07 Feb
Market Hari ini
Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Selasa 5 Februari 2019 ditutup menguat 1,03% pada level 6547. Semua sektor menguat dengan kontribusi penguatan terbesar pada sektor infrastruktur. Investor asing net buy Rp 138,55 miliar. Indeks di bursa Wall Street ditutup melemah akibat proyeksi kinerja emiten yang mengecewakan dan investor menantikan perkembangan negosiasi dagang antara AS dan China. Selain itu pelemahan indeks juga disebabkan oleh profit taking setelah indeks mengalami reli pada bulan Januari dan awal Februari. Menteri Keuangan AS menyatakan bahwa pembicaraan antara AS dan China mengenai perdagangan pada pekan lalu sangat produktif dan mengkonfirmasi bahwa delegasi AS akan berkunjung ke Beijing pada pembicaraan berikutnya pekan depan. Pidato kenegaraan Presiden Trump tidak banyak menghilangkan kekhawatiran akan perang dagang dan penutupan pemerintahan AS. Harga minyak mentah kembali mengalami kenaikan, meskipun data cadangan minyak AS mengalami kenaikan pada pekan lalu. Defisit neraca perdagangan AS bulan November turun menjadi USD49,3 miliar dari USD55,7 miliar. Dollar AS berlanjut menguat. Sementara itu pasar juga menantikan pidato Chairman The Fed Jerome Powell. Untuk Indeks Harga Saham Gabungan hari ini diperkirakan bergerak mixed. IHSG akan bergerak dikisaran level 6510 - 6600
News & Analysis
WSBP Targetkan Pendapatan Mencapai Rp9,37 Triliun
PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) menargetkan pendapatan mencapai Rp9,37 triliun tahun ini. Optimisme produsen beton pracetak (precast) dan beton cair (ready mix) membidik pendapatan tahun ini karena masih maraknya proyek infrastruktur. Dalam APBN 2019, pemerintah menyiapkan anggaran infrastruktur sebesar Rp 415 triliun untuk mendukung konektivitas, penyediaan perumahan, dan ketahanan pangan. Target pembangunan infrastruktur tersebut antara lain pembangunan jalan sepanjang 1.837 kilometer dan jembatan sepanjang 37.177 meter. Selain itu, pemerintah akan membangun 16 proyek jalan tol.
ALDO Akuisisi Eco Paper Indonesia
PT Alkindo Naratama Tbk (ALDO) berencana melakukan ekspansi lewat penambahan lini bisnis baru di bidang produksi kertas. Ekspansi tersebut dilakukan setelah ALDO mengakuisisi PT Eco Paper Indonesia (EPI). Emiten yang berbasis di Padalarang, Jawa Barat ini resmi mengakuisisi EPI setelah membeli 99% saham anak usaha induknya itu. Saat ini ALDO yang memproduksi kertas konversi mempunyai dua anak usaha eksisting yang bergerak di bidang usaha yang berbeda. Anak usaha tersebut antara lain PT Swisstex Naratama Indonesia (SNI) yang bergerak di bidang distribusi bahan kimia tekstil dan PT Alfa Polimer Indonesia (API) yang bergerak di bidang manufaktur polimer berupa lem kayu, lem kertas, dan pengeras kain.
TOBA Berencana Cairkan Fasilitas Pinjaman USD197,98 Juta
PT Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA), melalui entitas anaknya yaitu PT Minahasa Cahaya Lestari tengah mengajukan permohonan pencairan fasilitas pinjaman atas fasilitas kredit yang diterima perseroan. TOBA mengajukan pencairan pinjaman sampai dengan USD197,986 juta dengan jangka waktu sampai dengan 21 Desember 2030. Tujuan penggunaan adalah untuk pembangunan PLTU dengan suku bunga yaitu Libor + application margin. PT Minahasa Cahaya Lestari merupakan entitas anak yang 90% sahamnya dimiliki oleh TOBA. Perusahaan tersebut menjalankan bisnis pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dengan kapasitas 2x50 megawatt. Pembangkit PLTU tersebut dibangun perseroan di Minahasa, Sulawesi Utara.
Penjualan MAPI Tahun Lalu Tumbuh 18%
PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) mencatatkan pertumbuhan penjualan pada tahun lalu naik 18% menjadi Rp19,24 triliun dari realisasi pada tahun sebelumnya senilai Rp16,3 triliun. Kenaikan pertumbuhan penjualan tersebut melewati target 15% yang sebelumnya ditetapkan oleh perseroan. Peningkatan tersebut ditopang oleh pulihnya perekonomian nasional sepanjang 2018 dan perbaikan internal perseroan yang telah membuahkan hasil.
MAIN Targetkan Penjualan Tahun Ini Tumbuh 15%
PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) memproyeksikan pertumbuhan penjualan naik 15% sepanjang 2019 menjadi sekitar Rp7,4 triliun. Pada 2017, MAIN membukukan pertumbuhan penjualan negatif 4% yoy, menjadi Rp5,44 triliun dari posisi Rp5,23 triliun. Namun, perseroan berhasil membukukan pertumbuhan yang positif hingga akhir 2018. Kinerja hingga akhir 2018 berhasil tumbuh dua digit. Pertumbuhan penjualan perseroan pada 2018 sekitar 19%-20%. Pertumbuhan sepanjang 2018, hampir mirip dengan pertumbuhan pada kuartal III/2018, dimana kenaikan dua digit sudah terjadi. Bila mengacu pada penjualan bersih MAIN pada 2017, maka penjualan perseroan pada 2018 akan berkisar Rp6,4 triliun.
APOL Minta Persetujuan Kreditor Dalam Restrukturisasi Utang USD437 Juta
PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk (APOL) tengah melaksanakan proses pemungutan suara kreditur mayoritas untuk mendapatkan persetujuan aksi restrukturitasi utang. Rencana perdamaian restrukturisasi dapat diubah atau disampingkan berdasarkan usulan dari perseroan dan persetujuan perseroan dengan kreditur mayoritas. Saat ini perseroan harus merestrukturisasi utang sebesar Rp6,524 triliun atau sekitar USD437 juta
Stock Pick
SMGR
Pada perdagangan kemarin saham SMGR ditutup menguat pada level harga 12900. SMGR selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 12800-13050. Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 13100
TLKM
Pada perdagangan kemarin saham TLKM ditutup menguat pada level harga 3860. TLKM selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 3810-3900.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 3910
CPIN
Pada perdagangan kemarin saham CPIN ditutup menguat pada level harga 8000. CPIN selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 7900-8100.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 8150
BMRI
Pada perdagangan kemarin saham BMRI ditutup menguat dilevel harga 7475. BMRI selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 7350-7575.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 7600
AKRA
Pada perdagangan kemarin saham AKRA ditutup menguat pada level harga 5550. AKRA selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 5475-5625
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 5650
WSKT
Pada perdagangan kemarin saham WSKT ditutup menguat pada level harga 2020. WSKT selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 2000-2040.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 2050
Disclaimer :
This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT Waterfront Sekuritas. It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of PT Waterfront Sekuritas and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied), its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither PT Waterfront Sekuritas, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, comissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.
This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. © PT Waterfront Sekuritas 2019
Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Selasa 5 Februari 2019 ditutup menguat 1,03% pada level 6547. Semua sektor menguat dengan kontribusi penguatan terbesar pada sektor infrastruktur. Investor asing net buy Rp 138,55 miliar. Indeks di bursa Wall Street ditutup melemah akibat proyeksi kinerja emiten yang mengecewakan dan investor menantikan perkembangan negosiasi dagang antara AS dan China. Selain itu pelemahan indeks juga disebabkan oleh profit taking setelah indeks mengalami reli pada bulan Januari dan awal Februari. Menteri Keuangan AS menyatakan bahwa pembicaraan antara AS dan China mengenai perdagangan pada pekan lalu sangat produktif dan mengkonfirmasi bahwa delegasi AS akan berkunjung ke Beijing pada pembicaraan berikutnya pekan depan. Pidato kenegaraan Presiden Trump tidak banyak menghilangkan kekhawatiran akan perang dagang dan penutupan pemerintahan AS. Harga minyak mentah kembali mengalami kenaikan, meskipun data cadangan minyak AS mengalami kenaikan pada pekan lalu. Defisit neraca perdagangan AS bulan November turun menjadi USD49,3 miliar dari USD55,7 miliar. Dollar AS berlanjut menguat. Sementara itu pasar juga menantikan pidato Chairman The Fed Jerome Powell. Untuk Indeks Harga Saham Gabungan hari ini diperkirakan bergerak mixed. IHSG akan bergerak dikisaran level 6510 - 6600
News & Analysis
WSBP Targetkan Pendapatan Mencapai Rp9,37 Triliun
PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) menargetkan pendapatan mencapai Rp9,37 triliun tahun ini. Optimisme produsen beton pracetak (precast) dan beton cair (ready mix) membidik pendapatan tahun ini karena masih maraknya proyek infrastruktur. Dalam APBN 2019, pemerintah menyiapkan anggaran infrastruktur sebesar Rp 415 triliun untuk mendukung konektivitas, penyediaan perumahan, dan ketahanan pangan. Target pembangunan infrastruktur tersebut antara lain pembangunan jalan sepanjang 1.837 kilometer dan jembatan sepanjang 37.177 meter. Selain itu, pemerintah akan membangun 16 proyek jalan tol.
ALDO Akuisisi Eco Paper Indonesia
PT Alkindo Naratama Tbk (ALDO) berencana melakukan ekspansi lewat penambahan lini bisnis baru di bidang produksi kertas. Ekspansi tersebut dilakukan setelah ALDO mengakuisisi PT Eco Paper Indonesia (EPI). Emiten yang berbasis di Padalarang, Jawa Barat ini resmi mengakuisisi EPI setelah membeli 99% saham anak usaha induknya itu. Saat ini ALDO yang memproduksi kertas konversi mempunyai dua anak usaha eksisting yang bergerak di bidang usaha yang berbeda. Anak usaha tersebut antara lain PT Swisstex Naratama Indonesia (SNI) yang bergerak di bidang distribusi bahan kimia tekstil dan PT Alfa Polimer Indonesia (API) yang bergerak di bidang manufaktur polimer berupa lem kayu, lem kertas, dan pengeras kain.
TOBA Berencana Cairkan Fasilitas Pinjaman USD197,98 Juta
PT Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA), melalui entitas anaknya yaitu PT Minahasa Cahaya Lestari tengah mengajukan permohonan pencairan fasilitas pinjaman atas fasilitas kredit yang diterima perseroan. TOBA mengajukan pencairan pinjaman sampai dengan USD197,986 juta dengan jangka waktu sampai dengan 21 Desember 2030. Tujuan penggunaan adalah untuk pembangunan PLTU dengan suku bunga yaitu Libor + application margin. PT Minahasa Cahaya Lestari merupakan entitas anak yang 90% sahamnya dimiliki oleh TOBA. Perusahaan tersebut menjalankan bisnis pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dengan kapasitas 2x50 megawatt. Pembangkit PLTU tersebut dibangun perseroan di Minahasa, Sulawesi Utara.
Penjualan MAPI Tahun Lalu Tumbuh 18%
PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) mencatatkan pertumbuhan penjualan pada tahun lalu naik 18% menjadi Rp19,24 triliun dari realisasi pada tahun sebelumnya senilai Rp16,3 triliun. Kenaikan pertumbuhan penjualan tersebut melewati target 15% yang sebelumnya ditetapkan oleh perseroan. Peningkatan tersebut ditopang oleh pulihnya perekonomian nasional sepanjang 2018 dan perbaikan internal perseroan yang telah membuahkan hasil.
MAIN Targetkan Penjualan Tahun Ini Tumbuh 15%
PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) memproyeksikan pertumbuhan penjualan naik 15% sepanjang 2019 menjadi sekitar Rp7,4 triliun. Pada 2017, MAIN membukukan pertumbuhan penjualan negatif 4% yoy, menjadi Rp5,44 triliun dari posisi Rp5,23 triliun. Namun, perseroan berhasil membukukan pertumbuhan yang positif hingga akhir 2018. Kinerja hingga akhir 2018 berhasil tumbuh dua digit. Pertumbuhan penjualan perseroan pada 2018 sekitar 19%-20%. Pertumbuhan sepanjang 2018, hampir mirip dengan pertumbuhan pada kuartal III/2018, dimana kenaikan dua digit sudah terjadi. Bila mengacu pada penjualan bersih MAIN pada 2017, maka penjualan perseroan pada 2018 akan berkisar Rp6,4 triliun.
APOL Minta Persetujuan Kreditor Dalam Restrukturisasi Utang USD437 Juta
PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk (APOL) tengah melaksanakan proses pemungutan suara kreditur mayoritas untuk mendapatkan persetujuan aksi restrukturitasi utang. Rencana perdamaian restrukturisasi dapat diubah atau disampingkan berdasarkan usulan dari perseroan dan persetujuan perseroan dengan kreditur mayoritas. Saat ini perseroan harus merestrukturisasi utang sebesar Rp6,524 triliun atau sekitar USD437 juta
Stock Pick
SMGR
Pada perdagangan kemarin saham SMGR ditutup menguat pada level harga 12900. SMGR selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 12800-13050. Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 13100
TLKM
Pada perdagangan kemarin saham TLKM ditutup menguat pada level harga 3860. TLKM selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 3810-3900.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 3910
CPIN
Pada perdagangan kemarin saham CPIN ditutup menguat pada level harga 8000. CPIN selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 7900-8100.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 8150
BMRI
Pada perdagangan kemarin saham BMRI ditutup menguat dilevel harga 7475. BMRI selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 7350-7575.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 7600
AKRA
Pada perdagangan kemarin saham AKRA ditutup menguat pada level harga 5550. AKRA selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 5475-5625
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 5650
WSKT
Pada perdagangan kemarin saham WSKT ditutup menguat pada level harga 2020. WSKT selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 2000-2040.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 2050
Disclaimer :
This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT Waterfront Sekuritas. It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of PT Waterfront Sekuritas and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied), its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither PT Waterfront Sekuritas, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, comissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.
This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. © PT Waterfront Sekuritas 2019
Published on 2019-02-07 08:00:09 (GMT +7)