05 Des
Market Hari ini
Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Selasa 4 Desember 2018 ditutup menguat 0,56% pada level 6152. Sektor industri dasar dan infrastruktur mengkontribusikan penguatan terbesar. Investor asing net buy Rp1,655 triliun. Indeks di bursa Wall Street ditutup melemah akibat kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global dan perang dagang. Saham sektor perbankan dan industri mengkontribusikan pelemahan terbesar. Pasar mulai pesimis dengan kesepakatan dagang antara AS dan China pada pertemuan di Argentina awal bulan ini, setelah Trump menyatakan akan kembali memberlakukan tarif jika tidak terdapat kesepakatan antara AS dan China. Komentar dari pejabat The Fed yang menyarankan kenaikan suku bunga semakin menambah ketidakpastian investor. Pasar mencermati pasar obligasi yang memberi sinyal perlambatan ekonomi, dimana treasury dengan tenor 10 tahun turun pada level terendah sejak pertengahan September. Selisih antara yield tenor 10 tahun dan 2 tahun turun pada level terendah selama 10 tahun, yang dikenal sebagai inverted yield yang biasanya mengindikasikan potensi resesi ekonomi. New York Stock Exchange dan bursa Nasdaq akan tutup sehari pada Rabu dalam rangka hari berkabung atas wafatnya mantan Presiden AS George HW Bush. Untuk Indeks Harga Saham Gabungan hari ini diperkirakan bergerak mixed. IHSG akan bergerak dikisaran level 6060 - 6178
News & Analysis
ADHI Siapkan Capex Hingga Rp 5 Triliun Tahun Depan
PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) akan menyiapkan dana sekitar Rp4 hingga Rp5 triliun untuk alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) di tahun depan. Dana tersebut akan digunakan untuk membiayai proyek-proyek perseroan di tahun depan, terutama untuk proyek jalan tol dan properti. Perseroan berencana untuk menggarap jalan tol Solo-Jogja. Selain itu, ADHI juga berencana untuk menambah modal ke anak usahanya yakni, PT Adhi Commuter Properti (ACP) serta menggarap proyek Sistem Penyedia Air Minum (SPAM). Dana capex tersebut sebagian akan diperoleh dari dana kas internal, dan perseroan juga akan mengeksekusi Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) obligasi senilai Rp 2 triliun.
ATIC Berencana Kurangi Utang Dollar AS
PT Anabatic Technologies Tbk (ATIC) berencana menghapus seluruh utang berdenominasi dollar AS untuk menghindari peningkatan rugi kurs di 2019. Pengurangan utang dollar AS tersebut dilakukan karena perseroan memproyeksikan masih ada ketidakpastian fluktuasi nilai tukar rupiah. Di sepanjang tahun ini perusahaan berkomitmen membayar utang sebesar USD10 juta. Sejak bulan Januari hingga saat ini, perusahaan telah membayar sekitar USD8 juta dan sisanya USD2 juta akan dilunasi akhir tahun ini juga. Dalam pengurangan utang dollar AS ini, ATIC mengandalkan dana kas perusahaan dan dari hasil obligasi konversi.
TIRA Beli Saham Batam Citra International Senilai Rp250 Juta
PT Tira Austenite Tbk (TIRA) telah melakukan pembelian sebanyak 250 lembar saham PT Batam Citra International dengan nominal Rp1.000.000 atau senilai total Rp250.000.000. Pada tanggal 28 November 2018, PT Batam Citra International telah melakukan peningkatan modal dasar dari semula Rp1.000.000.000 menjadi Rp1.250.000.000 dan Tira mengambil bagian dari saham baru yang diterbitkan. PT Tira juga ikut serta dalam kepengurusan PT Batam Citra International.
Per Oktober Penjualan Alat Berat INTA Tumbuh 53%
PT Intraco Penta Tbk. (INTA) membukukan pertumbuhan penjualan alat berat sebesar 53% yoy dalam 10 bulan pertama 2018. Per Oktober 2018 perusahaan memasarkan alat berat sejumlah 770 unit, naik 53% yoy dari sebelumnya 503 unit. Nilai penjualan tumbuh 58% yoy mencapai Rp1,62 triliun dari posisi 10 bulan 2017 sejumlah Rp1,03 triliun. Proyeksi alat berat pada 2019 diperkirakan tidak akan meningkat signifikan dibandingkan 2018. Karena harga batubara dan minyak belum menunjukan penguatan seperti tahun sebelumnya, bahkan beberapa bulan terakhir cenderung menurun.
HEXA Optimis Penjualan Alat Berat Tahun Depan Tumbuh 10-15%
PT Hexindo Adiperkasa Tbk. (HEXA) optimis penjualan alat berat nasional pada 2019 tumbuh 10%-15% seiring dengan masih meningkatnya permintaan di sektor komoditas dan infrastruktur. Pada 2019 penjualan alat berat nasional dapat bertumbuh 10%-15% dari estimasi tahun ini sekitar 9.500 unit. Sentimen utama yang mendorong ialah peningkatan harga batu bara dan komoditas lainnya, serta permintaan di sektor infrastruktur. HEXA yang mengandalkan penjualan alat berat merek Hitachi ini membukukan pemasaran alat berat 1.3700an unit per November 2018. Komposisi permintaan dari sektor kehutanan, agribisnis, kontruksi, dan pertambangan cenderung serupa di kisaran 20%-30%.
UNTR Resmi Kuasai 95% Saham Agincourt Resources
PT United Tractors Tbk. (UNTR) resmi menguasai 95% saham PT Agincourt Resources (PTAR) yang mengoperasikan tambang emas Martabe di Sumatra Utara. Perseroan melalui anak usahanya PT Danusa Tambang Nusantara telah menandatangani Shares Sales Agreement (SSA) untuk membeli 95% saham-saham di dalam PTAR. Transaksi ini akan berlaku efektif jika kondisi prasyarat dalam SSA telah terpenuhi. Perseroan memberitahukan pada 4 Desember 2018, seluruh kondisi prasyarat dalam SSA telah terpenuhi
Stock Pick
BMRI
Pada perdagangan kemarin saham BMRI ditutup menguat pada level harga 7650. BMRI selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 7550-7750
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 7800
BBNI
Pada perdagangan kemarin saham BBNI ditutup menguat pada level harga 8800. BBNI selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 8700-8900.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 8950
BBCA
Pada perdagangan kemarin saham BBCA ditutup menguat pada level harga 26200. BBCA selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 25900-26475. Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 26500
TLKM
Pada perdagangan kemarin saham TKLM ditutup menguat pada level harga 3780. TLKM selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 3740-3820.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 3830
KLBF
Pada perdagangan kemarin saham KLBF ditutup menguat pada level harga 1600. KLBF selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1580-1620.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1630
JSMR
Pada perdagangan kemarin saham JSMR ditutup menguat dilevel harga 4600. JSMR selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 4550-4650.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 4660
Disclaimer :
This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT Waterfront Sekuritas. It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of PT Waterfront Sekuritas and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied), its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither PT Waterfront Sekuritas, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, comissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.
This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. © PT Waterfront Sekuritas 2018
Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Selasa 4 Desember 2018 ditutup menguat 0,56% pada level 6152. Sektor industri dasar dan infrastruktur mengkontribusikan penguatan terbesar. Investor asing net buy Rp1,655 triliun. Indeks di bursa Wall Street ditutup melemah akibat kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global dan perang dagang. Saham sektor perbankan dan industri mengkontribusikan pelemahan terbesar. Pasar mulai pesimis dengan kesepakatan dagang antara AS dan China pada pertemuan di Argentina awal bulan ini, setelah Trump menyatakan akan kembali memberlakukan tarif jika tidak terdapat kesepakatan antara AS dan China. Komentar dari pejabat The Fed yang menyarankan kenaikan suku bunga semakin menambah ketidakpastian investor. Pasar mencermati pasar obligasi yang memberi sinyal perlambatan ekonomi, dimana treasury dengan tenor 10 tahun turun pada level terendah sejak pertengahan September. Selisih antara yield tenor 10 tahun dan 2 tahun turun pada level terendah selama 10 tahun, yang dikenal sebagai inverted yield yang biasanya mengindikasikan potensi resesi ekonomi. New York Stock Exchange dan bursa Nasdaq akan tutup sehari pada Rabu dalam rangka hari berkabung atas wafatnya mantan Presiden AS George HW Bush. Untuk Indeks Harga Saham Gabungan hari ini diperkirakan bergerak mixed. IHSG akan bergerak dikisaran level 6060 - 6178
News & Analysis
ADHI Siapkan Capex Hingga Rp 5 Triliun Tahun Depan
PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) akan menyiapkan dana sekitar Rp4 hingga Rp5 triliun untuk alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) di tahun depan. Dana tersebut akan digunakan untuk membiayai proyek-proyek perseroan di tahun depan, terutama untuk proyek jalan tol dan properti. Perseroan berencana untuk menggarap jalan tol Solo-Jogja. Selain itu, ADHI juga berencana untuk menambah modal ke anak usahanya yakni, PT Adhi Commuter Properti (ACP) serta menggarap proyek Sistem Penyedia Air Minum (SPAM). Dana capex tersebut sebagian akan diperoleh dari dana kas internal, dan perseroan juga akan mengeksekusi Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) obligasi senilai Rp 2 triliun.
ATIC Berencana Kurangi Utang Dollar AS
PT Anabatic Technologies Tbk (ATIC) berencana menghapus seluruh utang berdenominasi dollar AS untuk menghindari peningkatan rugi kurs di 2019. Pengurangan utang dollar AS tersebut dilakukan karena perseroan memproyeksikan masih ada ketidakpastian fluktuasi nilai tukar rupiah. Di sepanjang tahun ini perusahaan berkomitmen membayar utang sebesar USD10 juta. Sejak bulan Januari hingga saat ini, perusahaan telah membayar sekitar USD8 juta dan sisanya USD2 juta akan dilunasi akhir tahun ini juga. Dalam pengurangan utang dollar AS ini, ATIC mengandalkan dana kas perusahaan dan dari hasil obligasi konversi.
TIRA Beli Saham Batam Citra International Senilai Rp250 Juta
PT Tira Austenite Tbk (TIRA) telah melakukan pembelian sebanyak 250 lembar saham PT Batam Citra International dengan nominal Rp1.000.000 atau senilai total Rp250.000.000. Pada tanggal 28 November 2018, PT Batam Citra International telah melakukan peningkatan modal dasar dari semula Rp1.000.000.000 menjadi Rp1.250.000.000 dan Tira mengambil bagian dari saham baru yang diterbitkan. PT Tira juga ikut serta dalam kepengurusan PT Batam Citra International.
Per Oktober Penjualan Alat Berat INTA Tumbuh 53%
PT Intraco Penta Tbk. (INTA) membukukan pertumbuhan penjualan alat berat sebesar 53% yoy dalam 10 bulan pertama 2018. Per Oktober 2018 perusahaan memasarkan alat berat sejumlah 770 unit, naik 53% yoy dari sebelumnya 503 unit. Nilai penjualan tumbuh 58% yoy mencapai Rp1,62 triliun dari posisi 10 bulan 2017 sejumlah Rp1,03 triliun. Proyeksi alat berat pada 2019 diperkirakan tidak akan meningkat signifikan dibandingkan 2018. Karena harga batubara dan minyak belum menunjukan penguatan seperti tahun sebelumnya, bahkan beberapa bulan terakhir cenderung menurun.
HEXA Optimis Penjualan Alat Berat Tahun Depan Tumbuh 10-15%
PT Hexindo Adiperkasa Tbk. (HEXA) optimis penjualan alat berat nasional pada 2019 tumbuh 10%-15% seiring dengan masih meningkatnya permintaan di sektor komoditas dan infrastruktur. Pada 2019 penjualan alat berat nasional dapat bertumbuh 10%-15% dari estimasi tahun ini sekitar 9.500 unit. Sentimen utama yang mendorong ialah peningkatan harga batu bara dan komoditas lainnya, serta permintaan di sektor infrastruktur. HEXA yang mengandalkan penjualan alat berat merek Hitachi ini membukukan pemasaran alat berat 1.3700an unit per November 2018. Komposisi permintaan dari sektor kehutanan, agribisnis, kontruksi, dan pertambangan cenderung serupa di kisaran 20%-30%.
UNTR Resmi Kuasai 95% Saham Agincourt Resources
PT United Tractors Tbk. (UNTR) resmi menguasai 95% saham PT Agincourt Resources (PTAR) yang mengoperasikan tambang emas Martabe di Sumatra Utara. Perseroan melalui anak usahanya PT Danusa Tambang Nusantara telah menandatangani Shares Sales Agreement (SSA) untuk membeli 95% saham-saham di dalam PTAR. Transaksi ini akan berlaku efektif jika kondisi prasyarat dalam SSA telah terpenuhi. Perseroan memberitahukan pada 4 Desember 2018, seluruh kondisi prasyarat dalam SSA telah terpenuhi
Stock Pick
BMRI
Pada perdagangan kemarin saham BMRI ditutup menguat pada level harga 7650. BMRI selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 7550-7750
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 7800
BBNI
Pada perdagangan kemarin saham BBNI ditutup menguat pada level harga 8800. BBNI selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 8700-8900.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 8950
BBCA
Pada perdagangan kemarin saham BBCA ditutup menguat pada level harga 26200. BBCA selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 25900-26475. Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 26500
TLKM
Pada perdagangan kemarin saham TKLM ditutup menguat pada level harga 3780. TLKM selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 3740-3820.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 3830
KLBF
Pada perdagangan kemarin saham KLBF ditutup menguat pada level harga 1600. KLBF selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1580-1620.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1630
JSMR
Pada perdagangan kemarin saham JSMR ditutup menguat dilevel harga 4600. JSMR selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 4550-4650.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 4660
Disclaimer :
This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT Waterfront Sekuritas. It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of PT Waterfront Sekuritas and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied), its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither PT Waterfront Sekuritas, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, comissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.
This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. © PT Waterfront Sekuritas 2018
Published on 2018-12-05 07:57:41 (GMT +7)