1 Nov
Market Hari ini
Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Kamis 31 Oktober 2019 ditutup melemah 1,07% pada level 6228. Saham sektor pertambangan mengalami koreksi terbesar. Investor asing net sell Rp 599,61 miliar. Indeks di bursa Wall Street ditutup melemah akibat kekhawatiran akan kembali tidak tercapainya kesepakatan dagang antara AS dan China, ditengah sentimen positif laporan keuangan yang bagus dari Apple dan Facebook. Adanya laporan Bloomberg bahwa China mengalami keraguan apakah dapat mencapai kesepakatan komprehensif jangka panjang dengan AS, menjadi faktor negatif. Meskipun kemudian Trump menyatakan akan segera mengumumkan tempat penandatanganan perjanjian dagang AS-China tahap pertama, setelah sebelumnya membatalkan rencana penandatanganan pada pertengahan November di Chili. Sementara itu data initial claims AS pekan lalu menunjukkan kenaikan menjadi 218 ribu dari 213 ribu. Data personal income bulan September meningkat 0,3%, sesuai dengan estimasi, namun melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 0,5%. Untuk data personal spending tumbuh 0,2%, seperti bulan sebelumnya, namun di bawah estimasi 0,3%. Data Chicago PMI bulan Oktober turun pada level 43,2 dari 47,1. Indeks Harga Saham Gabungan perdagangan hari ini diperkirakan bergerak mix. IHSG diperkirakan bergerak dikisaran level 6170 - 6280.
News & Analysis
Pefindo Tetapkan Peringkat idA– Untuk DUCK
Pefindo telah menetapkan peringkat "idA-" untuk PT Jaya Bersama Indo Tbk (DUCK). Prospek untuk peringkat Perusahaan adalah "stabil". Peringkat mencerminkan posisi Perusahaan yang kuat di industri restoran, khususnya di segmen masakan China, marjin profitabilitas yang relatif tinggi dan perlindungan arus kas yang kuat. Namun, peringkat dibatasi oleh umur piutang yang lebih panjang dibandingkan dengan perusahaan lain di industri restoran dengan transaksi pihak berelasi yang signifikan, lokasi outlet yang kurang terdiversifikasi, dan persaingan yang ketat di industri restoran. Peringkat dapat dinaikkan jika DUCK memperkuat pangsa pasar di industri restoran dengan membukukan pencapaian pendapatan dan EBITDA yang lebih tinggi dari yang diproyeksikan.
Rugi SSIA Berkurang Menjadi Rp8,12 Miliar Dari Rp65,6 Miliar
PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) mencatat pendapatan usaha sebesar Rp2,77 triliun hingga periode 30 September 2019 naik 4,13% dibandingkan Rp2,66 triliun di periode sama tahun sebelumnya. Laba bruto tercatat mencapai Rp679,91 miliar dari laba bruto Rp625,57 miliar tahun sebelumnya. Sementara laba usaha naik menjadi Rp217,15 miliar dari Rp177,79 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak diraih sebesar Rp50,04 miliar setelah mencatat rugi sebelum pajak tahun sebelumnya Rp9,16 miliar dan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk diderita sebesar Rp8,12 miliar turun dari rugi Rp65,60 miliar tahun sebelumnya.
Kuartal III Laba Bersih SMGR Turun 37,5% Karena Beban Bunga
PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) mencatat laba bersih hingga kuartal III tahun ini sebesar Rp 1,3 triliun, turun 37,5% dari periode yang sama tahun lalu Rp2,087 triliun, yang terutama disebabkan adanya peningkatan beban bunga. Pendapatan tumbuh sebesar 31,1% menjadi Rp 28,12 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 21,45 triliun. EBITDA tumbuh 26% menjadi Rp 5,9 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Peningkatan pendapatan dan EBITDA Perseroan diantaranya dari hasil konsolidasi kinerja PT Solusi Bangun Indonesia Tbk. (SMCB) ke dalam Semen Indonesia grup sejak Februari 2019.
Per September BOLA Mengalami Penurunan Laba Sebesar 25%
PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA) mencatat laba yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp10,06 miliar hingga kuartal III tahun ini. Laba tersebut turun 25% dari perolehan laba periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp13,42 miliar. Pendapatan meningkat 61,8% menjadi Rp142,27 miliar dari Rp87,93 miliar namun beban operasi naik lebih tinggi menjadi Rp135,65 miliar dari Rp72,55 miliar. Laba operasi turun menjadi Rp7,62 miliar dari Rp15,38 miliar dan laba sebelum pajak turun menjadi Rp10,96 miliar dari Rp14,22 miliar tahun sebelumnya.
Rugi Bersih FREN Berkurang Menjadi Rp1,64 Triliun Dari Rp2,5 Triliun
PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) mencatat penurunan rugi bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk hingga kuartal III tahun ini menjadi Rp1,64 triliun dari rugi Rp2,50 triliun di periode sama tahun sebelumnya. Penurunan rugi tersebut karena pendapatan usaha yang meningkat 26% menjadi Rp4,98 triliun dari Rp3,95 triliun. Rugi usaha tercatat Rp1,76 triliun turun dari rugi usaha tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,92 triliun. Beban lain-lain bersih turun tajam menjadi Rp131,12 miliar dari Rp1,1 triliun dimana keuntungan kurs diraih Rp198,15 miliar dari rugi kurs tahun sebelumnya Rp573,39 miliar.
Kuartal III Laba Bersih SIPD Tumbuh 246%
PT Sierad Produce Tbk (SIPD) mencatat laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk tumbuh 246% pada kuartal III tahun ini menjadi Rp61,55 miliar naik dari perolehan laba periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp17,78 miliar. Kenaikan laba tersebut karena penjualan bersih naik 31% menjadi Rp2,96 triliun hingga periode 30 September 2019 dibandingkan penjualan bersih Rp2,26 triliun di periode sama tahun sebelumnya.
Stock Pick
Disclaimer:
This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT Waterfront Sekuritas Indonesia. It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of PT Waterfront Sekuritas Indonesia and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied), its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither PT Waterfront Sekuritas Indonesia, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, omissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.
This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. © PT Waterfront Sekuritas Indonesia 2019
Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Kamis 31 Oktober 2019 ditutup melemah 1,07% pada level 6228. Saham sektor pertambangan mengalami koreksi terbesar. Investor asing net sell Rp 599,61 miliar. Indeks di bursa Wall Street ditutup melemah akibat kekhawatiran akan kembali tidak tercapainya kesepakatan dagang antara AS dan China, ditengah sentimen positif laporan keuangan yang bagus dari Apple dan Facebook. Adanya laporan Bloomberg bahwa China mengalami keraguan apakah dapat mencapai kesepakatan komprehensif jangka panjang dengan AS, menjadi faktor negatif. Meskipun kemudian Trump menyatakan akan segera mengumumkan tempat penandatanganan perjanjian dagang AS-China tahap pertama, setelah sebelumnya membatalkan rencana penandatanganan pada pertengahan November di Chili. Sementara itu data initial claims AS pekan lalu menunjukkan kenaikan menjadi 218 ribu dari 213 ribu. Data personal income bulan September meningkat 0,3%, sesuai dengan estimasi, namun melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 0,5%. Untuk data personal spending tumbuh 0,2%, seperti bulan sebelumnya, namun di bawah estimasi 0,3%. Data Chicago PMI bulan Oktober turun pada level 43,2 dari 47,1. Indeks Harga Saham Gabungan perdagangan hari ini diperkirakan bergerak mix. IHSG diperkirakan bergerak dikisaran level 6170 - 6280.
News & Analysis
Pefindo Tetapkan Peringkat idA– Untuk DUCK
Pefindo telah menetapkan peringkat "idA-" untuk PT Jaya Bersama Indo Tbk (DUCK). Prospek untuk peringkat Perusahaan adalah "stabil". Peringkat mencerminkan posisi Perusahaan yang kuat di industri restoran, khususnya di segmen masakan China, marjin profitabilitas yang relatif tinggi dan perlindungan arus kas yang kuat. Namun, peringkat dibatasi oleh umur piutang yang lebih panjang dibandingkan dengan perusahaan lain di industri restoran dengan transaksi pihak berelasi yang signifikan, lokasi outlet yang kurang terdiversifikasi, dan persaingan yang ketat di industri restoran. Peringkat dapat dinaikkan jika DUCK memperkuat pangsa pasar di industri restoran dengan membukukan pencapaian pendapatan dan EBITDA yang lebih tinggi dari yang diproyeksikan.
Rugi SSIA Berkurang Menjadi Rp8,12 Miliar Dari Rp65,6 Miliar
PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) mencatat pendapatan usaha sebesar Rp2,77 triliun hingga periode 30 September 2019 naik 4,13% dibandingkan Rp2,66 triliun di periode sama tahun sebelumnya. Laba bruto tercatat mencapai Rp679,91 miliar dari laba bruto Rp625,57 miliar tahun sebelumnya. Sementara laba usaha naik menjadi Rp217,15 miliar dari Rp177,79 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak diraih sebesar Rp50,04 miliar setelah mencatat rugi sebelum pajak tahun sebelumnya Rp9,16 miliar dan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk diderita sebesar Rp8,12 miliar turun dari rugi Rp65,60 miliar tahun sebelumnya.
Kuartal III Laba Bersih SMGR Turun 37,5% Karena Beban Bunga
PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) mencatat laba bersih hingga kuartal III tahun ini sebesar Rp 1,3 triliun, turun 37,5% dari periode yang sama tahun lalu Rp2,087 triliun, yang terutama disebabkan adanya peningkatan beban bunga. Pendapatan tumbuh sebesar 31,1% menjadi Rp 28,12 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 21,45 triliun. EBITDA tumbuh 26% menjadi Rp 5,9 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Peningkatan pendapatan dan EBITDA Perseroan diantaranya dari hasil konsolidasi kinerja PT Solusi Bangun Indonesia Tbk. (SMCB) ke dalam Semen Indonesia grup sejak Februari 2019.
Per September BOLA Mengalami Penurunan Laba Sebesar 25%
PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA) mencatat laba yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp10,06 miliar hingga kuartal III tahun ini. Laba tersebut turun 25% dari perolehan laba periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp13,42 miliar. Pendapatan meningkat 61,8% menjadi Rp142,27 miliar dari Rp87,93 miliar namun beban operasi naik lebih tinggi menjadi Rp135,65 miliar dari Rp72,55 miliar. Laba operasi turun menjadi Rp7,62 miliar dari Rp15,38 miliar dan laba sebelum pajak turun menjadi Rp10,96 miliar dari Rp14,22 miliar tahun sebelumnya.
Rugi Bersih FREN Berkurang Menjadi Rp1,64 Triliun Dari Rp2,5 Triliun
PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) mencatat penurunan rugi bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk hingga kuartal III tahun ini menjadi Rp1,64 triliun dari rugi Rp2,50 triliun di periode sama tahun sebelumnya. Penurunan rugi tersebut karena pendapatan usaha yang meningkat 26% menjadi Rp4,98 triliun dari Rp3,95 triliun. Rugi usaha tercatat Rp1,76 triliun turun dari rugi usaha tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,92 triliun. Beban lain-lain bersih turun tajam menjadi Rp131,12 miliar dari Rp1,1 triliun dimana keuntungan kurs diraih Rp198,15 miliar dari rugi kurs tahun sebelumnya Rp573,39 miliar.
Kuartal III Laba Bersih SIPD Tumbuh 246%
PT Sierad Produce Tbk (SIPD) mencatat laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk tumbuh 246% pada kuartal III tahun ini menjadi Rp61,55 miliar naik dari perolehan laba periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp17,78 miliar. Kenaikan laba tersebut karena penjualan bersih naik 31% menjadi Rp2,96 triliun hingga periode 30 September 2019 dibandingkan penjualan bersih Rp2,26 triliun di periode sama tahun sebelumnya.
Stock Pick
EXCL
Pada perdagangan kemarin, saham EXCL sempat melemah hingga level terendah 3450 sebelum akhirnya ditutup stagnan pada level 3550. Diperkirakan EXCL masih berpeluang mengalami kenaikan menuju level resistance 3600. Namun sell on strength jika tidak berhasil menembus level 3550.
BBCA
Pada perdagangan kemarin saham BBCA ditutup menguat pada level 31450. Diperkirakan BBCA masih berpeluang melanjutkan kenaikan, menguji level resistance di 31625. Level support pada 31.000. Rekomendasi Sell On Strength jika tidak melewati resistance di 31625.
INDF
Pada perdagangan kemarin saham INDF ditutup menguat pada level harga 7700. INDF selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 7525-7825. Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 7825
ISAT
Pada perdagangan kemarin saham ISAT ditutup menguat pada level harga 3320. ISAT selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 3190-3370. Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 3330
MNCN
Pada perdagangan kemarin saham MNCN ditutup menguat diharga 1315, melewati resistance di 1305. Diperkirakan intraday MNCN masih dapat melanjutkan kenaikan menuju resistance harga 1330. Sementara level Support pada level harga 1295. Rekomendasi Sell On Strength jika tidak melewati resistance di 1330
BMRI
Pada perdagangan kemarin saham BBNI ditutup tertahan dilevel harga 7025. BMRI selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 6900-7100. Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 7100
Pada perdagangan kemarin, saham EXCL sempat melemah hingga level terendah 3450 sebelum akhirnya ditutup stagnan pada level 3550. Diperkirakan EXCL masih berpeluang mengalami kenaikan menuju level resistance 3600. Namun sell on strength jika tidak berhasil menembus level 3550.
BBCA
Pada perdagangan kemarin saham BBCA ditutup menguat pada level 31450. Diperkirakan BBCA masih berpeluang melanjutkan kenaikan, menguji level resistance di 31625. Level support pada 31.000. Rekomendasi Sell On Strength jika tidak melewati resistance di 31625.
INDF
Pada perdagangan kemarin saham INDF ditutup menguat pada level harga 7700. INDF selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 7525-7825. Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 7825
ISAT
Pada perdagangan kemarin saham ISAT ditutup menguat pada level harga 3320. ISAT selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 3190-3370. Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 3330
MNCN
Pada perdagangan kemarin saham MNCN ditutup menguat diharga 1315, melewati resistance di 1305. Diperkirakan intraday MNCN masih dapat melanjutkan kenaikan menuju resistance harga 1330. Sementara level Support pada level harga 1295. Rekomendasi Sell On Strength jika tidak melewati resistance di 1330
BMRI
Pada perdagangan kemarin saham BBNI ditutup tertahan dilevel harga 7025. BMRI selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 6900-7100. Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 7100
Disclaimer:
This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT Waterfront Sekuritas Indonesia. It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of PT Waterfront Sekuritas Indonesia and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied), its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither PT Waterfront Sekuritas Indonesia, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, omissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.
This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. © PT Waterfront Sekuritas Indonesia 2019
Published on 2019-11-01 07:28:19 (GMT +7)