11 Des
Market Hari ini
Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Senin 10 Desember 2018 ditutup melemah 0,25% pada level 6111. Sektor aneka industri mengalami pelemahan terbesar. Investor asing net sell Rp1,050 triliun. Indeks bursa Wall Street ditutup menguat meskipun pada awalnya bergerak di teritori negatif didorong koreksi indeks bursa Eropa dan Asia yang melemah akibat kekhawatiran perlambatan ekonomi global karena perang dagang antara AS dan China. PM Inggris yang menunda voting di parlemen atas kesepakatan Brexit, mendorong pelemahan pada indeks bursa Eropa karena membuat proses Brexit dalam ketidakpastian. Pasar global pesimis bahwa AS dan China dapat mencapai kesepakatan dagang dalam 90 hari. China melaporkan data ekspor impor bulan November yang jauh di bawah estimasi, mengindikasikan melemahnya permintaan di pasar global. Namun hal tersebut juga menimbulkan ekspektasi bahwa China akan memberikan langkah stimulus untuk menopang pertumbuhan ekonominya agar tidak melambat terlalu dalam. Indeks bursa Wall Street ditutup menguat yang antara lain dipicu oleh reboundnya saham Apple serta reli pada saham Facebook dan Microsoft. Harga minyak mentah kembali mengalami koreksi dan dollar AS menguat. Indeks Harga Saham Gabungan hari ini diperkirakan bergerak mixed. IHSG akan bergerak dikisaran level 6060 - 6137
News & Analysis
KPAS Berencana Tingkatkan Kapasitas Produksi Sebesar 300%
PT. Cottonindo Ariesta Tbk (KPAS) berencana meningkatkan kapasitas produksi sebesar 300%, menjadi 64,8 juta pak produk kapas pada tahun 2019. Hal itu untuk mengantisipasi tingginya permintaan kapas perseroan dari pasar luar negeri. Saat ini, kapasitas produksi perusahaan yang mengolah dan memproduksi kapas untuk kosmetik, kesehatan, dan industri ini baru mencapai 21,6 juta pak per tahun. Peningkatan kapasitas produksi sebesar 300% tersebut, setelah pabrik baru perseroan selesai dibangun, dan mulai berproduksi pada kuartal kedua 2019. Selama ini KPAS telah mengekspor produknya ke sejumlah negara seperti Hongkong, Vietnam, Philipine, Malaysia, Taiwan, dan Myanmar. Perseroan juga berhasil menembus pasar Australia, Rusia dan Uni Emirat Arab. Dalam waktu dekat perusahaan ini akan mengekspor produknya ke Korea Selatan.
SOTS Berencana Bangun Kawasan Pariwisata di Kawasan Timur Indonesia
Setelah menggelar IPO, PT Satria Mega Kencana (SOTS) memiliki rencana ekspansi jangka panjang di bisnis hotel dan real estate kawasan timur Indonesia. Salah satu tujuan dari IPO tersebut adalah untuk membuka jalur pendanaan yang lebih luas lagi guna melakukan ekspansi. Dalam jangka pendek, SOTS akan menggelar ekspansi di tiga lokasi sekitar Bali dan Jakarta. Tahun 2019 rencananya akan ada pengembangan tiga hotel yakni satu hotel di Seminyak, Bali dan sisanya di Jakarta. Namun kedepan rencana besar perseroan adalah membangun kawasan pariwisata di kawasan timur Indonesia yakni di Labuan Bajo, Ende dan Sumba Timur.
URBN Bangun Empat Proyek TOD Senilai Rp10,2 Triliun
PT Urban Jakarta Propertindo Tbk (URBN) saat ini tengah membangun empat proyek TOD pada lintasan jaringan LRT Jabodetabek dengan nilai sekitar Rp 10,2 triliun selama kurang lebih 5 tahun. Dua di antaranya merupakan kerja sama operasi dengan Adhi Commuter Properti yaitu gateway park senilai Rp 3,7 triliun dan urban signature senilai Rp 3,77 triliun. Sementara dua proyek lainnya, dikembangkan oleh URBN sendiri yang antara lain Urban Sky senilai Rp 1,41 triliun dan Urban Suites senilai Rp 1,58 triliun.
ADHI Terima Pembayaran Kedua Proyek LRT Jabodetabek Rp2,5 Triliun
PT Adhi Karya Tbk (ADHI) telah menerima realisasi pembayaran kedua pekerjaan proyek LRT Jabodebek Tahap I senilai Rp2,5 triliun dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) selaku pengelola proyek LRT Jabodebek. Pembayaran ini dilakukan berdasarkan progres pekerjaan LRT Jabodebek Tahap I dari bulan Oktober 2017 sampai dengan Juni 2018. Selanjutnya, ADHI akan menerima rencana pembayaran ketiga mengacu kepada progres pekerjaan dari bulan Juli 2018 sampai dengan Desember 2018. Sampai dengan 30 November 2018 progres pelaksanaan pembangunan prasarana LRT Jabodebek Tahap I telah mencapai 51,1%.
EXCL Berencana Bayar Utang USD200 Juta Pada Q1/2019
PT XL Axiata Tbk (EXCL) berencana membayar utang senilai USD 200 juta hingga kuartal pertama tahun depan. Untuk membiayainya, perusahaan berencana mencari pinjaman. EXCL akan melakukan refinancing loan untuk membayar utang tersebut. Rencananya pinjaman untuk refinancing ini akan dilakukan dalam bentuk rupiah. Dengan melakukan refinancing tersebut, nantinya ratio utang EXCL tidak berkurang. Berdasarkan laporan keuangan per September 2018, rasio utang sebesar 1,78x.
WTON Berencana Akuisisi Sumber Material Alam Pada 2019
PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) berencana melakukanatau menguasai sumber material alam pada 2019 untuk menjaga keberlangsungan proses produksi. WTON sedang memproses penguasaan lahan quarry pasir di Kalimantan Barat dan Sulawesi Selatan. Besaran investasi tahun depan di kisaran Rp400 miliar-Rp500 miliar. Besaran nilai tersebut terdiri atas beberapa aksi korporasi termasuk di dalamnya penguasaan atas quarry pasir alam. Akuisisi tersebut menjadi kunci untuk menjaga keberlangsungan agar proses produksi tetap berjalan lancar. Karena isu terbatasnya material pasir mulai muncul pada 2018
Stock Pick
BBNI
Pada perdagangan kemarin saham BBNI ditutup menguat pada level harga 8575. BBNI selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 8475-8675
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 8700
BBRI
Pada perdagangan kemarin saham BBRI ditutup menguat pada level harga 3610. BBRI selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 3570-3650.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 3660
PTPP
Pada perdagangan kemarin saham PTPP ditutup menguat pada level harga 1935. PTPP selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1915-1955.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1960
WIKA
Pada perdagangan kemarin saham WIKA ditutup menguat pada level harga 1590. WIKA selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1570-1610.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1615
ICBP
Pada perdagangan kemarin saham ICBP ditutup menguat pada level harga 9725. ICBP selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 9625-9825.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 9850
BBCA
Pada perdagangan kemarin saham BBCA ditutup menguat dilevel harga 25900. BBCA selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 25600-26175.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 26200
Disclaimer :
This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT Waterfront Sekuritas. It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of PT Waterfront Sekuritas and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied), its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither PT Waterfront Sekuritas, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, comissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.
This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. © PT Waterfront Sekuritas 2018
Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Senin 10 Desember 2018 ditutup melemah 0,25% pada level 6111. Sektor aneka industri mengalami pelemahan terbesar. Investor asing net sell Rp1,050 triliun. Indeks bursa Wall Street ditutup menguat meskipun pada awalnya bergerak di teritori negatif didorong koreksi indeks bursa Eropa dan Asia yang melemah akibat kekhawatiran perlambatan ekonomi global karena perang dagang antara AS dan China. PM Inggris yang menunda voting di parlemen atas kesepakatan Brexit, mendorong pelemahan pada indeks bursa Eropa karena membuat proses Brexit dalam ketidakpastian. Pasar global pesimis bahwa AS dan China dapat mencapai kesepakatan dagang dalam 90 hari. China melaporkan data ekspor impor bulan November yang jauh di bawah estimasi, mengindikasikan melemahnya permintaan di pasar global. Namun hal tersebut juga menimbulkan ekspektasi bahwa China akan memberikan langkah stimulus untuk menopang pertumbuhan ekonominya agar tidak melambat terlalu dalam. Indeks bursa Wall Street ditutup menguat yang antara lain dipicu oleh reboundnya saham Apple serta reli pada saham Facebook dan Microsoft. Harga minyak mentah kembali mengalami koreksi dan dollar AS menguat. Indeks Harga Saham Gabungan hari ini diperkirakan bergerak mixed. IHSG akan bergerak dikisaran level 6060 - 6137
News & Analysis
KPAS Berencana Tingkatkan Kapasitas Produksi Sebesar 300%
PT. Cottonindo Ariesta Tbk (KPAS) berencana meningkatkan kapasitas produksi sebesar 300%, menjadi 64,8 juta pak produk kapas pada tahun 2019. Hal itu untuk mengantisipasi tingginya permintaan kapas perseroan dari pasar luar negeri. Saat ini, kapasitas produksi perusahaan yang mengolah dan memproduksi kapas untuk kosmetik, kesehatan, dan industri ini baru mencapai 21,6 juta pak per tahun. Peningkatan kapasitas produksi sebesar 300% tersebut, setelah pabrik baru perseroan selesai dibangun, dan mulai berproduksi pada kuartal kedua 2019. Selama ini KPAS telah mengekspor produknya ke sejumlah negara seperti Hongkong, Vietnam, Philipine, Malaysia, Taiwan, dan Myanmar. Perseroan juga berhasil menembus pasar Australia, Rusia dan Uni Emirat Arab. Dalam waktu dekat perusahaan ini akan mengekspor produknya ke Korea Selatan.
SOTS Berencana Bangun Kawasan Pariwisata di Kawasan Timur Indonesia
Setelah menggelar IPO, PT Satria Mega Kencana (SOTS) memiliki rencana ekspansi jangka panjang di bisnis hotel dan real estate kawasan timur Indonesia. Salah satu tujuan dari IPO tersebut adalah untuk membuka jalur pendanaan yang lebih luas lagi guna melakukan ekspansi. Dalam jangka pendek, SOTS akan menggelar ekspansi di tiga lokasi sekitar Bali dan Jakarta. Tahun 2019 rencananya akan ada pengembangan tiga hotel yakni satu hotel di Seminyak, Bali dan sisanya di Jakarta. Namun kedepan rencana besar perseroan adalah membangun kawasan pariwisata di kawasan timur Indonesia yakni di Labuan Bajo, Ende dan Sumba Timur.
URBN Bangun Empat Proyek TOD Senilai Rp10,2 Triliun
PT Urban Jakarta Propertindo Tbk (URBN) saat ini tengah membangun empat proyek TOD pada lintasan jaringan LRT Jabodetabek dengan nilai sekitar Rp 10,2 triliun selama kurang lebih 5 tahun. Dua di antaranya merupakan kerja sama operasi dengan Adhi Commuter Properti yaitu gateway park senilai Rp 3,7 triliun dan urban signature senilai Rp 3,77 triliun. Sementara dua proyek lainnya, dikembangkan oleh URBN sendiri yang antara lain Urban Sky senilai Rp 1,41 triliun dan Urban Suites senilai Rp 1,58 triliun.
ADHI Terima Pembayaran Kedua Proyek LRT Jabodetabek Rp2,5 Triliun
PT Adhi Karya Tbk (ADHI) telah menerima realisasi pembayaran kedua pekerjaan proyek LRT Jabodebek Tahap I senilai Rp2,5 triliun dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) selaku pengelola proyek LRT Jabodebek. Pembayaran ini dilakukan berdasarkan progres pekerjaan LRT Jabodebek Tahap I dari bulan Oktober 2017 sampai dengan Juni 2018. Selanjutnya, ADHI akan menerima rencana pembayaran ketiga mengacu kepada progres pekerjaan dari bulan Juli 2018 sampai dengan Desember 2018. Sampai dengan 30 November 2018 progres pelaksanaan pembangunan prasarana LRT Jabodebek Tahap I telah mencapai 51,1%.
EXCL Berencana Bayar Utang USD200 Juta Pada Q1/2019
PT XL Axiata Tbk (EXCL) berencana membayar utang senilai USD 200 juta hingga kuartal pertama tahun depan. Untuk membiayainya, perusahaan berencana mencari pinjaman. EXCL akan melakukan refinancing loan untuk membayar utang tersebut. Rencananya pinjaman untuk refinancing ini akan dilakukan dalam bentuk rupiah. Dengan melakukan refinancing tersebut, nantinya ratio utang EXCL tidak berkurang. Berdasarkan laporan keuangan per September 2018, rasio utang sebesar 1,78x.
WTON Berencana Akuisisi Sumber Material Alam Pada 2019
PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) berencana melakukanatau menguasai sumber material alam pada 2019 untuk menjaga keberlangsungan proses produksi. WTON sedang memproses penguasaan lahan quarry pasir di Kalimantan Barat dan Sulawesi Selatan. Besaran investasi tahun depan di kisaran Rp400 miliar-Rp500 miliar. Besaran nilai tersebut terdiri atas beberapa aksi korporasi termasuk di dalamnya penguasaan atas quarry pasir alam. Akuisisi tersebut menjadi kunci untuk menjaga keberlangsungan agar proses produksi tetap berjalan lancar. Karena isu terbatasnya material pasir mulai muncul pada 2018
Stock Pick
BBNI
Pada perdagangan kemarin saham BBNI ditutup menguat pada level harga 8575. BBNI selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 8475-8675
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 8700
BBRI
Pada perdagangan kemarin saham BBRI ditutup menguat pada level harga 3610. BBRI selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 3570-3650.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 3660
PTPP
Pada perdagangan kemarin saham PTPP ditutup menguat pada level harga 1935. PTPP selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1915-1955.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1960
WIKA
Pada perdagangan kemarin saham WIKA ditutup menguat pada level harga 1590. WIKA selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1570-1610.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1615
ICBP
Pada perdagangan kemarin saham ICBP ditutup menguat pada level harga 9725. ICBP selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 9625-9825.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 9850
BBCA
Pada perdagangan kemarin saham BBCA ditutup menguat dilevel harga 25900. BBCA selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 25600-26175.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 26200
Disclaimer :
This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT Waterfront Sekuritas. It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of PT Waterfront Sekuritas and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied), its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither PT Waterfront Sekuritas, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, comissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.
This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. © PT Waterfront Sekuritas 2018
Published on 2018-12-11 07:42:41 (GMT +7)