09 Jan
Market Hari ini
Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Senin 8 Januari 2018 ditutup menguat 0,5% pada level 6385. Sebelumnya indeks sempat melemah, kemudian cenderung menguat hingga penutupan. Sektor pertambangan menyumbangkan penguatan terbesar. Investor asing net buy Rp270,30 miliar. Indeks di bursa Wall Street ditutup mix dimana indeks Dow Jones melemah sedangkan indeks S&P500 dan Nasdaq Composite ditutup menguat. Pelemahan pada sektor kesehatan dan keuangan membebani indeks. Setelah reli indeks pada awal tahun 2018, investor melakukan profit taking terlebih dulu menjelang earning season triwulan IV. Saham sektor teknologi kembali menjadi pendorong penguatan indeks. Investor berlanjut menilai dampak dari pemangkasan pajak sebelum earning season yang segera akan dimulai. Dollar AS menguat setelah melemah selama tiga pekan berturut-turut. Sementara itu di Eropa, data keyakinan konsumen berlanjut menguat pada akhir tahun 2017. China dijadwalkan akan merilis data inflasi pada hari Rabu pekan ini.AS juga akan dirilis data inflasi produsen pada hari Kamis dan data inflasi konsumen pada hari Jumat. Demikian juga dengan data penjualan ritel AS bulan Desember yang akan dirilis pada hari Jumat. Untuk Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan hari ini diperkirakan bergerak mixed. IHSG bergerak dikisaran level 6330 - 6420
News & Analysis
BPH Migas Tetapkan AKRA Distribusi BBM Hingga 2022
BPH Migas menetapkan PT Pertamina (Persero) dan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) untuk melaksanakan penyediaan dan pendistribusian jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) tertentu maupun jenis BBM khusus untuk 2018 sampai dengan 2022. Dua badan usaha tersebut dipilih karena berhasil melalui serangkaian proses yang ditetapkan pemerintah dalam rangka penugasan badan usaha pelaksana penyediaan dan pendistribusian jenis BBM tertentu dan BBM khusus. BPH Migas telah melaksanakan proses pemilhan terhadap badan usaha pemegang izin usaha niaga umum BBM menjadi badan usaha pendistribusian bbm jenis tertentu tahun 2018 sampai 2022.
AIMS Akan Tender Offer Pada Harga Rp254/saham
Pemegang saham mayoritas PT Akbar Indo Makmur Stimec Tbk (AIMS) yakni PT Aims Indo Investama akan melakukan penawaran tender untuk membeli sebanyak-banyaknya 50.493.000 saham biasa yang dimiliki pemegang saham. Jumlah saham tersebut mewakili 22,95% dari total jumlah saham AIMS dengan harga penawaran tender sebesar Rp254 per lembar. Pihak-pihak yang berhak turut serta dalam Penawaran Tender Wajib adalah pemegang saham yang menerima penawaran yang telah melengkapi dan mengajukan dokumen yang disyaratkan untuk Penawaran Tender Wajib sebelum berakhirnya periode penawaran tender wajib pada 6 Februari 2018.
AMA Jual 305,52 Juta Sahamnya di POOL
PT Advista Multi Artha (AMA) menjual 305,52 juta lembar sahamnya di PT Pool Advista Indonesia Tbk (POOL). Penjualan tersebut pada harga per lembar Rp4.100. Transaksi yang dilakukan pada 29 Desember tahun lalu ini ditujukan untuk perhitungan bisnis korporasi. Dengan penjualan ini, kepemilikan saham Advista menjadi 419,53 juta lembar saham atau sebesar 18,64%. Selain AMA, pemegang saham dari POOL adalah PT Asabri (Persero) senilai 264,47 juta lembar atau sebesar 11,75%. Tahun lalu AMA beberapa kali mengurangi kepemilikan saham di POOL.
DOID Kembalikan IUP Dua Anak Usaha Yang Telah Berakhir
PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) sedang mengurus pengembalian izin usaha pertambangan (IUP) milik anak usahanya. Pasalnya, IUP milik dua anak usaha DOID telah berakhir sejak 2014 dan 2016 lalu. Berakhirnya IUP eksplorasi dua anak usaha DOID, PT Pulau Mutiara Persada (PMP) dan PT Banyubiru Sakti (BBS) membuat mereka tak memiliki kegiatan eksplorasi saat ini. Tidak lagi memiliki IUP, DOID masih akan berfokus pada bisnis batubara. DOID kini berfokus dalam mengembangkan usaha entitas anaknya yang bergerak di bidang jasa pertambangan. DOID akan fokus mengembangkan anak usahanya, PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA). Membaiknya harga komoditas batubara membuat aktivitas kegiatan BUMA meningkat seiring meningkatnya aktivitas penambangan batubara di Indonesia.
Per November Penjualan Alat Berat UNTR Tumbuh 35%
Penjualan alat berat PT United Tractors Tbk (UNTR) terus menunjukkan peningkatan. Namun, produksi baru menurun. Perusahaan membukukan penjualan alat berat Komatsu pada November 2017 sebanyak 409 unit. Jumlah tersebut meningkat 30,25% dibandingkan bulan sebelumnya. Secara year to date (ytd) November 2017, UNTR telah membukukan penjualan 3.476 unit Komatsu. Jumlah ini meningkat 35% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu hanya 2.002 unit.
ARTI Ajukan Proyek LRT Jabodetabek Senilai Rp405 Triliun
PT Ratu Prabu Energi Tbk (ARTI) telah mengajukan proyek Light Rail Transit (LRT) di Jabodetabek sepanjang 400 km dengan nilai Rp 405 triliun. Kebutuhan dana tersebut rencananya akan dicari melalui pinjaman perbankan luar negeri. Untuk menggarap proyek tersebut perseroan akan mencari pendanaan perbankan dari negara lain. Perseroan menyatakan sudah ada beberapa perbankan dari 3 negara yang sudah tertarik mendanai proyek tersebut.
Stock Pick
BBRI
Pada perdagangan kemarin saham BBRI kembali ditutup menguat di level 3590. Pergerakan saham BBRI selanjutnya diperkirakan pada kisaran 3560-3630. Rekomendasi Sell on Strength apabila tidak berhasil melewati level resisten di level harga 3630
JSMR
Pada perdagangan kemarin saham JSMR kembali ditutup menguat pada level 6575. Pergerakan JSMR selanjutnya diperkirakan pada kisaran 6500-6650.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 6650
BBCA
Pada perdagangan kemarin saham BBCA menguat ditutup di 22350. Pergerakan saham BBCA selanjutnya diperkirakan pada kisaran 22150-22600.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak melewati level resisten 22600
BMRI
Pada perdagangan kemarin saham BMRI kembali ditutup menguat di level 7925. Pergerakan saham BMRI selanjutnya diperkirakan pada kisaran 7825-8025. Rekomendasi Sell on Strength apabila tidak berhasil melewati level resisten di level harga 8025
KLBF
Pada perdagangan kemarin saham KLBF ditutup menguat pada level 1785. Pergerakan KLBF selanjutnya diperkirakan berada pada kisaran 1765-1805.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1805
INDF
Pada perdagangan kemarin saham INDF kembali ditutup menguat di level 7850. Pergerakan saham INDF selanjutnya diperkirakan pada kisaran 7750-7950. Rekomendasi Sell on Strength apabila tidak berhasil melewati level resisten di level harga 7950
ADHI
Pada perdagangan kemarin saham ADHI kembali ditutup menguat pada level 1960. Pergerakan ADHI selanjutnya diperkirakan pada kisaran 1940-1980.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1980
Disclaimer :
This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT Waterfront Sekuritas. It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of PT Waterfront Sekuritas and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied), its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither PT Waterfront Sekuritas, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, comissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.
This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. © PT Waterfront Sekuritas 2018
Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Senin 8 Januari 2018 ditutup menguat 0,5% pada level 6385. Sebelumnya indeks sempat melemah, kemudian cenderung menguat hingga penutupan. Sektor pertambangan menyumbangkan penguatan terbesar. Investor asing net buy Rp270,30 miliar. Indeks di bursa Wall Street ditutup mix dimana indeks Dow Jones melemah sedangkan indeks S&P500 dan Nasdaq Composite ditutup menguat. Pelemahan pada sektor kesehatan dan keuangan membebani indeks. Setelah reli indeks pada awal tahun 2018, investor melakukan profit taking terlebih dulu menjelang earning season triwulan IV. Saham sektor teknologi kembali menjadi pendorong penguatan indeks. Investor berlanjut menilai dampak dari pemangkasan pajak sebelum earning season yang segera akan dimulai. Dollar AS menguat setelah melemah selama tiga pekan berturut-turut. Sementara itu di Eropa, data keyakinan konsumen berlanjut menguat pada akhir tahun 2017. China dijadwalkan akan merilis data inflasi pada hari Rabu pekan ini.AS juga akan dirilis data inflasi produsen pada hari Kamis dan data inflasi konsumen pada hari Jumat. Demikian juga dengan data penjualan ritel AS bulan Desember yang akan dirilis pada hari Jumat. Untuk Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan hari ini diperkirakan bergerak mixed. IHSG bergerak dikisaran level 6330 - 6420
News & Analysis
BPH Migas Tetapkan AKRA Distribusi BBM Hingga 2022
BPH Migas menetapkan PT Pertamina (Persero) dan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) untuk melaksanakan penyediaan dan pendistribusian jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) tertentu maupun jenis BBM khusus untuk 2018 sampai dengan 2022. Dua badan usaha tersebut dipilih karena berhasil melalui serangkaian proses yang ditetapkan pemerintah dalam rangka penugasan badan usaha pelaksana penyediaan dan pendistribusian jenis BBM tertentu dan BBM khusus. BPH Migas telah melaksanakan proses pemilhan terhadap badan usaha pemegang izin usaha niaga umum BBM menjadi badan usaha pendistribusian bbm jenis tertentu tahun 2018 sampai 2022.
AIMS Akan Tender Offer Pada Harga Rp254/saham
Pemegang saham mayoritas PT Akbar Indo Makmur Stimec Tbk (AIMS) yakni PT Aims Indo Investama akan melakukan penawaran tender untuk membeli sebanyak-banyaknya 50.493.000 saham biasa yang dimiliki pemegang saham. Jumlah saham tersebut mewakili 22,95% dari total jumlah saham AIMS dengan harga penawaran tender sebesar Rp254 per lembar. Pihak-pihak yang berhak turut serta dalam Penawaran Tender Wajib adalah pemegang saham yang menerima penawaran yang telah melengkapi dan mengajukan dokumen yang disyaratkan untuk Penawaran Tender Wajib sebelum berakhirnya periode penawaran tender wajib pada 6 Februari 2018.
AMA Jual 305,52 Juta Sahamnya di POOL
PT Advista Multi Artha (AMA) menjual 305,52 juta lembar sahamnya di PT Pool Advista Indonesia Tbk (POOL). Penjualan tersebut pada harga per lembar Rp4.100. Transaksi yang dilakukan pada 29 Desember tahun lalu ini ditujukan untuk perhitungan bisnis korporasi. Dengan penjualan ini, kepemilikan saham Advista menjadi 419,53 juta lembar saham atau sebesar 18,64%. Selain AMA, pemegang saham dari POOL adalah PT Asabri (Persero) senilai 264,47 juta lembar atau sebesar 11,75%. Tahun lalu AMA beberapa kali mengurangi kepemilikan saham di POOL.
DOID Kembalikan IUP Dua Anak Usaha Yang Telah Berakhir
PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) sedang mengurus pengembalian izin usaha pertambangan (IUP) milik anak usahanya. Pasalnya, IUP milik dua anak usaha DOID telah berakhir sejak 2014 dan 2016 lalu. Berakhirnya IUP eksplorasi dua anak usaha DOID, PT Pulau Mutiara Persada (PMP) dan PT Banyubiru Sakti (BBS) membuat mereka tak memiliki kegiatan eksplorasi saat ini. Tidak lagi memiliki IUP, DOID masih akan berfokus pada bisnis batubara. DOID kini berfokus dalam mengembangkan usaha entitas anaknya yang bergerak di bidang jasa pertambangan. DOID akan fokus mengembangkan anak usahanya, PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA). Membaiknya harga komoditas batubara membuat aktivitas kegiatan BUMA meningkat seiring meningkatnya aktivitas penambangan batubara di Indonesia.
Per November Penjualan Alat Berat UNTR Tumbuh 35%
Penjualan alat berat PT United Tractors Tbk (UNTR) terus menunjukkan peningkatan. Namun, produksi baru menurun. Perusahaan membukukan penjualan alat berat Komatsu pada November 2017 sebanyak 409 unit. Jumlah tersebut meningkat 30,25% dibandingkan bulan sebelumnya. Secara year to date (ytd) November 2017, UNTR telah membukukan penjualan 3.476 unit Komatsu. Jumlah ini meningkat 35% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu hanya 2.002 unit.
ARTI Ajukan Proyek LRT Jabodetabek Senilai Rp405 Triliun
PT Ratu Prabu Energi Tbk (ARTI) telah mengajukan proyek Light Rail Transit (LRT) di Jabodetabek sepanjang 400 km dengan nilai Rp 405 triliun. Kebutuhan dana tersebut rencananya akan dicari melalui pinjaman perbankan luar negeri. Untuk menggarap proyek tersebut perseroan akan mencari pendanaan perbankan dari negara lain. Perseroan menyatakan sudah ada beberapa perbankan dari 3 negara yang sudah tertarik mendanai proyek tersebut.
Stock Pick
BBRI
Pada perdagangan kemarin saham BBRI kembali ditutup menguat di level 3590. Pergerakan saham BBRI selanjutnya diperkirakan pada kisaran 3560-3630. Rekomendasi Sell on Strength apabila tidak berhasil melewati level resisten di level harga 3630
JSMR
Pada perdagangan kemarin saham JSMR kembali ditutup menguat pada level 6575. Pergerakan JSMR selanjutnya diperkirakan pada kisaran 6500-6650.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 6650
BBCA
Pada perdagangan kemarin saham BBCA menguat ditutup di 22350. Pergerakan saham BBCA selanjutnya diperkirakan pada kisaran 22150-22600.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak melewati level resisten 22600
BMRI
Pada perdagangan kemarin saham BMRI kembali ditutup menguat di level 7925. Pergerakan saham BMRI selanjutnya diperkirakan pada kisaran 7825-8025. Rekomendasi Sell on Strength apabila tidak berhasil melewati level resisten di level harga 8025
KLBF
Pada perdagangan kemarin saham KLBF ditutup menguat pada level 1785. Pergerakan KLBF selanjutnya diperkirakan berada pada kisaran 1765-1805.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1805
INDF
Pada perdagangan kemarin saham INDF kembali ditutup menguat di level 7850. Pergerakan saham INDF selanjutnya diperkirakan pada kisaran 7750-7950. Rekomendasi Sell on Strength apabila tidak berhasil melewati level resisten di level harga 7950
ADHI
Pada perdagangan kemarin saham ADHI kembali ditutup menguat pada level 1960. Pergerakan ADHI selanjutnya diperkirakan pada kisaran 1940-1980.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1980
Disclaimer :
This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT Waterfront Sekuritas. It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of PT Waterfront Sekuritas and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied), its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither PT Waterfront Sekuritas, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, comissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.
This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. © PT Waterfront Sekuritas 2018
Published on 2018-01-09 07:29:02 (GMT +7)