02 Februari
Market Hari ini
Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Kamis 1 Februari 2018 ditutup melemah 0,11% pada level 6598. Sektor industri dasar menyumbangkan pelemahan terbesar. Investor asing net sell Rp909,7 miliar. Indeks di bursa Wall Street ditutup mix, dimana indeks Dow Jones menguat terbatas sedangkan indeks S&P500 dan Nasdaq Composite ditutup melemah. Sebelumnya indeks bergerak menguat. Pelemahan indeks dipicu oleh kenaikan yield obligasi pemerintah dan koreksi pada saham sektor teknologi. Yield obligasi pemerintah AS menguat antara lain dipicu oleh pernyataan The Fed yang memperkirakan inflasi pada tahun ini akan meningkat sehingga meningkatkan potensi kenaikan suku bunga akan berlanjut pada tahun ini. Kenaikan yield obligasi berlanjut setelah indikator ekonomimenunjukkan ekonomi AS cenderung menguat. Data initial claims menunjukkan pasar tenaga kerja cenderung ketat. Data initial claims pekan lalu tercatat sebesar 230 ribu, sedikit turun dari pekan sebelumnya 231 ribu dan lebih rendah dari perkiraan 238 ribu. Indeks ISM manufaktur AS bulan Januari sedikit turun pada level 59,1 dari 59,3, namun lebih tinggi dari estimasi 58,5. Data construction spending bulan Desember naik 0,7%, lebih tinggi dari perkiraan yang sebesar 0,3%
News & Analysis
KLBF Mencari Mitra di Sri Lanka dan Timur Tengah
PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) berencana mencari mitra di Sri Lanka dan Timur Tengah sebagai pasar baru untuk produk nutrisi mereka. Perusahaan ini berniat melakukan ekspor produk ke Sri Lanka sebelum dapat bekerja sama dengan mitra lokal guna memproduksi produk mereka. KLBF berniat mengembangkan pasar ke Timur Tengah setelah mendapakan sambutan positif dalam pengetesan pasar produk coconut water. KLBF lebih optimistis pada prospek penjualan dan laba di tahun ini dibandingkan tahun lalu karena adanya penjualan produk baru dan target pasar yang lebih luas lagi.
INKP Terbitkan MTN III Senilai Rp750 Miliar
PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) pada 29 Januari 2018 telah melakukan penandatanganan Perjanjian Penerbitan dan Penunjukan Agen Pemantau serta arranger Medium Term Notes III Tahun 2018 senilai Rp750 miliar. Penerbitan MTN III ini dilakukan sebagai alternatif pendanaan yang membutuhkan waktu yang lebih singkat dibandingkan proses pinjaman dari bank. Dana hasil MTN III ini akan digunakan untuk modal kerja, belanja modal dan refinancing hutang perseroan.
EMTK Beri Pinjaman Ke Anak Usaha Rp44,72 Miliar
PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) pada 29 Januari 2018 telah menandatangani Perjanjian Hutang Piutang sehubungan pemberitan fasilitas pinjaman kepada anak usahanya PT Abhimata Citra Abadi (ACA). Perseroan setuju memberikan pinjaman sebesar Rp44.718.696.162 kepada ACA untuk digunakan keperluan operasional ACA. ACA adalah anak perusahaan perseroan secara langsung sebesar 99,99%. Alasan dari dilakukan transaksi ini karena ACA sangat membutuhkan dana untuk kebutuhan operasional yang mendesak.
BBRI Proyeksikan Capex 2018 Rp7 Triliun
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencatat realisasi belanja modal selama 2017 sebesar Rp1,37 triliun. Realisasi belanja modal ini mayoritas untuk pengembangan teknologi dan informasi (TI), disusul pengadaan tanah dan bangunan. Dari nilai total Rp 1,3 triliun belanja modal 2017, sebesar 50% untuk pengembangan TI. Sedangkan sebesar 33% untuk pengadaan tanah dan bangunan. Adapun untuk biaya operasi (opex) BBRI selama 2017 sebesar Rp 36,3 triliun. Dari jumlah tersebut, mayoritas atau sekitar 86% digunakan untuk biaya personalia. Sedangkan 3,6% untuk biaya administrasi umum dan 1,2% untuk biaya operasi. Pada tahun ini, BBRI memproyeksi belanja modal akan lebih tinggi yaitu mencapai Rp 7 triliun. Belanja modal tinggi karena BBRI akan segera membangun gedung.
BBTN Realisasikan Capex 2017 Sebesar Rp337 Miliar
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) mencatat realisasi belanja modal selama 2017 sebesar Rp 337 miliar. Dari jumlah ini sebagian besar 39% adalah untuk pengadaan tanah dan bangunan. Selain untuk pengadaan tanah dan bangunan, sebesar 20% dari belanja modal untuk pengembangan IT. Pengembangan IT ini diantaranya adalah untuk pengembangan perangkat lunak untuk mendukung bisnis dana dan kredit. Sedangkan belanja modal untuk pengadaan tanah dan bangunan adalah untuk renovasi gedung kantor pusat wilayah dan cabang.
HRUM Telah Buyback 24,15 Juta Saham
PT Harum Energy Tbk (HRUM) telah membeli kembali total 24,15 juta saham. Pembelian ini adalah buyback periode 1 Juli 2017-31 Desember 2017 lalu. Harga rata-rata pembelian saham di periode tersebut adalah sebesar Rp 2.209 per saham. Jumlah saham yang dibeli tersebut setara dengan 11,65% dari seluruh jumlah saham yang akan dibeli sesuai rapat umum pemegang saham (RUPS).Adapun nilai pembelian ini adalah sebesar Rp 52,81 miliar. Dengan rincian tersebut, HRUM masih mencatat sisa biaya buyback saham sebesar Rp 212,57 miliar.
Stock Pick
BBCA
Pada perdagangan kemarin saham BBCA kembali ditutup menguat di level 23375. Pergerakan saham BBCA selanjutnya diperkirakan pada kisaran 23100 - 23700. Rekomendasi Sell on Strength apabila tidak berhasil melewati level resisten di level harga 23700
BSDE
Pada perdagangan kemarin saham BSDE kembali ditutup menguat pada level 1875. Pergerakan BSDE selanjutnya diperkirakan pada kisaran 1850-1895. Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1895
SMRA
Pada perdagangan kemarin saham SMRA menguat ditutup di 1190. Pergerakan saham SMRA selanjutnya diperkirakan pada kisaran 1170-1205.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak melewati level resisten 1205
BMRI
Pada perdagangan kemarin saham BMRI kembali ditutup menguat di level 8200. Pergerakan saham BMRI selanjutnya diperkirakan pada kisaran 8050-8300. Rekomendasi Sell on Strength apabila tidak berhasil melewati level resisten di level harga 8300
KLBF
Pada perdagangan kemarin saham KLBF kembali ditutup menguat pada level 1685. Pergerakan KLBF selanjutnya diperkirakan pada kisaran 1660-1705.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1705
PTPP
Pada perdagangan kemarin saham PTPP menguat ditutup di 3180. Pergerakan saham PTPP selanjutnya diperkirakan pada kisaran 3150-3220.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak melewati level resisten 3220
ADHI
Pada perdagangan kemarin saham ADHI kembali ditutup menguat pada level 2240. Pergerakan ADHI selanjutnya diperkirakan pada kisaran 2210-2270.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 2270
ASII
Pada perdagangan kemarin saham ASII kembali ditutup menguat di level 8575. Pergerakan saham ASII selanjutnya diperkirakan pada kisaran 8475-8675. Rekomendasi Sell on Strength apabila tidak berhasil melewati level resisten di level harga 8675
Disclaimer :
This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT Waterfront Sekuritas. It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of PT Waterfront Sekuritas and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied), its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither PT Waterfront Sekuritas, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, comissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.
This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. © PT Waterfront Sekuritas 2018
Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Kamis 1 Februari 2018 ditutup melemah 0,11% pada level 6598. Sektor industri dasar menyumbangkan pelemahan terbesar. Investor asing net sell Rp909,7 miliar. Indeks di bursa Wall Street ditutup mix, dimana indeks Dow Jones menguat terbatas sedangkan indeks S&P500 dan Nasdaq Composite ditutup melemah. Sebelumnya indeks bergerak menguat. Pelemahan indeks dipicu oleh kenaikan yield obligasi pemerintah dan koreksi pada saham sektor teknologi. Yield obligasi pemerintah AS menguat antara lain dipicu oleh pernyataan The Fed yang memperkirakan inflasi pada tahun ini akan meningkat sehingga meningkatkan potensi kenaikan suku bunga akan berlanjut pada tahun ini. Kenaikan yield obligasi berlanjut setelah indikator ekonomimenunjukkan ekonomi AS cenderung menguat. Data initial claims menunjukkan pasar tenaga kerja cenderung ketat. Data initial claims pekan lalu tercatat sebesar 230 ribu, sedikit turun dari pekan sebelumnya 231 ribu dan lebih rendah dari perkiraan 238 ribu. Indeks ISM manufaktur AS bulan Januari sedikit turun pada level 59,1 dari 59,3, namun lebih tinggi dari estimasi 58,5. Data construction spending bulan Desember naik 0,7%, lebih tinggi dari perkiraan yang sebesar 0,3%
News & Analysis
KLBF Mencari Mitra di Sri Lanka dan Timur Tengah
PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) berencana mencari mitra di Sri Lanka dan Timur Tengah sebagai pasar baru untuk produk nutrisi mereka. Perusahaan ini berniat melakukan ekspor produk ke Sri Lanka sebelum dapat bekerja sama dengan mitra lokal guna memproduksi produk mereka. KLBF berniat mengembangkan pasar ke Timur Tengah setelah mendapakan sambutan positif dalam pengetesan pasar produk coconut water. KLBF lebih optimistis pada prospek penjualan dan laba di tahun ini dibandingkan tahun lalu karena adanya penjualan produk baru dan target pasar yang lebih luas lagi.
INKP Terbitkan MTN III Senilai Rp750 Miliar
PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) pada 29 Januari 2018 telah melakukan penandatanganan Perjanjian Penerbitan dan Penunjukan Agen Pemantau serta arranger Medium Term Notes III Tahun 2018 senilai Rp750 miliar. Penerbitan MTN III ini dilakukan sebagai alternatif pendanaan yang membutuhkan waktu yang lebih singkat dibandingkan proses pinjaman dari bank. Dana hasil MTN III ini akan digunakan untuk modal kerja, belanja modal dan refinancing hutang perseroan.
EMTK Beri Pinjaman Ke Anak Usaha Rp44,72 Miliar
PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) pada 29 Januari 2018 telah menandatangani Perjanjian Hutang Piutang sehubungan pemberitan fasilitas pinjaman kepada anak usahanya PT Abhimata Citra Abadi (ACA). Perseroan setuju memberikan pinjaman sebesar Rp44.718.696.162 kepada ACA untuk digunakan keperluan operasional ACA. ACA adalah anak perusahaan perseroan secara langsung sebesar 99,99%. Alasan dari dilakukan transaksi ini karena ACA sangat membutuhkan dana untuk kebutuhan operasional yang mendesak.
BBRI Proyeksikan Capex 2018 Rp7 Triliun
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencatat realisasi belanja modal selama 2017 sebesar Rp1,37 triliun. Realisasi belanja modal ini mayoritas untuk pengembangan teknologi dan informasi (TI), disusul pengadaan tanah dan bangunan. Dari nilai total Rp 1,3 triliun belanja modal 2017, sebesar 50% untuk pengembangan TI. Sedangkan sebesar 33% untuk pengadaan tanah dan bangunan. Adapun untuk biaya operasi (opex) BBRI selama 2017 sebesar Rp 36,3 triliun. Dari jumlah tersebut, mayoritas atau sekitar 86% digunakan untuk biaya personalia. Sedangkan 3,6% untuk biaya administrasi umum dan 1,2% untuk biaya operasi. Pada tahun ini, BBRI memproyeksi belanja modal akan lebih tinggi yaitu mencapai Rp 7 triliun. Belanja modal tinggi karena BBRI akan segera membangun gedung.
BBTN Realisasikan Capex 2017 Sebesar Rp337 Miliar
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) mencatat realisasi belanja modal selama 2017 sebesar Rp 337 miliar. Dari jumlah ini sebagian besar 39% adalah untuk pengadaan tanah dan bangunan. Selain untuk pengadaan tanah dan bangunan, sebesar 20% dari belanja modal untuk pengembangan IT. Pengembangan IT ini diantaranya adalah untuk pengembangan perangkat lunak untuk mendukung bisnis dana dan kredit. Sedangkan belanja modal untuk pengadaan tanah dan bangunan adalah untuk renovasi gedung kantor pusat wilayah dan cabang.
HRUM Telah Buyback 24,15 Juta Saham
PT Harum Energy Tbk (HRUM) telah membeli kembali total 24,15 juta saham. Pembelian ini adalah buyback periode 1 Juli 2017-31 Desember 2017 lalu. Harga rata-rata pembelian saham di periode tersebut adalah sebesar Rp 2.209 per saham. Jumlah saham yang dibeli tersebut setara dengan 11,65% dari seluruh jumlah saham yang akan dibeli sesuai rapat umum pemegang saham (RUPS).Adapun nilai pembelian ini adalah sebesar Rp 52,81 miliar. Dengan rincian tersebut, HRUM masih mencatat sisa biaya buyback saham sebesar Rp 212,57 miliar.
Stock Pick
BBCA
Pada perdagangan kemarin saham BBCA kembali ditutup menguat di level 23375. Pergerakan saham BBCA selanjutnya diperkirakan pada kisaran 23100 - 23700. Rekomendasi Sell on Strength apabila tidak berhasil melewati level resisten di level harga 23700
BSDE
Pada perdagangan kemarin saham BSDE kembali ditutup menguat pada level 1875. Pergerakan BSDE selanjutnya diperkirakan pada kisaran 1850-1895. Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1895
SMRA
Pada perdagangan kemarin saham SMRA menguat ditutup di 1190. Pergerakan saham SMRA selanjutnya diperkirakan pada kisaran 1170-1205.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak melewati level resisten 1205
BMRI
Pada perdagangan kemarin saham BMRI kembali ditutup menguat di level 8200. Pergerakan saham BMRI selanjutnya diperkirakan pada kisaran 8050-8300. Rekomendasi Sell on Strength apabila tidak berhasil melewati level resisten di level harga 8300
KLBF
Pada perdagangan kemarin saham KLBF kembali ditutup menguat pada level 1685. Pergerakan KLBF selanjutnya diperkirakan pada kisaran 1660-1705.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1705
PTPP
Pada perdagangan kemarin saham PTPP menguat ditutup di 3180. Pergerakan saham PTPP selanjutnya diperkirakan pada kisaran 3150-3220.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak melewati level resisten 3220
ADHI
Pada perdagangan kemarin saham ADHI kembali ditutup menguat pada level 2240. Pergerakan ADHI selanjutnya diperkirakan pada kisaran 2210-2270.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 2270
ASII
Pada perdagangan kemarin saham ASII kembali ditutup menguat di level 8575. Pergerakan saham ASII selanjutnya diperkirakan pada kisaran 8475-8675. Rekomendasi Sell on Strength apabila tidak berhasil melewati level resisten di level harga 8675
Disclaimer :
This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT Waterfront Sekuritas. It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of PT Waterfront Sekuritas and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied), its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither PT Waterfront Sekuritas, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, comissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.
This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. © PT Waterfront Sekuritas 2018
Published on 2018-02-02 08:14:14 (GMT +7)