16 Oct
Market Hari ini
Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Senin 15 Oktober 2018 ditutup melemah 0,51% pada level 5727. Sektor industri dasar mengalami pelemahan terbesar, sektor keuangan mengalami kenaikan. Investor asing net buy Rp 340,06 miliar. Indeks di bursa Wall Street ditutup melemah yang terutama dikontribusikan oleh koreksi pada saham sektor teknologi ditengah kekhawatiran akan kenaikan suku bunga lebih lanjut dan kinerja emiten yang terkena dampak perang dagang dan kenaikan suku bunga. Indeks bergerak fluktuatif sebelum akhirnya ditutup melemah. Rata-rata laba emiten dalam indeks S&P500 diperkirakan tumbuh 21,6% lebih rendah dari dua triwulan sebelumnya. Sementara itu data anggaran federal AS pada tahun fiskal 2018 mengalami defisit terbesar sejak tahun 2012. Tahun fiskal anggaran AS berakhir pada September dengan defisit mencapai USD779 miliar, akibat program pemangkasan pajak yang menurunkan pendapatan negara dan pengeluaran bertambah karena meningkatnya utang nasional. Saham Apple melemah dan membebani ketiga indeks utama Wall Street setelah Goldman Sachs menyatakan ada beberapa tanda yang mengindikasikan melemahnya permintaandi China dengan cepat yang dapat berdampak pada melemahnya permintaan iPhone. Untuk Indeks Harga Saham Gabungan hari ini diperkirakan bergerak mixed. IHSG akan bergerak dikisaran level 5662 - 5830
News & Analysis
MIKA Masih Miliki Sisa Dana IPO Rp401 Miliar
PT Mitra Keluarga Karya Sehat Tbk (MIKA) masih menyimpan sisa dana IPO sebesar Rp401,13 miliar hingga periode 30 September 2018. Sejak IPO pada Maret 2015 lalu perseroan baru menggunakan dana sebesar Rp395,28 miliar untuk biaya pembangunan rumah sakit baru, Rp218,67 miliar untuk peralatan medis dan infrastruktur IT serta Rp193,35 miliar untuk pembelian tanah. Sedangkan sisa dana IPO tersebut masih disimpan di beberapa bank seperti Bank QNB Indonesia, Bank Victoria, Bank Mayapada dan Bank Muamalat dalam bentuk deposito sedangkan dalam rekening giro disimpan di Bank Mandiri dan Bukopin.
Per September, Laba Bersih ARNA Tumbuh 38%
PT Arwana Citra Mulia Tbk (ARNA) meraih kenaikan laba tahun berjalan yang dapat didistribusikan ke pemilik entitas induk sebesar 38,22% hingga periode 30 September 2018 menjadi Rp115,94 miliar dibandingkan laba Rp83,87 miliar di periode sama tahun sebelumnya. Penjualan neto mencapai Rp1,46 triliun meningkat 15,87% dari penjualan neto Rp1,26 triliun di periode September tahun sebelumnya dan beban pokok naik menjadi Rp1,11 triliun dari Rp975,20 miliar tahun sebelumnya. Laba kotor diraih Rp349,47 miliar naik dari Rp291,78 miliar tahun sebelumnya. Sementara laba usaha diraih Rp165,00 miliar meningkat dari Rp130,64 miliar tahun sebelumnya.
BALI Bukukan Pertumbuhan Laba Bersih 77,9%
PT Bali Towerindo Tbk (BALI) mencatat pertumbuhan laba periode berjalan yang dapat didistribusikan ke pemilik entitas induk sebesar 77,9% hingga periode 30 September 2018 menjadi Rp43,81 miliar dibandingkan laba Rp24,62 miliar di periode sama tahun sebelumnya. Pendapatan usaha naik 41,7% menjadi Rp328,47 miliar dari pendapatan Rp231,80 miliar tahun sebelumnya dan beban pokok naik menjadi Rp129,17 miliar dari Rp86,09 miliar. Laba bruto diraih Rp199,29 miliar naik dari Rp145,71 miliar tahun sebelumnya sedangkan laba usaha tercatat Rp164,64 miliar meningkat dari Rp114,48 miliar tahun sebelumnya.
ALDO Akan Akuisisi 99% Saham Eco Paper Indonesia
PT Alkindo Naratama Tbk (ALDO) akan melakukan pembelian 99% saham PT Eco Paper Indonesia (EPO) milik PT Golden Arista International (GAI) sebesar Rp198 miliar melalui mekanisme pemasukan saham (Inbreng) sebagai setoran modal dan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) bagi pemegang saham lama perseroan yang tidak ingin terdilusi. Perseroan adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur kertas dan EPI adalah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur kertas industri daur ulang dengan menggunakan bahan baku kertas bekas dimana kertas industri daur ulang yang diproduksi EPI diperlukan oleh perseroan sebagai bahan baku. Pembelian EPI diharapkan akan menjaga stabilitas ketersediaan bahan baku bagi perseroan. Perseroan akan mengeluarkan saham baru yang akan digunakan untuk membeli 99% saham EPI milik GAI.
Per September WIKA Bukukan Kontrak Baru Rp25,32 Triliun
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) membukukan nilai kontrak baru Rp25,32 triliun hingga September 2018. Dengan demikian, kontrak baru WIKA sepanjang Januari 2018 - September 2018 tercapai 43,57% dari target realisasi yang dipasang pada 2018. Kontrak baru WIKA hingga September 2018 sebesar Rp25,32 triliun. Pencapaian kontrak baru ini hingga September 2018 meningkat Rp1,87 triliun dari nilai kontrak baru hingga Agustus 2018 sebesar Rp23,45 triliun.
OASA Bukukan Kenaikan Laba Bersih 82,9%
PT Protech Mitra Perkasa Tbk (OASA) meraih kenaikan laba 82,9% hingga periode yang berakhir 30 September 2018 menjadi Rp1,68 miliar dibandingkan laba Rp920,97 juta di periode sama tahun sebelumnya. Penjualan naik 17,9% menjadi Rp19,62 miliar dari Rp16,64 miliar dan beban pokok meningkat menjadi Rp16,35 miliar dari Rp13,83 miliar. Laba bruto naik menjadi Rp3,26 miliar dari Rp2,81 miliar dan laba usaha diraih Rp1,40 miliar dari mencatat rugi usaha Rp814,76 juta tahun sebelumnya
Stock Pick
BBRI
Pada perdagangan kemarin saham BBRI ditutup menguat pada level harga 3000. BBRI selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 2960-3030.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 3040
BBNI
Pada perdagangan kemarin saham BBNI ditutup menguat pada level harga 7050. BBNI selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 6950-7150.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 7150
ICBP
Pada perdagangan kemarin saham ICBP ditutup menguat pada level harga 8725. ICBP selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 8625-8825
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 8850
SMCB
Pada perdagangan kemarin saham SMCB ditutup menguat pada level harga 1850. SMCB selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1830-1870.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1880
KLBF
Pada perdagangan kemarin saham KLBF ditutup menguat pada level harga 1285. KLBF selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1270-1300.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1305
BBCA
Pada perdagangan kemarin saham BBCA ditutup menguat dilevel harga 23850. BBCA selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 23600-24000.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 24050
Disclaimer :
This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT Waterfront Sekuritas. It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of PT Waterfront Sekuritas and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied), its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither PT Waterfront Sekuritas, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, comissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.
This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. © PT Waterfront Sekuritas 2018
Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Senin 15 Oktober 2018 ditutup melemah 0,51% pada level 5727. Sektor industri dasar mengalami pelemahan terbesar, sektor keuangan mengalami kenaikan. Investor asing net buy Rp 340,06 miliar. Indeks di bursa Wall Street ditutup melemah yang terutama dikontribusikan oleh koreksi pada saham sektor teknologi ditengah kekhawatiran akan kenaikan suku bunga lebih lanjut dan kinerja emiten yang terkena dampak perang dagang dan kenaikan suku bunga. Indeks bergerak fluktuatif sebelum akhirnya ditutup melemah. Rata-rata laba emiten dalam indeks S&P500 diperkirakan tumbuh 21,6% lebih rendah dari dua triwulan sebelumnya. Sementara itu data anggaran federal AS pada tahun fiskal 2018 mengalami defisit terbesar sejak tahun 2012. Tahun fiskal anggaran AS berakhir pada September dengan defisit mencapai USD779 miliar, akibat program pemangkasan pajak yang menurunkan pendapatan negara dan pengeluaran bertambah karena meningkatnya utang nasional. Saham Apple melemah dan membebani ketiga indeks utama Wall Street setelah Goldman Sachs menyatakan ada beberapa tanda yang mengindikasikan melemahnya permintaandi China dengan cepat yang dapat berdampak pada melemahnya permintaan iPhone. Untuk Indeks Harga Saham Gabungan hari ini diperkirakan bergerak mixed. IHSG akan bergerak dikisaran level 5662 - 5830
News & Analysis
MIKA Masih Miliki Sisa Dana IPO Rp401 Miliar
PT Mitra Keluarga Karya Sehat Tbk (MIKA) masih menyimpan sisa dana IPO sebesar Rp401,13 miliar hingga periode 30 September 2018. Sejak IPO pada Maret 2015 lalu perseroan baru menggunakan dana sebesar Rp395,28 miliar untuk biaya pembangunan rumah sakit baru, Rp218,67 miliar untuk peralatan medis dan infrastruktur IT serta Rp193,35 miliar untuk pembelian tanah. Sedangkan sisa dana IPO tersebut masih disimpan di beberapa bank seperti Bank QNB Indonesia, Bank Victoria, Bank Mayapada dan Bank Muamalat dalam bentuk deposito sedangkan dalam rekening giro disimpan di Bank Mandiri dan Bukopin.
Per September, Laba Bersih ARNA Tumbuh 38%
PT Arwana Citra Mulia Tbk (ARNA) meraih kenaikan laba tahun berjalan yang dapat didistribusikan ke pemilik entitas induk sebesar 38,22% hingga periode 30 September 2018 menjadi Rp115,94 miliar dibandingkan laba Rp83,87 miliar di periode sama tahun sebelumnya. Penjualan neto mencapai Rp1,46 triliun meningkat 15,87% dari penjualan neto Rp1,26 triliun di periode September tahun sebelumnya dan beban pokok naik menjadi Rp1,11 triliun dari Rp975,20 miliar tahun sebelumnya. Laba kotor diraih Rp349,47 miliar naik dari Rp291,78 miliar tahun sebelumnya. Sementara laba usaha diraih Rp165,00 miliar meningkat dari Rp130,64 miliar tahun sebelumnya.
BALI Bukukan Pertumbuhan Laba Bersih 77,9%
PT Bali Towerindo Tbk (BALI) mencatat pertumbuhan laba periode berjalan yang dapat didistribusikan ke pemilik entitas induk sebesar 77,9% hingga periode 30 September 2018 menjadi Rp43,81 miliar dibandingkan laba Rp24,62 miliar di periode sama tahun sebelumnya. Pendapatan usaha naik 41,7% menjadi Rp328,47 miliar dari pendapatan Rp231,80 miliar tahun sebelumnya dan beban pokok naik menjadi Rp129,17 miliar dari Rp86,09 miliar. Laba bruto diraih Rp199,29 miliar naik dari Rp145,71 miliar tahun sebelumnya sedangkan laba usaha tercatat Rp164,64 miliar meningkat dari Rp114,48 miliar tahun sebelumnya.
ALDO Akan Akuisisi 99% Saham Eco Paper Indonesia
PT Alkindo Naratama Tbk (ALDO) akan melakukan pembelian 99% saham PT Eco Paper Indonesia (EPO) milik PT Golden Arista International (GAI) sebesar Rp198 miliar melalui mekanisme pemasukan saham (Inbreng) sebagai setoran modal dan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) bagi pemegang saham lama perseroan yang tidak ingin terdilusi. Perseroan adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur kertas dan EPI adalah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur kertas industri daur ulang dengan menggunakan bahan baku kertas bekas dimana kertas industri daur ulang yang diproduksi EPI diperlukan oleh perseroan sebagai bahan baku. Pembelian EPI diharapkan akan menjaga stabilitas ketersediaan bahan baku bagi perseroan. Perseroan akan mengeluarkan saham baru yang akan digunakan untuk membeli 99% saham EPI milik GAI.
Per September WIKA Bukukan Kontrak Baru Rp25,32 Triliun
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) membukukan nilai kontrak baru Rp25,32 triliun hingga September 2018. Dengan demikian, kontrak baru WIKA sepanjang Januari 2018 - September 2018 tercapai 43,57% dari target realisasi yang dipasang pada 2018. Kontrak baru WIKA hingga September 2018 sebesar Rp25,32 triliun. Pencapaian kontrak baru ini hingga September 2018 meningkat Rp1,87 triliun dari nilai kontrak baru hingga Agustus 2018 sebesar Rp23,45 triliun.
OASA Bukukan Kenaikan Laba Bersih 82,9%
PT Protech Mitra Perkasa Tbk (OASA) meraih kenaikan laba 82,9% hingga periode yang berakhir 30 September 2018 menjadi Rp1,68 miliar dibandingkan laba Rp920,97 juta di periode sama tahun sebelumnya. Penjualan naik 17,9% menjadi Rp19,62 miliar dari Rp16,64 miliar dan beban pokok meningkat menjadi Rp16,35 miliar dari Rp13,83 miliar. Laba bruto naik menjadi Rp3,26 miliar dari Rp2,81 miliar dan laba usaha diraih Rp1,40 miliar dari mencatat rugi usaha Rp814,76 juta tahun sebelumnya
Stock Pick
BBRI
Pada perdagangan kemarin saham BBRI ditutup menguat pada level harga 3000. BBRI selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 2960-3030.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 3040
BBNI
Pada perdagangan kemarin saham BBNI ditutup menguat pada level harga 7050. BBNI selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 6950-7150.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 7150
ICBP
Pada perdagangan kemarin saham ICBP ditutup menguat pada level harga 8725. ICBP selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 8625-8825
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 8850
SMCB
Pada perdagangan kemarin saham SMCB ditutup menguat pada level harga 1850. SMCB selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1830-1870.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1880
KLBF
Pada perdagangan kemarin saham KLBF ditutup menguat pada level harga 1285. KLBF selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 1270-1300.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 1305
BBCA
Pada perdagangan kemarin saham BBCA ditutup menguat dilevel harga 23850. BBCA selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 23600-24000.
Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 24050
Disclaimer :
This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT Waterfront Sekuritas. It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of PT Waterfront Sekuritas and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied), its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither PT Waterfront Sekuritas, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, comissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.
This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. © PT Waterfront Sekuritas 2018
Published on 2018-10-16 09:32:59 (GMT +7)