harga 2300. PTPP selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 2270-2330.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 2340
SMCB
Pada perdagangan kemarin saham SMCB ditutup menguat pada level harga 1990. SMCB selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1960-2010
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 2020
WIKA
Pada perdagangan kemarin saham WIKA ditutup menguat pada level harga 1865. WIKA selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1845-1885.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1890
Disclaimer :
This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT Waterfront Sekuritas. It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of PT Waterfront Sekuritas and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied), its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither PT Waterfront Sekuritas, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, comissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.
This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. © PT Waterfront Sekuritas 2019
Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Jumat 8 Februari 2019 ditutup melemah 0,23% pada level 6521. Sektor industri dasar mengalami pelemahan terbesar. Investor asing net sell Rp 205,31 miliar. Indeks di bursa Wall Street ditutup mix, dimana indeks Dow Jones ditutup melemah sedangkan indeks S&P500 dan Nasdaq Composite menguat. Sentimen positif berasal dari laporan kinerja keuangan beberapa emiten ditengah pesimisme akan tercapainya kesepakatan dagang antara AS dan China sebelum batas tanggal 1 Maret 2019. Delegasi AS akan berkunjung ke Beijing dan melanjutkan pembicaraan dagang pada 14-15 Februari. Jika tidak tercapai kesepakatan pada 1 Maret, maka AS akan menaikkan tarif impor terhadap produk-produk asal China. Dari emiten yang telah merilis laporan keuangan, sebanyak 71,5% melaporkan laba yang melebihi estimasi. Rata-rata laba kuartal IV diperkirakan tumbuh 16,8%, namun untuk kuartal I diperkirakan turun 0,1%. Bank sentral Australia menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi negara itu, setelah sehari sebelumnya Eropa dan Inggris menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi. Data ekonomi AS yang akan dirilis pada pekan ini diantaranya CPI, retail sales, PPI, initial claims dan Mich Sentiment. Indeks Harga Saham Gabungan hari ini diperkirakan bergerak mixed. IHSG akan bergerak dikisaran level 6480 - 6575
News & Analysis
Tahun Ini Proyek Kereta Api Cepat Milik WIKA Ditargetkan Mencapai 55%
PT Wijaya Karya (Persero) (WIKA) menyampaikan pengembangan kereta cepat Jakarta-Bandung ditargetkan mencapai 55% pada 2019. Pengembangan kereta cepat saat ini difokuskan pada pembangunan darat, di mana pembebasan tanahnya telah mencapai 90,1%. Sisanya sebesar 9% adalah fasilitas sosial (fasos) dan fasilitas umum (fasum) yang tidak harus selesai sekaligus. Untuk menyelesaikan lahan fasos dan fasum, diperlukan negosiasi dengan masyarakat setempat agar mencapai kesepakatan. Adapun tahapan pembangunan darat (mainland) yang dilakukan yakni membuat pondasi, membangun dudukan rel, membangun terowongan, dan memasukkan rel yang juga melewati terowongan. Setelah selesai akan dilanjutkan dengan pembangunan TOD.
Biaya Eksplorasi KKGI Per Januari Mencapai USD1,41 Juta
PT Resources Alam Indonesia Tbk (KKGI) melaporkan pengeluaran biaya kegiatan eksplorasi pertambangan sampai bulan Januari 2019 sebesar USD1.409.646. Aktivitas eksplorasi dilakukan oleh anak usaha PT Insani Baraperkasa di area sub blok Purwajaya selatan dan sub blok Tani Bakti. Adapun rencana aksi untuk blok Loajanan akan terus dilakukan pemetaan geologi dan pembebasan lahan, untuk blok Separi masih dipelajari untuk dilakukan bor serta seluruh blok dalam PKP2B PT Insani Baraperkasa untuk tahap produksi sudah mendapatkan persetujuan Menteri ESDM.
PJAA Siapkan Dana Pelunasan Obligasi Rp350 Miliar
PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) sudah menyiapkan dana untuk pelunasan Obligasi Berkelanjutan I Tahap II Tahun 2018 Seri A yang akan jatuh tempo. Dana yang disiapkan sebesar Rp350 miliar dimana obligasi tersebut akan jatuh tempo pada 23 Mei 2019 mendatang. Perseroan akan mengambil sumber dana dari deposito yang tersedia dan pembayaran dividen dari PT Taman Impian Jaya Ancol maupun anak usaha lainnya, obligasi berkelanjutan dan fasilitas bank dari bank DKI dan Bank Mandiri.
WIKA dan PTPP Bangun Proyek Milik Sarinah Senilai Rp1,8 Triliun
PT Sarinah (Persero) bekerja sama dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dan PT PP (Persero) Tbk (PTPP) untuk membangun dan mengembangkan komplek komersial dengan nilai proyek Rp1,8 triliun. Pengembangan dilakukan untuk komplek komersial milik perseroan yang berlokasi d M.H. Thamrin, Jakarta Pusat. Untuk pengembangan kawasan tersebut, Sarinah akan menggunakan 70% dana pinjaman. Sisanya akan menggunakan dana dari internal. Pendanaan berasal dari bank BUMN. Proses pengerjaan tahap pertama akan memakan waktu selama 16 bulan.
TOWR Dapat Fasilitas Pinjaman dari Sumitomo 5,67 Miliar Yen
PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) berhasil memperoleh fasilitas pinjaman dari Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) Cabang Singapura senilai 5,67 miliar yen atau sekitar Rp 721,03 miliar. Fasilitas pinjaman tersebut nantinya akan digunakan oleh anak usaha Sarana Menara Nusantara, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo). Protelindo diketahui memiliki dua anak usaha, antara lain PT Iforte Solusi Infotek dan PT Komet Infra Nusantara (KIN). Pinjaman tersebut akan digunakan untuk membiayai kebutuhan umum, modal kerja serta untuk pembayaran biaya dan pengeluaran dari Protelindo.
Cadangan Batubara PTBA di Peranap Mencapai 600 Juta Ton
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menyatakan kandungan batu bara di tambang Peranap Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau, sedikitnya mencapai 600 juta ton yang siap untuk menjadi bahan baku pabrik gasifikasi batu bara pertama di Indonesia. PTBA mendapat izin tambang di Peranap seluas 18 ribu hektare dengan prediksi kandungan 600 juta ton. Hal tersebut terkait rencana tiga perusahaan besar, yakni PTBA, PT Pertamina (Persero), dan PT Air Products Indonesia, yang mencanangkan pembangunan pabrik hilirisasi batubara menjadi dimetil eter (DME) di tambang PTBA di Peranap. Investasi pabrik gasifikasi batu bara pertama di Indonesia sedikitnya mencapai USD2 miliar
Stock Pick
TLKM
Pada perdagangan kemarin saham TLKM ditutup tertahan pada level harga 3850. TLKM selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 3800-3890.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 3900
ADHI
Pada perdagangan kemarin saham ADHI ditutup menguat pada level harga 1860. ADHI selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1820-1880.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1890
BMRI
Pada perdagangan kemarin saham BMRI ditutup menguat pada level harga 7575. BMRI selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 7450-7675.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 7700
PTPP
Pada perdagangan kemarin saham PTPP ditutup menguat dilevel harga 2300. PTPP selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 2270-2330.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 2340
SMCB
Pada perdagangan kemarin saham SMCB ditutup menguat pada level harga 1990. SMCB selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1960-2010
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 2020
WIKA
Pada perdagangan kemarin saham WIKA ditutup menguat pada level harga 1865. WIKA selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1845-1885.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1890
Disclaimer :
This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT Waterfront Sekuritas. It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of PT Waterfront Sekuritas and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied), its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither PT Waterfront Sekuritas, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, comissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.
This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. © PT Waterfront Sekuritas 2019
Published on 2019-02-11 08:15:05 (GMT +7)