02 Okt
Market Hari ini
Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Selasa 1 OKtober 2019 ditutup melemah 0,5% pada level 6138. Semua sektor melemah dengan kontribusi pelemahan terbesar pada sektor infrastruktur. Investor asing net sell Rp607,20 miliar. Indeks di bursa Wall Street ditutup melemah akibat sentimen negatif dari data indeks ISM manufaktur yang mengalami penurunan pada level terendah selama 10 tahun terakhir. Indeks ISM manufaktur AS pada bulan September melanjutkan penurunan dari bulan sebelumnya, menjadi pada level 47,8 dari bulan sebelumnya 49,1, serta lebih buruk dibandingkan estimasi yang pada level 50,2. Hal ini semakin menimbulkan kekhawatiran akan dampak perang dagang yang berkepanjanganterhadap perlambatan ekonomi global. Pola perlambatan ekonomi AS juga terlihat hampir sama dengan data ekonomi di area euro, China, Jepang dan Inggris.menyalahkan kuatnya dollar AS dan tingginya suku bunga The Fed yang menyebabkan lemahnya data manufaktur AS tersebut. Yield US-Treasury dengan tenor 10 tahun mengalami penurunan pada level 1,64% dan tenor 2 tahun pada level 1,54%, akibat investor beralih ke obligasi pemerintah yang dianggap lebih aman dibandingkan saham, ditengah potensi terjadinya resesi ekonomi. Untuk Indeks Harga Saham Gabungan diperkirakan bergerak mixed. IHSG bergerak pada kisaran level 6080 - 6220
News & Analysis
CITA Berencana Rights Issue 648,21 Juta Saham
PT Cita Mineral Investindo Tbk. (CITA), perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan bauksit dan produsen pertama alumina (smelter grade/SGA) di Indonesia melalui entitas anak PT Well Harvest Winning Alumina Refinery (WHW), berencana melakukan aksi korporasi berupa Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau Rights Issue. CITA akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 648.218.250 lembar saham baru. Perseroan berencana menggunakan dana yang dihimpun dari aksi korporasi itu sebagai pembayaran utang bank dan modal kerja.
BRMS Targetkan Tambang Dairi Mulai Produksi 2022
PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) menargetkan proyek tambang seng dan timah hitam yang berada di Tambang Dairi dapat mulai produksi pada 2022. Tambang seng dan timah hitam di Dairi, Sumatra Utara segera memasuki tahap produksi pada 2021. Namun, pada perkembangan yang terbaru, tambang tersebut ditargetkan baru beroperasi pada 2022. Dengan masuknya NFC China sebagai mitra pemilik saham kerja sama mayoritas, sekaligus kontraktor engineering, procurement and construction, maka perlu masa penyesuaian untuk pekerjaan konstruksi dan mulai uji coba produksi.
PTPP dan PGAS Kerja Sama Bangun 500.000 Jaringan Gas
PT PP (Persero) Tbk (PTPP) bekerja sama dalam pembangunan 500.000 jaringan gas dengan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS). Melalui program sinergi BUMN membangun negeri, PGAS dan PTPP akan membangun jargas rumah tangga dalam dua fase. Fase pertama sebanyak 50.000 sambungan rumah tangga dan dilanjutkan fase kedua sebanyak 450.000 SR. Melalui pemanfaatan gas bumi, selain lebih efisien, kerja sama ini diharapkan akan tercipta sinergi usaha business to business sesama BUMN dengan prinsip yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.
HRTA Mendapatkan Persetujuan RUPS Terbitkan Obligasi Rp1 Triliun
PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) mendapatkan persetujuan pemegang saham dalam RUPS untuk menerbitkan obligasi dan menjaminkan sebagian besar atau seluruh aset perseroan yang terkait dengan penerbitan obligasi. Perseroan akan menerbitkan obligasi dengan target dana sebanyak-banyaknya Rp1 triliun. Penerbitan surat utang akan terbagi dalam dua tahap. Perseroan akan menerbitkan obligasi tahap pertama dengan target dana Rp600 miliar pada Desember 2019. Kedua, penerbitan surat utang dengan target dana Rp400 miliar akan dilakukan pada Juni 2020. Dana hasil obligasi sekitar 28,5% digunakan untuk refinancing utang jangka pendek. Adapun, sekitar 37,5% untuk modal kerja, serta 34% untuk pengembangan anak usaha.
Fitch Turunkan Peringkat BSIM Menjadi Menjadi A– dari A
Fitch Ratings Indonesia telah menurunkan Peringkat Nasional Jangka Panjang ke 'A-(idn)' dari 'A(idn)' dan mengafirmasikan Peringkat Nasional Jangka Pendek 'F1(idn)' dari PT Bank Sinarmas Tbk (BSIM). Outlook adalah Negatif. Penurunan peringkat jangka panjang nasional didorong oleh pandangan Fitch bahwa kemampuan PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) untuk mendukung anak perusahaannya telah melemah, karena memburuknya kinerja bank membebani profil kredit SMMA. SMMA memiliki 60,24% saham BSIM.
ITMA Akan Rights Issue 340 Juta Saham
PT Sumber Energi Andalan Tbk (ITMA) akan melakukan Rights Issue dengan mengeluarkan sebanyak-banyaknya 340.000.000 saham biasa atau setara 50% dari total modal disetor dan ditempatkan dengan nominal Rp50 per lembar. Harga pelaksanaan Rp750 per lembar sehingga jumlah seluruhnya Rp255.000.000.000. Setiap pemegang 2 saham perseroan yang tercatat pada 9 Oktober 2019 berhak memiliki 1 HMETD dimana 1 HMETD berhak membeli 1 saham baru. Perseroan juga menerbitkan sebanyak-banyaknya 238.000.000 Waran Seri I dengan rasio setiap 10 saham hasil pelaksanaan HMETD tersebut melekat 7 waran seri I dengan harga pelaksanaan waran pada Rp800 persaham
Stock Pick
AALI
Pada perdagangan kemarin saham AALI ditutup tertahan pada level harga 10975. AALI selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 10825-11100.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 11150
BNLI
Pada perdagangan kemarin saham BNLI ditutup tertahan dilevel harga 1100. BNLI selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1085-1115.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1120
KLBF
Pada perdagangan kemarin saham KLBF ditutup menguat pada level 1670. KLBF selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1645-1690
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1695
INDF
Pada perdagangan kemarin saham INDF ditutup menguat pada level harga 7675. INDF selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 7550-7775.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 7800
JSMR
Pada perdagangan kemarin saham JSMR ditutup tertahan pada level harga 5575. JSMR selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 5500-5650
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 5675
ERAA
Pada perdagangan kemarin saham ERAA ditutup menguat pada level harga 1710. ERAA selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1675-1730.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1735
Disclaimer :
This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT Waterfront Sekuritas. It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of PT Waterfront Sekuritas and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied), its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither PT Waterfront Sekuritas, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, comissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.
This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. © PT Waterfront Sekuritas 2019
Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Selasa 1 OKtober 2019 ditutup melemah 0,5% pada level 6138. Semua sektor melemah dengan kontribusi pelemahan terbesar pada sektor infrastruktur. Investor asing net sell Rp607,20 miliar. Indeks di bursa Wall Street ditutup melemah akibat sentimen negatif dari data indeks ISM manufaktur yang mengalami penurunan pada level terendah selama 10 tahun terakhir. Indeks ISM manufaktur AS pada bulan September melanjutkan penurunan dari bulan sebelumnya, menjadi pada level 47,8 dari bulan sebelumnya 49,1, serta lebih buruk dibandingkan estimasi yang pada level 50,2. Hal ini semakin menimbulkan kekhawatiran akan dampak perang dagang yang berkepanjanganterhadap perlambatan ekonomi global. Pola perlambatan ekonomi AS juga terlihat hampir sama dengan data ekonomi di area euro, China, Jepang dan Inggris.menyalahkan kuatnya dollar AS dan tingginya suku bunga The Fed yang menyebabkan lemahnya data manufaktur AS tersebut. Yield US-Treasury dengan tenor 10 tahun mengalami penurunan pada level 1,64% dan tenor 2 tahun pada level 1,54%, akibat investor beralih ke obligasi pemerintah yang dianggap lebih aman dibandingkan saham, ditengah potensi terjadinya resesi ekonomi. Untuk Indeks Harga Saham Gabungan diperkirakan bergerak mixed. IHSG bergerak pada kisaran level 6080 - 6220
News & Analysis
CITA Berencana Rights Issue 648,21 Juta Saham
PT Cita Mineral Investindo Tbk. (CITA), perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan bauksit dan produsen pertama alumina (smelter grade/SGA) di Indonesia melalui entitas anak PT Well Harvest Winning Alumina Refinery (WHW), berencana melakukan aksi korporasi berupa Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau Rights Issue. CITA akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 648.218.250 lembar saham baru. Perseroan berencana menggunakan dana yang dihimpun dari aksi korporasi itu sebagai pembayaran utang bank dan modal kerja.
BRMS Targetkan Tambang Dairi Mulai Produksi 2022
PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) menargetkan proyek tambang seng dan timah hitam yang berada di Tambang Dairi dapat mulai produksi pada 2022. Tambang seng dan timah hitam di Dairi, Sumatra Utara segera memasuki tahap produksi pada 2021. Namun, pada perkembangan yang terbaru, tambang tersebut ditargetkan baru beroperasi pada 2022. Dengan masuknya NFC China sebagai mitra pemilik saham kerja sama mayoritas, sekaligus kontraktor engineering, procurement and construction, maka perlu masa penyesuaian untuk pekerjaan konstruksi dan mulai uji coba produksi.
PTPP dan PGAS Kerja Sama Bangun 500.000 Jaringan Gas
PT PP (Persero) Tbk (PTPP) bekerja sama dalam pembangunan 500.000 jaringan gas dengan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS). Melalui program sinergi BUMN membangun negeri, PGAS dan PTPP akan membangun jargas rumah tangga dalam dua fase. Fase pertama sebanyak 50.000 sambungan rumah tangga dan dilanjutkan fase kedua sebanyak 450.000 SR. Melalui pemanfaatan gas bumi, selain lebih efisien, kerja sama ini diharapkan akan tercipta sinergi usaha business to business sesama BUMN dengan prinsip yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.
HRTA Mendapatkan Persetujuan RUPS Terbitkan Obligasi Rp1 Triliun
PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) mendapatkan persetujuan pemegang saham dalam RUPS untuk menerbitkan obligasi dan menjaminkan sebagian besar atau seluruh aset perseroan yang terkait dengan penerbitan obligasi. Perseroan akan menerbitkan obligasi dengan target dana sebanyak-banyaknya Rp1 triliun. Penerbitan surat utang akan terbagi dalam dua tahap. Perseroan akan menerbitkan obligasi tahap pertama dengan target dana Rp600 miliar pada Desember 2019. Kedua, penerbitan surat utang dengan target dana Rp400 miliar akan dilakukan pada Juni 2020. Dana hasil obligasi sekitar 28,5% digunakan untuk refinancing utang jangka pendek. Adapun, sekitar 37,5% untuk modal kerja, serta 34% untuk pengembangan anak usaha.
Fitch Turunkan Peringkat BSIM Menjadi Menjadi A– dari A
Fitch Ratings Indonesia telah menurunkan Peringkat Nasional Jangka Panjang ke 'A-(idn)' dari 'A(idn)' dan mengafirmasikan Peringkat Nasional Jangka Pendek 'F1(idn)' dari PT Bank Sinarmas Tbk (BSIM). Outlook adalah Negatif. Penurunan peringkat jangka panjang nasional didorong oleh pandangan Fitch bahwa kemampuan PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) untuk mendukung anak perusahaannya telah melemah, karena memburuknya kinerja bank membebani profil kredit SMMA. SMMA memiliki 60,24% saham BSIM.
ITMA Akan Rights Issue 340 Juta Saham
PT Sumber Energi Andalan Tbk (ITMA) akan melakukan Rights Issue dengan mengeluarkan sebanyak-banyaknya 340.000.000 saham biasa atau setara 50% dari total modal disetor dan ditempatkan dengan nominal Rp50 per lembar. Harga pelaksanaan Rp750 per lembar sehingga jumlah seluruhnya Rp255.000.000.000. Setiap pemegang 2 saham perseroan yang tercatat pada 9 Oktober 2019 berhak memiliki 1 HMETD dimana 1 HMETD berhak membeli 1 saham baru. Perseroan juga menerbitkan sebanyak-banyaknya 238.000.000 Waran Seri I dengan rasio setiap 10 saham hasil pelaksanaan HMETD tersebut melekat 7 waran seri I dengan harga pelaksanaan waran pada Rp800 persaham
Stock Pick
AALI
Pada perdagangan kemarin saham AALI ditutup tertahan pada level harga 10975. AALI selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 10825-11100.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 11150
BNLI
Pada perdagangan kemarin saham BNLI ditutup tertahan dilevel harga 1100. BNLI selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1085-1115.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1120
KLBF
Pada perdagangan kemarin saham KLBF ditutup menguat pada level 1670. KLBF selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1645-1690
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1695
INDF
Pada perdagangan kemarin saham INDF ditutup menguat pada level harga 7675. INDF selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 7550-7775.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 7800
JSMR
Pada perdagangan kemarin saham JSMR ditutup tertahan pada level harga 5575. JSMR selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 5500-5650
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 5675
ERAA
Pada perdagangan kemarin saham ERAA ditutup menguat pada level harga 1710. ERAA selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1675-1730.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1735
Disclaimer :
This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT Waterfront Sekuritas. It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of PT Waterfront Sekuritas and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied), its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither PT Waterfront Sekuritas, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, comissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.
This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. © PT Waterfront Sekuritas 2019
Published on 2019-10-02 07:55:37 (GMT +7)