03 Des
Market Hari ini
Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Jumat 30 November 2018 ditutup melemah 0,84% pada level 6056. Saham Sektor industri dasar mengalami koreksi terbesar. Investor asing net sell Rp1,403 triliun. Indeks di bursa Wall Street pada perdagangan Jumat lalu ditutup menguat karena ekspektasi yang positif menjelang pertemuan Presiden Trump dan Presiden Xi di Argentina pada hari Sabtu. Pasar berharap akan tercapainya kesepakatan dagang antara AS dan China sehingga dapat menurunkan eskalasi perang dagang. Namun koreksi harga minyak mentah mendorong koreksi saham sektor energi. Data ekonomi AS yang akan dirilis pada pekan ini diantaranya ISM index, construction spending, auto sales, ADP Employment, ISM service, Beige Book, trade balance, factory orders, nonfarm payrolls dan unemployment rate. Hasil pertemuan antara AS dan China menghasilkan kesepatan AS tidak akan menaikkan tarif impor dari China senilai USD200 miliar menjadi 25% dari 10% pada 1 Januari 2019 dan China akan membeli produk pertanian, energi, industri dan produk lain dari AS. Kedua negara akan melakukan pembicaraan lebih lanjut. Kedua negara sepakat untuk melaksanakan hal tersebut dalam 90 hari, jika tidak tercapai maka AS akan menaikkan tarif menjadi 25%. Untuk Indeks Harga Saham Gabungan hari ini diperkirakan bergerak mixed. IHSG akan bergerak dikisaran level 6012 - 6137
News & Analysis
SQMI Berencana Rights Issue 18,8 Miliar Saham
PT Renuka Coalindo Tbk (SQMI) berencana melakukan Penawaran Umum Terbatas I (PUT I) dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 18.829.174.817 lembar dengan nominal Rp250 per saham. Setiap pemegang 50.000 saham lama yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham perseroan hingga 15 Januari 2019 berhak atas 3.125.693 HMETD dimana 1 HMETD berhak untuk membeli 1 saham baru. Renuka Dubai telah menyatakan tidak melaksanakan hak-haknya dalam PUT I hingga sebanyak-banyaknya 18.829.174.817 saham baru. Sedangkan Wilton Resources Holdings Pte Ltd (WRH) bertindak sebagai pembeli siaga yang akan membeli secara non-tunai (inbreng) sisa saham yang diterbitkan perseroan sebanyak-banyaknya 15.064.000.000 saham. Pemegang saham perseroan yang tidak melaksanakan HMETD milikinya dapat terdilusi sebesar maksimum 98,43%. Rencana penggunaan dana PUT I ini antara lain untuk investasi dan modal kerja.
SIDO Terima Pengurangan Modal Muncul Mekar Rp250 Miliar
Para pemegang saham PT Muncul Mekar termasuk PT Sido Muncul Tbk (SIDO) telah sepakat untuk melakukan pengurangan modal ditempatkan dan disetor. Mekanisme pengurangan nilai nominal saham perusahaan dimana semula sebesar Rp650.000 per saham menjadi Rp380.000 per saham. Sehingga modal dasar Muncul Mekar yang semula Rp975 miliar menjadi Rp570 miliar dan modal ditempatkan dan disetor semula Rp601,87 miliar menjadi Rp351,86 miliar. Tidak ada dampak yang signifikan karena usaha utama Muncul Mekar adalah distributor utama perseroan dan penurunan modal memberikan dampak positif bagi kondisi keuangan perseroan karena perseroan akan menerima pengembalian setoran modal sebesar Rp250 miliar.
EXCL Akan Lunasi Sukuk Ijarah Rp258 Miliar
PT XL Axiata Tbk (EXCL) telah menyiapkan dana untuk melunasi Sukuk Ijarah Berkelanjutan Tahap I Tahun 2015 Seri B yang akan jatuh tempo pada 2 Desember 2018. Nilai pelunasan sukuk sebesar Rp258 miliar yang dana pelunasannya akan ditransfer ke rekening KSEI selambat-lambatnya satu hari sebelum jatuh tempo. Jumlah pokok Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Tahap I Seri B sebesar Rp258 miliar dengan cicilan imbalan ijarah per tahun Rp26,445 miliar.
TBIG Berencana Akuisisi 51% Saham GOLD
PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) telah menandatangani perjanjian jual beli saham pada 30 November 2018 dengan para pemegang saham PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD). Perseroan berencana membeli 160.446.200 saham milik para penjual yang mewakili 51% dari seluruh saham yang telah dikeluarkan oleh GOLD yang nantinya akan berakibat pada perubahan pengendalian GOLD. Tujuan dari pengendalian tersebut adalah guna mengembangkan usaha dan memperluas jaringan usaha serta memperkuat posisi bisnis perseroan.
DSNG Dapat Pinjaman dari BBCA Rp1,21 Triliun
PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) dan anak perusahaannya telah menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman dengan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) pada 29 November 2018. Nilai fasilitas pinjaman yang diraih sebesar Rp1,21 triliun. Pinjaman tersebut memiliki jangka waktu maksimal 10 tahun dan pinjaman itu akan digunakan untuk investasi pada perseroan dan anak perusahaan sehingga bisa menunjang pembiayaan guna pengembangan usaha.
Tritirta Tambah Kepemilikan di CINT Menjadi 70,67%
Pemegang saham utama PT Chitose International Tbk (CINT) yakni PT Tritirta Inti Mandiri kembali menambah kepemilikan sahamnya. Tritirta menambah sebanyak 22.490.000 lembar pada periode 22-29 November 2018 senilai Rp5,98 miliar atau 2,24% saham. Tujuan dari transaksi tersebut adalah untuk penambahan saham. Sehingga kepemilikan PT Tritirta Inti Mandiri di CINT bertambah dari 684.250.000 lembar atau 68,42% menjadi 706.740.000 lembar atau 70,67%
Stock Pick
INDF
Pada perdagangan kemarin saham INDF ditutup menguat pada level harga 6600. INDF selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 6500-6675
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 6700
ADHI
Pada perdagangan kemarin saham ADHI ditutup menguat pada level harga 1565. ADHI selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1545-1585.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1590
ICBP
Pada perdagangan kemarin saham ICBP ditutup menguat pada level harga 9850. ICBP selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 9750-9950.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 10000
BBTN
Pada perdagangan kemarin saham BBTN ditutup menguat pada level harga 2670. BBTN selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 2640-2700.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 2710
CPIN
Pada perdagangan kemarin saham CPIN ditutup menguat pada level harga 5950. CPIN selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 5850-6025.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 6050
ASII
Pada perdagangan kemarin saham ASII ditutup menguat dilevel harga 8550. ASII selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 8450-8650.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 8675
Disclaimer :
This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT Waterfront Sekuritas. It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of PT Waterfront Sekuritas and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied), its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither PT Waterfront Sekuritas, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, comissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.
This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. © PT Waterfront Sekuritas 2018
Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Jumat 30 November 2018 ditutup melemah 0,84% pada level 6056. Saham Sektor industri dasar mengalami koreksi terbesar. Investor asing net sell Rp1,403 triliun. Indeks di bursa Wall Street pada perdagangan Jumat lalu ditutup menguat karena ekspektasi yang positif menjelang pertemuan Presiden Trump dan Presiden Xi di Argentina pada hari Sabtu. Pasar berharap akan tercapainya kesepakatan dagang antara AS dan China sehingga dapat menurunkan eskalasi perang dagang. Namun koreksi harga minyak mentah mendorong koreksi saham sektor energi. Data ekonomi AS yang akan dirilis pada pekan ini diantaranya ISM index, construction spending, auto sales, ADP Employment, ISM service, Beige Book, trade balance, factory orders, nonfarm payrolls dan unemployment rate. Hasil pertemuan antara AS dan China menghasilkan kesepatan AS tidak akan menaikkan tarif impor dari China senilai USD200 miliar menjadi 25% dari 10% pada 1 Januari 2019 dan China akan membeli produk pertanian, energi, industri dan produk lain dari AS. Kedua negara akan melakukan pembicaraan lebih lanjut. Kedua negara sepakat untuk melaksanakan hal tersebut dalam 90 hari, jika tidak tercapai maka AS akan menaikkan tarif menjadi 25%. Untuk Indeks Harga Saham Gabungan hari ini diperkirakan bergerak mixed. IHSG akan bergerak dikisaran level 6012 - 6137
News & Analysis
SQMI Berencana Rights Issue 18,8 Miliar Saham
PT Renuka Coalindo Tbk (SQMI) berencana melakukan Penawaran Umum Terbatas I (PUT I) dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 18.829.174.817 lembar dengan nominal Rp250 per saham. Setiap pemegang 50.000 saham lama yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham perseroan hingga 15 Januari 2019 berhak atas 3.125.693 HMETD dimana 1 HMETD berhak untuk membeli 1 saham baru. Renuka Dubai telah menyatakan tidak melaksanakan hak-haknya dalam PUT I hingga sebanyak-banyaknya 18.829.174.817 saham baru. Sedangkan Wilton Resources Holdings Pte Ltd (WRH) bertindak sebagai pembeli siaga yang akan membeli secara non-tunai (inbreng) sisa saham yang diterbitkan perseroan sebanyak-banyaknya 15.064.000.000 saham. Pemegang saham perseroan yang tidak melaksanakan HMETD milikinya dapat terdilusi sebesar maksimum 98,43%. Rencana penggunaan dana PUT I ini antara lain untuk investasi dan modal kerja.
SIDO Terima Pengurangan Modal Muncul Mekar Rp250 Miliar
Para pemegang saham PT Muncul Mekar termasuk PT Sido Muncul Tbk (SIDO) telah sepakat untuk melakukan pengurangan modal ditempatkan dan disetor. Mekanisme pengurangan nilai nominal saham perusahaan dimana semula sebesar Rp650.000 per saham menjadi Rp380.000 per saham. Sehingga modal dasar Muncul Mekar yang semula Rp975 miliar menjadi Rp570 miliar dan modal ditempatkan dan disetor semula Rp601,87 miliar menjadi Rp351,86 miliar. Tidak ada dampak yang signifikan karena usaha utama Muncul Mekar adalah distributor utama perseroan dan penurunan modal memberikan dampak positif bagi kondisi keuangan perseroan karena perseroan akan menerima pengembalian setoran modal sebesar Rp250 miliar.
EXCL Akan Lunasi Sukuk Ijarah Rp258 Miliar
PT XL Axiata Tbk (EXCL) telah menyiapkan dana untuk melunasi Sukuk Ijarah Berkelanjutan Tahap I Tahun 2015 Seri B yang akan jatuh tempo pada 2 Desember 2018. Nilai pelunasan sukuk sebesar Rp258 miliar yang dana pelunasannya akan ditransfer ke rekening KSEI selambat-lambatnya satu hari sebelum jatuh tempo. Jumlah pokok Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Tahap I Seri B sebesar Rp258 miliar dengan cicilan imbalan ijarah per tahun Rp26,445 miliar.
TBIG Berencana Akuisisi 51% Saham GOLD
PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) telah menandatangani perjanjian jual beli saham pada 30 November 2018 dengan para pemegang saham PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD). Perseroan berencana membeli 160.446.200 saham milik para penjual yang mewakili 51% dari seluruh saham yang telah dikeluarkan oleh GOLD yang nantinya akan berakibat pada perubahan pengendalian GOLD. Tujuan dari pengendalian tersebut adalah guna mengembangkan usaha dan memperluas jaringan usaha serta memperkuat posisi bisnis perseroan.
DSNG Dapat Pinjaman dari BBCA Rp1,21 Triliun
PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) dan anak perusahaannya telah menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman dengan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) pada 29 November 2018. Nilai fasilitas pinjaman yang diraih sebesar Rp1,21 triliun. Pinjaman tersebut memiliki jangka waktu maksimal 10 tahun dan pinjaman itu akan digunakan untuk investasi pada perseroan dan anak perusahaan sehingga bisa menunjang pembiayaan guna pengembangan usaha.
Tritirta Tambah Kepemilikan di CINT Menjadi 70,67%
Pemegang saham utama PT Chitose International Tbk (CINT) yakni PT Tritirta Inti Mandiri kembali menambah kepemilikan sahamnya. Tritirta menambah sebanyak 22.490.000 lembar pada periode 22-29 November 2018 senilai Rp5,98 miliar atau 2,24% saham. Tujuan dari transaksi tersebut adalah untuk penambahan saham. Sehingga kepemilikan PT Tritirta Inti Mandiri di CINT bertambah dari 684.250.000 lembar atau 68,42% menjadi 706.740.000 lembar atau 70,67%
Stock Pick
INDF
Pada perdagangan kemarin saham INDF ditutup menguat pada level harga 6600. INDF selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 6500-6675
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 6700
ADHI
Pada perdagangan kemarin saham ADHI ditutup menguat pada level harga 1565. ADHI selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1545-1585.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1590
ICBP
Pada perdagangan kemarin saham ICBP ditutup menguat pada level harga 9850. ICBP selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 9750-9950.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 10000
BBTN
Pada perdagangan kemarin saham BBTN ditutup menguat pada level harga 2670. BBTN selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 2640-2700.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 2710
CPIN
Pada perdagangan kemarin saham CPIN ditutup menguat pada level harga 5950. CPIN selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 5850-6025.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 6050
ASII
Pada perdagangan kemarin saham ASII ditutup menguat dilevel harga 8550. ASII selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 8450-8650.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 8675
Disclaimer :
This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT Waterfront Sekuritas. It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of PT Waterfront Sekuritas and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied), its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither PT Waterfront Sekuritas, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, comissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.
This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. © PT Waterfront Sekuritas 2018
Published on 2018-12-03 08:07:56 (GMT +7)