08 Apr
Market Hari ini
Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan hari Jumat 5 April 2019 ditutup melemah 0,32% pada level 6474. Sektor pertambangan mengalami koreksi terbesar. Investor asing melakukan net buy Rp 435,06 miliar. Indeks di bursa Wall Street pada perdagangan akhir pekan lalu ditutup menguat, yang dipicu oleh data pertumbuhan penyerapan tenaga kerja yang lebih baik dari estimasi, sehingga mengurangi kekhawatiran akan perlambatan ekonomi. Data nonfarm payrolls bulan Maret, menunjukkan penyerapan tenaga kerja sebanyak 196 ribu orang dari bulan sebelumnya 33 ribu orang, serta lebih baik dibandingkan estimasi 180 ribu orang. Tingkat pengangguran tetap pada level 3,8%. Namun pertumbuhan kenaikan upah melambat menjadi 0,1% dari 0,4%, yang mendukung kebijakan The Fed untuk tidak menaikkan suku bunga tahun ini. Faktor positif juga berasal dari ekspektasi akan tercapainya kesepakatan perjanjian perdagangan antara AS dan China. Data ekonomi AS yang akan dirilis pada pekan ini diantaranya factory orders, CPI, PPI, FOMC minutes dan Mich Sentiment. Sementara itu jika Uni Eropa tidak menyetujui proposal Inggris untuk memundurkan Brexit menjadi 30 Juni, maka pada batas tanggal 12 April berpotensi terjadinya No Deal Brexit. Untuk Indeks Harga Saham Gabungan hari ini diperkirakan bergerak mixed. IHSG akan bergerak dikisaran level 6410 - 6525
News & Analysis
BNII Terbitkan Surat Utang Senilai Rp570 Miliar
PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) menerbitkan Negotiable Certificate of Deposit (NCD) senilai total Rp570 miliar yang terdiri dari dua seri. Seri A memiliki jumlah pokok Rp200 miliar dengan tingkat diskonto 7,70% per tahun dan jangka waktu enam bulan yang akan jatuh tempo pada 4 Oktober 2019. Sementara Seri B memiliki jumlah pokok Rp370 miliar dengan tingkat diskonto 7,90% per tahun dengan tenor 12 bulan dan jatuh tempo pada 4 April 2020. Tanggal distribusi secara elektronik pada 4 April 2019.
URBN Anggarkan Belanja Modal Rp800 Miliar
PT Urban Jakarta Propertindo Tbk (URBN) tahun ini menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp800 miliar. Sebagian besar dana itu akan dipergunakan untuk pembangunan proyek eksisting dan juga untuk uang muka pembelian area komersial seluas 36.000 meter persegi yang bernilai Rp600 miliar. Area komersial tersebut akan menjadi proyek tahun jamak perseroan dan menjadi potensi recurring income setelah selesai dibangun pada 2022-2023. Perseroan juga telah mendapat persetujuan dari pemegang saham untuk menggelar penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) dengan nilai maksimal 10% dari modal ditempatkan dan disetor. Sebagian dari PMTHMETD atau Rp66 miliar telah disetujui dan langsung ditempatkan sesuai perjanjian dengan pihak Ibukota Development Ltd.
IBFN Masih Miliki Sisa Dana IPO Rp4,67 Miliar
PT Intan Baruprana Finance Tbk (IBFN) masih memiliki sisa dana hasil penawaran umum saham sebesar Rp4,67 miliar hingga periode 31 Desember 2018. Dari hasil IPO perseroan pada September 2018 lalu, dana bersih yang diraih mencapai Rp76,24 miliar dimana realisasi penggunaan dana tersebut yang seluruhnya untuk modal kerja baru mencapai Rp71,57 miliar. Rincian penggunaan Oktober 2018 sebesar Rp55,56 miliar, November 2018 sebesar Rp10 miliar dan Desember 2018 sebesar Rp6,00 miliar.
Pefindo Tegaskan Peringkat PNBN Pada idAA
Pefindo menegaskan peringkat idAA untuk PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN), Obligasi Berkelanjutan III/2018 senilai maksimum Rp10 triliun dan obligasi berkelanjutan II/2016 perusahaan yang masih beredar. Pefindo juga menegaskan peringkat idAA- untuk obligasi subordinasi berkelanjutan I/2012 perusahaan yang masih beredar. Peringkat obligasi subordinasi berkelanjutan III/2018 senilai maksimum Rp6,0 triliun dan obligasi subordinasi berkelanjutan II/2016 yang berpotensi dihapusbukukan jika non viability event terjadi ditetapkan di idA+. Prospek atas peringkat perusahaan adalah stabil.
Pefindo Berikan Peringkat idA– Untuk PEHA
Pefindo memberikan peringkat idA- untuk PT Phapros Tbk (PEHA) dengan outlook terhadap peringkat perusahaan adalah stabil. Peringkat tersebut mencerminkan portofolio produk perusahaan yang terdiversifikasi, marjin profitabilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa perusahaan farmasi yang tercatat di bursa, serta proteksi arus kas yang moderat dengan fleksibilitas keuangan yang lebih baik. Peringkat dibatasi oleh daya saing pasar yang rendah dibandingkan dengan perusahaan sejenis, risiko terkait dengan proyek e-catalogue dan risiko fluktuasi harga bahan baku.
Anak Usaha DYAN Beli 15% Saham Eco Partners Indonesia Senilai Rp11,25 Miliar
PT Dyandra Media Internasional Tbk (DYAN), melalui PT Dyandra Global Edutaiment (DGE) yang merupakan entitas anak dari PT Dyandra Promosindo (DP) pada 5 April 2019 telah melakukan pembelian saham di dalam PT Eco Partners Indonesia (EPI). Saham yang dibeli sebanyak 1.500 saham atau setara 15% saham dalam EPI dengan harga Rp7,5 juta per lembar dengan total transaksi mencapai Rp11,25 miliar dan telah dibayar lunas oleh DGE. Pembelian saham ini bertujuan untuk investasi dan pengembangan usaha perseroan di bidang pengelolaan kebun binatang dimana EPI merupakan perusahaan yang melakukan penyertaan di dalam PT Fauna Land Ancol (FLA).
Stock Pick
ExCL
Pada perdagangan kemarin saham EXCL ditutup menguat pada level harga 2630. EXCL selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 2600-2660
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 2670
TLKM
Pada perdagangan kemarin saham TLKM ditutup menguat pada level harga 4050. TLKM selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 4000-4100.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 4110
ASII
Pada perdagangan kemarin saham ASII ditutup menguat pada level harga 7600. ASII selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 7500-7700.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 7750
GIAA
Pada perdagangan kemarin saham GIAA ditutup menguat pada level harga 472. GIAA selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 466-476.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 478
CPIN
Pada perdagangan kemarin saham CPIN ditutup menguat pada level harga 6325. CPIN selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 6225-6400.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 6425
JPFA
Pada perdagangan kemarin saham JPFA ditutup menguat dilevel harga 1825. JPFA selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1800-1845.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1850
Disclaimer :
This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT Waterfront Sekuritas. It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of PT Waterfront Sekuritas and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied), its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither PT Waterfront Sekuritas, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, comissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.
This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. © PT Waterfront Sekuritas 2019
Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan hari Jumat 5 April 2019 ditutup melemah 0,32% pada level 6474. Sektor pertambangan mengalami koreksi terbesar. Investor asing melakukan net buy Rp 435,06 miliar. Indeks di bursa Wall Street pada perdagangan akhir pekan lalu ditutup menguat, yang dipicu oleh data pertumbuhan penyerapan tenaga kerja yang lebih baik dari estimasi, sehingga mengurangi kekhawatiran akan perlambatan ekonomi. Data nonfarm payrolls bulan Maret, menunjukkan penyerapan tenaga kerja sebanyak 196 ribu orang dari bulan sebelumnya 33 ribu orang, serta lebih baik dibandingkan estimasi 180 ribu orang. Tingkat pengangguran tetap pada level 3,8%. Namun pertumbuhan kenaikan upah melambat menjadi 0,1% dari 0,4%, yang mendukung kebijakan The Fed untuk tidak menaikkan suku bunga tahun ini. Faktor positif juga berasal dari ekspektasi akan tercapainya kesepakatan perjanjian perdagangan antara AS dan China. Data ekonomi AS yang akan dirilis pada pekan ini diantaranya factory orders, CPI, PPI, FOMC minutes dan Mich Sentiment. Sementara itu jika Uni Eropa tidak menyetujui proposal Inggris untuk memundurkan Brexit menjadi 30 Juni, maka pada batas tanggal 12 April berpotensi terjadinya No Deal Brexit. Untuk Indeks Harga Saham Gabungan hari ini diperkirakan bergerak mixed. IHSG akan bergerak dikisaran level 6410 - 6525
News & Analysis
BNII Terbitkan Surat Utang Senilai Rp570 Miliar
PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) menerbitkan Negotiable Certificate of Deposit (NCD) senilai total Rp570 miliar yang terdiri dari dua seri. Seri A memiliki jumlah pokok Rp200 miliar dengan tingkat diskonto 7,70% per tahun dan jangka waktu enam bulan yang akan jatuh tempo pada 4 Oktober 2019. Sementara Seri B memiliki jumlah pokok Rp370 miliar dengan tingkat diskonto 7,90% per tahun dengan tenor 12 bulan dan jatuh tempo pada 4 April 2020. Tanggal distribusi secara elektronik pada 4 April 2019.
URBN Anggarkan Belanja Modal Rp800 Miliar
PT Urban Jakarta Propertindo Tbk (URBN) tahun ini menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp800 miliar. Sebagian besar dana itu akan dipergunakan untuk pembangunan proyek eksisting dan juga untuk uang muka pembelian area komersial seluas 36.000 meter persegi yang bernilai Rp600 miliar. Area komersial tersebut akan menjadi proyek tahun jamak perseroan dan menjadi potensi recurring income setelah selesai dibangun pada 2022-2023. Perseroan juga telah mendapat persetujuan dari pemegang saham untuk menggelar penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) dengan nilai maksimal 10% dari modal ditempatkan dan disetor. Sebagian dari PMTHMETD atau Rp66 miliar telah disetujui dan langsung ditempatkan sesuai perjanjian dengan pihak Ibukota Development Ltd.
IBFN Masih Miliki Sisa Dana IPO Rp4,67 Miliar
PT Intan Baruprana Finance Tbk (IBFN) masih memiliki sisa dana hasil penawaran umum saham sebesar Rp4,67 miliar hingga periode 31 Desember 2018. Dari hasil IPO perseroan pada September 2018 lalu, dana bersih yang diraih mencapai Rp76,24 miliar dimana realisasi penggunaan dana tersebut yang seluruhnya untuk modal kerja baru mencapai Rp71,57 miliar. Rincian penggunaan Oktober 2018 sebesar Rp55,56 miliar, November 2018 sebesar Rp10 miliar dan Desember 2018 sebesar Rp6,00 miliar.
Pefindo Tegaskan Peringkat PNBN Pada idAA
Pefindo menegaskan peringkat idAA untuk PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN), Obligasi Berkelanjutan III/2018 senilai maksimum Rp10 triliun dan obligasi berkelanjutan II/2016 perusahaan yang masih beredar. Pefindo juga menegaskan peringkat idAA- untuk obligasi subordinasi berkelanjutan I/2012 perusahaan yang masih beredar. Peringkat obligasi subordinasi berkelanjutan III/2018 senilai maksimum Rp6,0 triliun dan obligasi subordinasi berkelanjutan II/2016 yang berpotensi dihapusbukukan jika non viability event terjadi ditetapkan di idA+. Prospek atas peringkat perusahaan adalah stabil.
Pefindo Berikan Peringkat idA– Untuk PEHA
Pefindo memberikan peringkat idA- untuk PT Phapros Tbk (PEHA) dengan outlook terhadap peringkat perusahaan adalah stabil. Peringkat tersebut mencerminkan portofolio produk perusahaan yang terdiversifikasi, marjin profitabilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa perusahaan farmasi yang tercatat di bursa, serta proteksi arus kas yang moderat dengan fleksibilitas keuangan yang lebih baik. Peringkat dibatasi oleh daya saing pasar yang rendah dibandingkan dengan perusahaan sejenis, risiko terkait dengan proyek e-catalogue dan risiko fluktuasi harga bahan baku.
Anak Usaha DYAN Beli 15% Saham Eco Partners Indonesia Senilai Rp11,25 Miliar
PT Dyandra Media Internasional Tbk (DYAN), melalui PT Dyandra Global Edutaiment (DGE) yang merupakan entitas anak dari PT Dyandra Promosindo (DP) pada 5 April 2019 telah melakukan pembelian saham di dalam PT Eco Partners Indonesia (EPI). Saham yang dibeli sebanyak 1.500 saham atau setara 15% saham dalam EPI dengan harga Rp7,5 juta per lembar dengan total transaksi mencapai Rp11,25 miliar dan telah dibayar lunas oleh DGE. Pembelian saham ini bertujuan untuk investasi dan pengembangan usaha perseroan di bidang pengelolaan kebun binatang dimana EPI merupakan perusahaan yang melakukan penyertaan di dalam PT Fauna Land Ancol (FLA).
Stock Pick
ExCL
Pada perdagangan kemarin saham EXCL ditutup menguat pada level harga 2630. EXCL selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 2600-2660
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 2670
TLKM
Pada perdagangan kemarin saham TLKM ditutup menguat pada level harga 4050. TLKM selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 4000-4100.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 4110
ASII
Pada perdagangan kemarin saham ASII ditutup menguat pada level harga 7600. ASII selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 7500-7700.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 7750
GIAA
Pada perdagangan kemarin saham GIAA ditutup menguat pada level harga 472. GIAA selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 466-476.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 478
CPIN
Pada perdagangan kemarin saham CPIN ditutup menguat pada level harga 6325. CPIN selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 6225-6400.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 6425
JPFA
Pada perdagangan kemarin saham JPFA ditutup menguat dilevel harga 1825. JPFA selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1800-1845.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1850
Disclaimer :
This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT Waterfront Sekuritas. It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of PT Waterfront Sekuritas and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied), its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither PT Waterfront Sekuritas, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, comissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.
This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. © PT Waterfront Sekuritas 2019
Published on 2019-04-08 08:00:47 (GMT +7)