04 Mei
Market Hari ini
Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Kamis 3 Mei 2018 ditutup melemah 2,55% pada level 5858. Semua sektor melemah dengan kontribusi pelemahan terbesar pada sektor infrastruktur. Investor asing net sell Rp771,87 miliar. Indeks di bursa Wall Street ditutup variatif, dimana indeks Dow Jones ditutup menguat tipis sedangkan indeks S&P500 dan Nasdaq Composite ditutup melemah. Indeks yang ditutup mix ini karena dipengaruhi oleh adanya laporan beberapa emiten yang di bawah estimasi meskipun ada beberapa data ekonomi yang kuat. Data ekonomi AS yang bagus mengindikasikan prospek ekonomi AS yang membaik. Data initial claims AS pekan lalu menunjukkan kenaikan pada level 211 ribu dari 209 ribu, namun lebih baik dibandingkan estimasi yang sebanyak 220 ribu. Defisit neraca perdagangan AS berkurang untuk pertama kalinya dalam tujuh bulan terakhir, menjadi USD49 miliar dari bulan sebelumnya USD57,7 miliar. Data factory orders mengalami kenaikan bulan Maret sebesar 1,6%, lebih baik dari perkiraan yang sebanyak 1,2%. Indeks ISM sektor jasa bulan April turun pada level 56,8 dari bulan sebelumnya 58,8. Namun investor juga khawatir kenaikan suku bunga The Fed pada tahun ini dapat berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi. Untuk Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan hari ini diperkirakan bergerak mixed. IHSG bergerak dikisaran level 5820 - 5915
News & Analysis
BBRI Tingkatkan Pendapatan Jasa Antisipasi Penurunan NIM
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) akan terus menggali potensi pendapatan jasa (FBI) untuk mengantisipasi turunnya marjin bunga bersih (NIM). Pada triwulan I 2018, NIM BBRI turun 59 basis poin dari 8,08% pada triwulan I 2017 menjadi 7,49%. FBI BBRI pada triwulan I 2018 mencapai Rp4,98 triliun atau tumbuh 23,9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp4,02 triliun. Selain mengembangkan layanan perbankan digital, BBRI juga akan mengembangkan layanan manajamen kas yaitu jasa perbankan yang disediakan oleh bank untuk nasabah perusahaan dan perorangan pengusaha, dalam membantu mereka mengolah arus kas dan arus informasi bagi transaksi keuangan bisnis.
NRCA Akan Bagi Dividen Rp40/saham
PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA) akan mengapreasi pemegang saham dengan membagikan dividen dari laba tahun buku 2017. Perusahaan konstruksi ini akan membagikan total dividen mencapai Rp 96,67 miliar atau 63,6% dari laba bersih 2017 yang sebesar 153,44 miliar. Dividen yang akan dibagikan itu setara Rp 40 per saham. Dividen itu akan dibayarkan kepada pemegang saham yang namanya terdaftar sebagai pemegang saham pada 16 Mei 2018 pukul 16.00 WIB. Keputusan pembagian dividen tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi arus kas yang masih cukup untuk membiayai ekspansi.
HRTA Akan Bagi Dividen Rp6/saham
PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) memutuskan pembagian dividen sebesar Rp 27,63 miliar. Nilai itu sekitar 24% dari laba bersih perusahaan Rp 112,43 miliar. Adapun nilai per sahamnya sebesar Rp 6 dan akan dibayarkan pada tanggal 6 Juni 2018. Selain untuk membagi dividen, HRTA mengalokasikan Rp 22,48 miliar laba bersih digunakan sebagai cicilan dana cadangan dan Rp 62,31 miliar digunakan untuk modal kerja dan dicatat sebagai laba ditahan.
UNTR Targetkan Produksi Batu Bara Tumbuh 5%
PT United Tractors Tbk (UNTR) menargetkan produksi batu bara perseroan dapat meningkat 5% sepanjang tahun ini. Pada 2017 lalu, perseroan memproduksi batu bara sebanyak 112,6 juta ton. Selama 3 bulan pertama 2018, produksi batu bara anak usaha Astra International tersebut mencapai 26,5 juta ton atau sudah mencapai 22,4% dari target produksi 2018. Produksi pada kuartal I/2018 tersebut meningkat 8% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Perseroan menargetkan produksi overburden removal atau pemindahan lapisan batuan penutup meningkat 10%—15% pada tahun ini. Untuk produksi batu bara di tambang sendiri, perseroan menargetkan kenaikan sebesar 10% menjadi 7 juta ton dari tahun yang sebesar 6,3 juta ton.
DNAR Targetkan Naik Kelas BUKU II
PT Bank Dinar Indonesia Tbk (DNAR) menargetkan proses akuisisi APRO Financial dan merger dengan Bank Oke Indonesia selesai pada 2018, sehingga bisnis Bank Dinar ke depan semakin meluas. DNAR menargetkan naik kelas ke BUKU II dengan modal minimum Rp1 triliun dan dapat berkembang menjadi bank devisa dengan berbagai peningkatan. APRO Financial telah melakukan perjanjian pembelian 77,38% saham DNAR. APRO ingin menggabungkan DNAR dengan Bank Oke Indonesia setelah mengakuisisi 99% saham Bank Andara.
IPOL Targetkan Laba Tahun Ini Meningkat Dua Kali Lipat
PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk (IPOL) optimistis meraih peningkatan laba bersih yang signifikan pada tahun ini. Perseroan giat melakukan efisiensi di berbagai sektor bisnis. Laba bersih tahun ini ditargetkan senilai USD 5 juta. Dibandingkan perolehan laba tahun 2017 yang sebesar USD 2,1 juta, target laba tahun ini mencapai lebih dari dua kali lipat. Perolehan laba bersih tahun lalu turun 65% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar USD 6,02 juta
Stock Pick
BBCA
Pada perdagangan kemarin saham BBCA ditutup pada level 22300. BBCA selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 22100-22500.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 22500
BMRI
Pada perdagangan kemarin saham BMRI kembali ditutup pada 6850. BMRI selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 6775-6950.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 6950
BBRI
Pada perdagangan kemarin saham BBRI ditutup pada level 3150. BBRI selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 3120-3190.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 3190
MNCN
Pada perdagangan kemarin saham MNCN kembali ditutup menguat pada level 1305. MNCN selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1280-1320. Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1320
INDF
Pada perdagangan kemarin saham INDF kembali ditutup pada level 6725. INDF selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 6600-6850.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 6850
INTP
Pada perdagangan kemarin saham INTP kembali ditutup menguat di level 17075. Pergerakan saham INTP selanjutnya diperkirakan pada kisaran 16800–17250. Rekomendasi Sell on Strength apabila tidak berhasil melewati level resisten di level harga 17250
ASII
Pada perdagangan kemarin saham ASII ditutup pada level 7275. ASII selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 7175-7400.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 7400
Disclaimer :
This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT Waterfront Sekuritas. It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of PT Waterfront Sekuritas and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied), its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither PT Waterfront Sekuritas, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, comissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.
This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. © PT Waterfront Sekuritas 2018
Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Kamis 3 Mei 2018 ditutup melemah 2,55% pada level 5858. Semua sektor melemah dengan kontribusi pelemahan terbesar pada sektor infrastruktur. Investor asing net sell Rp771,87 miliar. Indeks di bursa Wall Street ditutup variatif, dimana indeks Dow Jones ditutup menguat tipis sedangkan indeks S&P500 dan Nasdaq Composite ditutup melemah. Indeks yang ditutup mix ini karena dipengaruhi oleh adanya laporan beberapa emiten yang di bawah estimasi meskipun ada beberapa data ekonomi yang kuat. Data ekonomi AS yang bagus mengindikasikan prospek ekonomi AS yang membaik. Data initial claims AS pekan lalu menunjukkan kenaikan pada level 211 ribu dari 209 ribu, namun lebih baik dibandingkan estimasi yang sebanyak 220 ribu. Defisit neraca perdagangan AS berkurang untuk pertama kalinya dalam tujuh bulan terakhir, menjadi USD49 miliar dari bulan sebelumnya USD57,7 miliar. Data factory orders mengalami kenaikan bulan Maret sebesar 1,6%, lebih baik dari perkiraan yang sebanyak 1,2%. Indeks ISM sektor jasa bulan April turun pada level 56,8 dari bulan sebelumnya 58,8. Namun investor juga khawatir kenaikan suku bunga The Fed pada tahun ini dapat berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi. Untuk Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan hari ini diperkirakan bergerak mixed. IHSG bergerak dikisaran level 5820 - 5915
News & Analysis
BBRI Tingkatkan Pendapatan Jasa Antisipasi Penurunan NIM
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) akan terus menggali potensi pendapatan jasa (FBI) untuk mengantisipasi turunnya marjin bunga bersih (NIM). Pada triwulan I 2018, NIM BBRI turun 59 basis poin dari 8,08% pada triwulan I 2017 menjadi 7,49%. FBI BBRI pada triwulan I 2018 mencapai Rp4,98 triliun atau tumbuh 23,9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp4,02 triliun. Selain mengembangkan layanan perbankan digital, BBRI juga akan mengembangkan layanan manajamen kas yaitu jasa perbankan yang disediakan oleh bank untuk nasabah perusahaan dan perorangan pengusaha, dalam membantu mereka mengolah arus kas dan arus informasi bagi transaksi keuangan bisnis.
NRCA Akan Bagi Dividen Rp40/saham
PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA) akan mengapreasi pemegang saham dengan membagikan dividen dari laba tahun buku 2017. Perusahaan konstruksi ini akan membagikan total dividen mencapai Rp 96,67 miliar atau 63,6% dari laba bersih 2017 yang sebesar 153,44 miliar. Dividen yang akan dibagikan itu setara Rp 40 per saham. Dividen itu akan dibayarkan kepada pemegang saham yang namanya terdaftar sebagai pemegang saham pada 16 Mei 2018 pukul 16.00 WIB. Keputusan pembagian dividen tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi arus kas yang masih cukup untuk membiayai ekspansi.
HRTA Akan Bagi Dividen Rp6/saham
PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) memutuskan pembagian dividen sebesar Rp 27,63 miliar. Nilai itu sekitar 24% dari laba bersih perusahaan Rp 112,43 miliar. Adapun nilai per sahamnya sebesar Rp 6 dan akan dibayarkan pada tanggal 6 Juni 2018. Selain untuk membagi dividen, HRTA mengalokasikan Rp 22,48 miliar laba bersih digunakan sebagai cicilan dana cadangan dan Rp 62,31 miliar digunakan untuk modal kerja dan dicatat sebagai laba ditahan.
UNTR Targetkan Produksi Batu Bara Tumbuh 5%
PT United Tractors Tbk (UNTR) menargetkan produksi batu bara perseroan dapat meningkat 5% sepanjang tahun ini. Pada 2017 lalu, perseroan memproduksi batu bara sebanyak 112,6 juta ton. Selama 3 bulan pertama 2018, produksi batu bara anak usaha Astra International tersebut mencapai 26,5 juta ton atau sudah mencapai 22,4% dari target produksi 2018. Produksi pada kuartal I/2018 tersebut meningkat 8% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Perseroan menargetkan produksi overburden removal atau pemindahan lapisan batuan penutup meningkat 10%—15% pada tahun ini. Untuk produksi batu bara di tambang sendiri, perseroan menargetkan kenaikan sebesar 10% menjadi 7 juta ton dari tahun yang sebesar 6,3 juta ton.
DNAR Targetkan Naik Kelas BUKU II
PT Bank Dinar Indonesia Tbk (DNAR) menargetkan proses akuisisi APRO Financial dan merger dengan Bank Oke Indonesia selesai pada 2018, sehingga bisnis Bank Dinar ke depan semakin meluas. DNAR menargetkan naik kelas ke BUKU II dengan modal minimum Rp1 triliun dan dapat berkembang menjadi bank devisa dengan berbagai peningkatan. APRO Financial telah melakukan perjanjian pembelian 77,38% saham DNAR. APRO ingin menggabungkan DNAR dengan Bank Oke Indonesia setelah mengakuisisi 99% saham Bank Andara.
IPOL Targetkan Laba Tahun Ini Meningkat Dua Kali Lipat
PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk (IPOL) optimistis meraih peningkatan laba bersih yang signifikan pada tahun ini. Perseroan giat melakukan efisiensi di berbagai sektor bisnis. Laba bersih tahun ini ditargetkan senilai USD 5 juta. Dibandingkan perolehan laba tahun 2017 yang sebesar USD 2,1 juta, target laba tahun ini mencapai lebih dari dua kali lipat. Perolehan laba bersih tahun lalu turun 65% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar USD 6,02 juta
Stock Pick
BBCA
Pada perdagangan kemarin saham BBCA ditutup pada level 22300. BBCA selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 22100-22500.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 22500
BMRI
Pada perdagangan kemarin saham BMRI kembali ditutup pada 6850. BMRI selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 6775-6950.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 6950
BBRI
Pada perdagangan kemarin saham BBRI ditutup pada level 3150. BBRI selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 3120-3190.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 3190
MNCN
Pada perdagangan kemarin saham MNCN kembali ditutup menguat pada level 1305. MNCN selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1280-1320. Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1320
INDF
Pada perdagangan kemarin saham INDF kembali ditutup pada level 6725. INDF selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 6600-6850.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 6850
INTP
Pada perdagangan kemarin saham INTP kembali ditutup menguat di level 17075. Pergerakan saham INTP selanjutnya diperkirakan pada kisaran 16800–17250. Rekomendasi Sell on Strength apabila tidak berhasil melewati level resisten di level harga 17250
ASII
Pada perdagangan kemarin saham ASII ditutup pada level 7275. ASII selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 7175-7400.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 7400
Disclaimer :
This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT Waterfront Sekuritas. It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of PT Waterfront Sekuritas and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied), its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither PT Waterfront Sekuritas, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, comissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.
This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. © PT Waterfront Sekuritas 2018
Published on 2018-05-04 08:04:22 (GMT +7)