07 Okt

Market Hari ini

Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Jumat 4 Oktober 2019 ditutup menguat 0,38% pada level 6061. Sektor industri dasar membukukan kenaikan terbesar. Investor asing net buy Rp474,80 miliar. Indeks di bursa Wall Street pada perdagangan akhir pekan lalu ditutup menguat setelah nonfarm payrolls bulan September menunjukkan tenaga kerja yang terserap tumbuh moderat. Data nonfarm payrolls bulan September tercatat sebanyak 136 ribu, lebih rendah dari estimasi 150 ribu serta lebih rendah dari bulan sebelumnya 168 ribu yang direvisi naik dari 130 ribu. Tingkat upah stagnan dari bulan sebelumnya yang meningkat 0,4%. Sedangkan tingkat pengangguran turun menjadi 3,5% dari 3,7%, yang merupakan level terendah dalam 50 tahun terakhir. Data tersebut meredakan kekhawatiran akan potensi terjadinya resesi ekonomi AS setelah pada pekan lalu beberapa data ekonomi mengalami penurunan. Respon pasar positif karena ekonomi tidak seburuk yang diperkirakan sebelumnya, namun masih ada peluang The Fed akan menurunkan suku bunga lagi. Reli pada saham sektor teknologi yang dipimpin oleh kenaikan saham Apple juga menjadi faktor positif. Data ekonomi AS yang akan dirilis pada pekan ini diantaranya PPI, CPI, indeks Mich Sentiment. Indeks Harga Saham Gabungan diperkirakan bergerak mixed. IHSG bergerak pada kisaran level 6000 - 6140


News & Analysis


IPTV Berencana Akuisisi Saham Kompetitor


PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV) berencana untuk membeli saham milik kompetitornya. Target akusisi tersebut merupakan salah satu broadband di Indonesia. Rencana tersebut saat ini masih dalam proses uji tuntas (due diligence). Namun kedua pihak telah menandatangani non-disclosure agreement (DNA). Keberhasilan aksi korporasi ini akan mengacu pada hasil proses due diligence dan kedua belah pihak mencapai persyaratan komersial yang disepakati bersama. Sebelumnya IPTV baru saja menuntaskan akusisi salah satu perusahaan TV kabel, yaitu K-Vision. Akusisi tersebut menambah portofolio platform IPTV dalam jumlah besar dari K-Vision, yakni mencapai 120.000 pelanggan.

TINS Kurangi Produksi Dan Penjualan Timah

PT Timah Tbk (TINS) mengeluarkan kebijakan mengurangi produksi dan penjualan timah, sebagai bentuk respon perusahaan untuk menyikapi penurunan harga timah dunia yang tidak menguntungkan produsen timah. Perusahaan telah mengeluarkan kebijakan efektifitas dan efisiensi pada biaya operasi terutama volume ekspor menyikapi harga timah yang rendah. Pengurangan produksi dilakukan dengan pemberhentian operasi kapal keruk (dredge). Sedangkan untuk tambang darat yang semula dilakukan tiga shift kerja, saat ini hanya beroperasi satu shift. TINS yang selama ini dalam pertambangan bermitra dengan masyarakat maupun perusahaan swasta, juga turut mengalami pengurangan produksi.

BBTN Siapkan Rencana Sejumlah Aksi Korporasi Untuk Jaga Permodalan

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) menyiapkan rencana sejumlah aksi korporasi untuk menjaga permodalan perseroan.Aksi korporasi tersebut antara lain penerbitan surat utang berupa subdebt pada akhir tahun 2019, sekuritisasi aset, pendirian anak usaha dan rights issue tahun 2020. Selain sejumlah aksi korporasi tersebut, BBTN juga akan melakukan spin off unit usaha syariah (UUS) yang akan disampaikan rencananya tahun 2020 kepada OJK. Untuk memenuhi retrospektif modal di awal 2020 direncanakan aksi permodalan melalui subdebt di 2019 sebesar Rp3 triliun hingga Rp5 triliun yang dilakukan melalui junior Global Bond dan pinjaman subordinasi. Untuk pinjaman subordinasi direncanakan dilakukan bersama dengan PT Sarana Multigriya Finance (SMF) sebesar Rp3 triliun dengan jangka waktu 5 hingga 7 tahun.

BNLI Kerja Sama Dengan LPEI Untuk Penjaminan Kredit Bank

Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Eximbank dan PT Bank Permata Tbk (BNLI)sepakat menjalin kerja sama untuk penjaminan kredit bank dalam rangka meningkatkan ekspor nasional. Ruang lingkup kerja sama penjaminan kredit bank yang diberikan LPEI kepada BNLI meliputi kredit dalam bentuk pembiayaan modal kerja, antara lain pembiayaan untuk pengadaan bahan baku, pembelian bahan baku dari luar negeri, penggantian atau pemeliharaan komponen dan sarana produksi. Kemudian, kredit dalam bentuk pembiayaan investasi, antara lain pembiayaan untuk modernisasi mesin, ekspansi usaha termasuk pembangunan dan perluasan pabrik baru, pembiayaan proyek.

Kuartal III/2019 Marketing Sales DMAS Telah Lampaui Target


PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) membukukan marketing sales sebesar 42,5 hektare sampai dengan kuartal III/2019 yang setara dengan Rp1,6 triliun. Jumlah marketing sales perseroan telah meningkat 67,98% atau 17,2 hektare dibandingkan dengan kuartal II/2019 sebesar 25,2 hektare. Jumlah tersebut setara dengan Rp1,6 triliun. Sehingga perseroan telah melampaui target yang ditetapkan pada awal tahun sebesar Rp1,25 triliun. Pada tahun ini permintaan akan lahan industri di kawasan Deltamas tersebut kian meningkat. Secara volume, pencapaianjuga melebihiindustrial2018 sebesar 33 hektar. Sementara dari sisi nilai juga ada peningkatan sebesar 80,99% dari posisi tahun lalu sebesar Rp884 miliar


Stock Pick

SCMA


Pada perdagangan kemarin saham SCMA ditutup menguat pada level harga 1190. SCMA selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1175-1205. Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1210

SMRA

Pada perdagangan kemarin saham SMRA ditutup menguat dilevel harga 1145. SMRA selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1130-1160. Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1165

CPIN

Pada perdagangan kemarin saham CPIN ditutup menguat pada level 5250. CPIN selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 5175-5325. Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 5350

BBRI

Pada perdagangan kemarin saham BBRI ditutup menguat pada level harga 3950. BBRI selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 3900-3990. Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 4000

JSMR

Pada perdagangan kemarin saham JSMR ditutup menguat pada level harga 5550. JSMR selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 5475-5625. Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 5700

BDMN

Pada perdagangan kemarin saham BDMN ditutup menguat pada level harga 4650. BDMN selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 4600-4700. Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 4710


Disclaimer : ON ~ Vyan/Waterfront Sekuritas
Published on 2019-10-07 08:50:38 (GMT +7)

Global Info Regional

Global Info Currency

Global Info Commodity

Links

INFO

PT. Waterfront Sekuritas Indonesia
Memberikan layanan atas transaksi
Repurchase Agreement (REPO)"
PT. Waterfront Sekuritas Indonesia Terdaftar dan Diawasi Oleh





INFO TERBARU
Mulai 26 november 2018 , Penyelesaian transaksi bursa di pasar reguler menjadi 2 hari bursa (T+2)