02 Apr
Market Hari ini
Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Rabu 28 Maret 2018 ditutup melemah 1,10% pada level 6140. Sektor aneka industri menyumbangkan pelemahan terbesar. Investor asing net sell Rp696,63 miliar. Indeks di bursa Wall Street ditutup melemah setelah bergerak fluktuatif akibat berlanjutnya koreksi pada saham sektor teknologi meskipun terjadi kenaikan pada saham sektor konsumer dan kesehatan. Berlanjutnya tekanan jualsektor teknologi pada pekan ini telah mendorong investor untuk beralih pada saham yang defensif seperti konsumer, properti, telekomunikasi dan kesehatan. Pelemahan saham sektor teknologi terutama dikontribusikan oleh koreksi pada saham Amazon dan Netflix. Saham sektor energi mengalami pelemahan terbesar akibat turunnya harga minyak mentah setelah adanya laporan data cadangan minyak AS yang mengalami kenaikan. Sementara itu data PDB AS pada triwulan keempat tahun 2017 tercatat sebesar 2,9%, di atas estimasi sebelumnya pada level 2,5%. Data pending home sales bulan Februari meningkat 3,1%, di atas estimasi yang sebesar 2,5%. Dollar AS menguat dan yield obligasi pemerintah AS tertahan di bawah level 2,8% karena data pertumbuhan ekonomi AS yang di atas estimasi. Untuk Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan hari ini diperkirakan bergerak mixed. IHSG bergerak dikisaran level 6085 - 6210
News & Analysis
SDRA Akan Bagi Dividen Rp15/saham
PT Bank Woori Saudara Indonesia Tbk (SDRA) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp98,71 miliar atau sekitar 22,50% dari laba bersih tahun buku 2017 senilai Rp438,73 miliar. Jumlah pembagian dividen itu setara dengan Rp15 per lembar saham. Pada 2017, perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp438,73 miliar, meningkat 41,61% dibandingkan tahun sebelumnya Rp309,82 miliar. Sedangkan total aset perseroan meningkat 19,69% menjadi Rp27,09 triliun, jika dibandingkan 2016 lalu Rp22,63 triliun. Perseroan menyalurkan kredit mencapai Rp18,80 triliun, naik 14,38% jika dibandingkan tahun sebelumnya Rp16,44 triliun. Tahun 2017 NPL perseroan sebesar 0,90%.
Laba Bersih ISAT Tumbuh 2,8%
PT Indosat Ooredoo Tbk (ISAT) membukukan laba bersih Rp1,13 triliun atau naik 2,8% dibandingkan laba bersih periode sama tahun sebelumnya didorong oleh pertumbuhan laba operasi yang tumbuh 2,3% menjadi Rp4,0 triliun. ISAT membukukan pendapatan dari seluler sebesar Rp24,5 triliun tumbuh 1,7% dan segmen MDI tumbuh 9,4% menjadi Rp4,5 triliun yang membuat pendapatan konsolidasi mencapai Rp29,9 triliun. Total aset perseroan mencapai Rp50,66 triliun atau turun tipis 0,3% dari tahun sebeumnya yang Rp50,83 triliun dan total liabilitas turun 2,2% menjadi Rp35,84 triliun dari Rp36,66 triliun.
BTPN Akan Bagi Dividen Rp100/lembar
RUPST PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) sepakat membagikan dividen kepada pemegang saham sebesar Rp574,5 miliar atau Rp100 per lembar saham. Dividen yang dibagikan tersebut bersumber dari laba BTPN pada tahun buku 2017 sebesar Rp1,2 triliun. Sementara itu proses penggabungan antara BTPN dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI) saat ini dalam tahap uji tuntas. Sumitomo Mitsui Banking Corporation berencana menggabungkan (merger) dua entitas bank milik perusahaan tersebut. Merger bank diharapkan meningkatkan efisiensi dan memaksimalkan sinergi sektor perbankan.
NIKL Anggarkan Capex USD9,7 Juta Tahun Ini
PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) menganggarkan belanja modal sebesar USD9,7 juta tahun ini. Dana tersebut untuk mendukung bisnis perusahaan pada tahun 2018. Dana tersebut antara lain akan digunakan untuk meningkatkan kualitas produk dan mempertahankan kondisi pabrik Perseroan. Untuk tahun 2018, perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan sekitar 10% dari USD151,793 juta pada 2017. Penjualan 100% masih konsentrasi di pasar domestik. Hingga Desember 2017, pangsa pasar NIKL di domestik mencapai 61,78% dibandingkan 60,50% pada periode yang sama tahun 2016. NIKL tercatat sebagai satu-satunya perusahaan domsetik yang berkecimpung di bisnis tinplate dan menguasai pangsa pasar di Indonesia.
SILO Targetkan Miliki 50 RS Tahun 2019
PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) menargetkan untuk memiliki 50 rumah sakit pada tahun depan dengan target jumlah tempat tidur mencapai 10.000 unit. Hingga saat ini, SILO telah memiliki 32 rumah sakit yang ada di 23 kota di Indonesia dengan jumlah tempat tidur mencapai 6.500 unit. Tahun lalu ditandai dengan membuka delapan rumah sakit yang merupakan jumlah terbanyak yang pernah dibuka perseroan dalam satu tahun. Perseroan tidak hanya berinvestasi dalam bentuk bangunan melainkan juga peralatan.
ADRO Targetkan Produksi Batubara Kokas Tahun Ini 1 Juta Ton
Meskipun akuisisi pertambangan batubara khususnya batubara kokas ataucoaking coaldilakukan oleh PT Adaro Energy Tbk (ADRO), namun target produksi batubara kokas pada tahun ini belum akan ditingkatkan. ADRO menargetkan produksi batubara kokas sebanyak 1 juta ton pada 2018. ADRO dan EMR Capital, perusahaan pengelolaprivate equitybidang pertambangan menandatangani perjanjian mengikat untuk mengakuisisi 80% saham Rio Tinto di tambang batubara kokas kestrel (Kestrel)
Stock Pick
BMRI
Pada perdagangan kemarin saham INDF kembali ditutup menguat di level 7125. Pergerakan saham INDF selanjutnya diperkirakan pada kisaran 7025–7225. Rekomendasi Sell on Strength apabila tidak berhasil melewati level resisten di level harga 7225
BBTN
Pada perdagangan kemarin saham BBTN kembali ditutup menguat pada level 3800. BBTN selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 3760-3840.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 3840
BBRI
Pada perdagangan kemarin saham BBRI kembali ditutup menguat pada level 3600. BBRI selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 3760-3640.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 3640
KLBF
Pada perdagangan kemarin saham KLBF kembali ditutup menguat pada level 1500. KLBF selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1480-1515.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1515
AKRA
Pada perdagangan kemarin saham AKRA kembali ditutup menguat di level 5675. Pergerakan saham AKRA selanjutnya diperkirakan pada kisaran 5600–5750. Rekomendasi Sell on Strength apabila tidak berhasil melewati level resisten di level harga 5750
BSDE
Pada perdagangan kemarin saham BSDE kembali ditutup menguat di level 1780. Pergerakan saham BSDE selanjutnya diperkirakan pada kisaran 1760–1810. Rekomendasi Sell on Strength apabila tidak berhasil melewati level resisten di level harga 1810
CPIN
Pada perdagangan kemarin saham CPIN kembali ditutup menguat pada level 3450. CPIN selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 3420-3490.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 3490
Disclaimer :
This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT Waterfront Sekuritas. It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of PT Waterfront Sekuritas and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied), its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither PT Waterfront Sekuritas, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, comissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.
This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. © PT Waterfront Sekuritas 2018
Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Rabu 28 Maret 2018 ditutup melemah 1,10% pada level 6140. Sektor aneka industri menyumbangkan pelemahan terbesar. Investor asing net sell Rp696,63 miliar. Indeks di bursa Wall Street ditutup melemah setelah bergerak fluktuatif akibat berlanjutnya koreksi pada saham sektor teknologi meskipun terjadi kenaikan pada saham sektor konsumer dan kesehatan. Berlanjutnya tekanan jualsektor teknologi pada pekan ini telah mendorong investor untuk beralih pada saham yang defensif seperti konsumer, properti, telekomunikasi dan kesehatan. Pelemahan saham sektor teknologi terutama dikontribusikan oleh koreksi pada saham Amazon dan Netflix. Saham sektor energi mengalami pelemahan terbesar akibat turunnya harga minyak mentah setelah adanya laporan data cadangan minyak AS yang mengalami kenaikan. Sementara itu data PDB AS pada triwulan keempat tahun 2017 tercatat sebesar 2,9%, di atas estimasi sebelumnya pada level 2,5%. Data pending home sales bulan Februari meningkat 3,1%, di atas estimasi yang sebesar 2,5%. Dollar AS menguat dan yield obligasi pemerintah AS tertahan di bawah level 2,8% karena data pertumbuhan ekonomi AS yang di atas estimasi. Untuk Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan hari ini diperkirakan bergerak mixed. IHSG bergerak dikisaran level 6085 - 6210
News & Analysis
SDRA Akan Bagi Dividen Rp15/saham
PT Bank Woori Saudara Indonesia Tbk (SDRA) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp98,71 miliar atau sekitar 22,50% dari laba bersih tahun buku 2017 senilai Rp438,73 miliar. Jumlah pembagian dividen itu setara dengan Rp15 per lembar saham. Pada 2017, perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp438,73 miliar, meningkat 41,61% dibandingkan tahun sebelumnya Rp309,82 miliar. Sedangkan total aset perseroan meningkat 19,69% menjadi Rp27,09 triliun, jika dibandingkan 2016 lalu Rp22,63 triliun. Perseroan menyalurkan kredit mencapai Rp18,80 triliun, naik 14,38% jika dibandingkan tahun sebelumnya Rp16,44 triliun. Tahun 2017 NPL perseroan sebesar 0,90%.
Laba Bersih ISAT Tumbuh 2,8%
PT Indosat Ooredoo Tbk (ISAT) membukukan laba bersih Rp1,13 triliun atau naik 2,8% dibandingkan laba bersih periode sama tahun sebelumnya didorong oleh pertumbuhan laba operasi yang tumbuh 2,3% menjadi Rp4,0 triliun. ISAT membukukan pendapatan dari seluler sebesar Rp24,5 triliun tumbuh 1,7% dan segmen MDI tumbuh 9,4% menjadi Rp4,5 triliun yang membuat pendapatan konsolidasi mencapai Rp29,9 triliun. Total aset perseroan mencapai Rp50,66 triliun atau turun tipis 0,3% dari tahun sebeumnya yang Rp50,83 triliun dan total liabilitas turun 2,2% menjadi Rp35,84 triliun dari Rp36,66 triliun.
BTPN Akan Bagi Dividen Rp100/lembar
RUPST PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) sepakat membagikan dividen kepada pemegang saham sebesar Rp574,5 miliar atau Rp100 per lembar saham. Dividen yang dibagikan tersebut bersumber dari laba BTPN pada tahun buku 2017 sebesar Rp1,2 triliun. Sementara itu proses penggabungan antara BTPN dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI) saat ini dalam tahap uji tuntas. Sumitomo Mitsui Banking Corporation berencana menggabungkan (merger) dua entitas bank milik perusahaan tersebut. Merger bank diharapkan meningkatkan efisiensi dan memaksimalkan sinergi sektor perbankan.
NIKL Anggarkan Capex USD9,7 Juta Tahun Ini
PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) menganggarkan belanja modal sebesar USD9,7 juta tahun ini. Dana tersebut untuk mendukung bisnis perusahaan pada tahun 2018. Dana tersebut antara lain akan digunakan untuk meningkatkan kualitas produk dan mempertahankan kondisi pabrik Perseroan. Untuk tahun 2018, perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan sekitar 10% dari USD151,793 juta pada 2017. Penjualan 100% masih konsentrasi di pasar domestik. Hingga Desember 2017, pangsa pasar NIKL di domestik mencapai 61,78% dibandingkan 60,50% pada periode yang sama tahun 2016. NIKL tercatat sebagai satu-satunya perusahaan domsetik yang berkecimpung di bisnis tinplate dan menguasai pangsa pasar di Indonesia.
SILO Targetkan Miliki 50 RS Tahun 2019
PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) menargetkan untuk memiliki 50 rumah sakit pada tahun depan dengan target jumlah tempat tidur mencapai 10.000 unit. Hingga saat ini, SILO telah memiliki 32 rumah sakit yang ada di 23 kota di Indonesia dengan jumlah tempat tidur mencapai 6.500 unit. Tahun lalu ditandai dengan membuka delapan rumah sakit yang merupakan jumlah terbanyak yang pernah dibuka perseroan dalam satu tahun. Perseroan tidak hanya berinvestasi dalam bentuk bangunan melainkan juga peralatan.
ADRO Targetkan Produksi Batubara Kokas Tahun Ini 1 Juta Ton
Meskipun akuisisi pertambangan batubara khususnya batubara kokas ataucoaking coaldilakukan oleh PT Adaro Energy Tbk (ADRO), namun target produksi batubara kokas pada tahun ini belum akan ditingkatkan. ADRO menargetkan produksi batubara kokas sebanyak 1 juta ton pada 2018. ADRO dan EMR Capital, perusahaan pengelolaprivate equitybidang pertambangan menandatangani perjanjian mengikat untuk mengakuisisi 80% saham Rio Tinto di tambang batubara kokas kestrel (Kestrel)
Stock Pick
BMRI
Pada perdagangan kemarin saham INDF kembali ditutup menguat di level 7125. Pergerakan saham INDF selanjutnya diperkirakan pada kisaran 7025–7225. Rekomendasi Sell on Strength apabila tidak berhasil melewati level resisten di level harga 7225
BBTN
Pada perdagangan kemarin saham BBTN kembali ditutup menguat pada level 3800. BBTN selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 3760-3840.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 3840
BBRI
Pada perdagangan kemarin saham BBRI kembali ditutup menguat pada level 3600. BBRI selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 3760-3640.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 3640
KLBF
Pada perdagangan kemarin saham KLBF kembali ditutup menguat pada level 1500. KLBF selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1480-1515.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1515
AKRA
Pada perdagangan kemarin saham AKRA kembali ditutup menguat di level 5675. Pergerakan saham AKRA selanjutnya diperkirakan pada kisaran 5600–5750. Rekomendasi Sell on Strength apabila tidak berhasil melewati level resisten di level harga 5750
BSDE
Pada perdagangan kemarin saham BSDE kembali ditutup menguat di level 1780. Pergerakan saham BSDE selanjutnya diperkirakan pada kisaran 1760–1810. Rekomendasi Sell on Strength apabila tidak berhasil melewati level resisten di level harga 1810
CPIN
Pada perdagangan kemarin saham CPIN kembali ditutup menguat pada level 3450. CPIN selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 3420-3490.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 3490
Disclaimer :
This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT Waterfront Sekuritas. It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of PT Waterfront Sekuritas and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied), its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither PT Waterfront Sekuritas, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, comissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.
This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. © PT Waterfront Sekuritas 2018
Published on 2018-04-02 07:26:30 (GMT +7)