Monthly Outlook Mei 2017

Global Economic Outlook
  • The Fed masih tetap berkomitmen dengan rencananya untuk menaikkan suku bunga sebanyak dua kali lagi pada tahun ini. Hal ini terindikasi dari pernyataannya yang masih optimis dengan pasar tenaga kerja AS dan laju inflasi, meskipun terjadi perlambatan pada pertumbuhan ekonomi AS pada triwulan I 2017 lalu. Kenaikan suku bunga The Fed selanjutnya diprediksi akan terjadi pada bulan Juni dan September mendatang.
  • Bank of Japan menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Jepang untuk tahun fiskal 2017-2018 menjadi 1,6% dari 1,5%. BoJ juga menurunkan prediksi inflasi inti dari 1,5% menjadi 1,4%. Sehingga hal ini mengindikasikan bahwa berakhirnya era kebijakan moneter Jepang yang longgar tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
Domestic Economic Review
  • Pada bulan April 2017, terjadi inflasi sebesar 0,09% mom setelah pada bulan sebelumnya terjadi deflasi sebesar 0,02% mom. Sehingga untuk inflasi tahun kalender tercatat sebesar 1,28% ytd dan inflasi tahunan sebesar 4,17% yoy. Kenaikan inflasi tertama disumbangkan oleh kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar. Naiknya harga listrik pelanggan 900 VA mendorong kenaikan harga pada kelompok pengeluaran itu yang memberikan andil inflasi 0,2%.
  • Neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2017 kembali mengalami surplus sebesar USD1,23 miliar. Ekspor pada bulan Maret mencapai USD14,59 miliar atau meningkat 15,68% mom dan naik 23,55% yoy. Sedangkan nilai impornya mencapai USD13,36 miliar atau naik 17,65% mom dan naik 18,19% yoy.
  • Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 19-20 April 2017 memutuskan untuk mempertahankan BI 7 day reverse repo rate pada level 4,75%, dengan suku bunga deposit facility tetap sebesar 4% dan lending facility tetap sebesar 5,5%. Keputusan tersebut konsisten dengan upaya BI menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan dengan tetap mendorong berlanjutnya proses pemulihan perekonomian domestik.

Domestic Economic Outlook
  • Menurut BI stabilitas keuangan masih terjaga, dimana per Februari 2017 rasio kecukupan modal (rasio CAR) perbankan tercatat sebesar 23% dan rasio likuiditas berada pada level 22,2%. Sedangkan rasio NPL sebesar 3,2% (gross) atau 1,4% (nett). Pertumbuhan kredit pada bulan Februari tercatat sebesar 8,6% yoy, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 8,3% yoy. Pertumbuhan DPK sebesar 9,2% yoy, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 10% yoy. Pertumbuhan kredit dan DPK pada tahun 2017 masing-masing diperkirakan sebesar 10-12% dan 9-11%.
  • Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 2017 tercatat sebesar 5,01% YoY, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2016 yang sebesar 4,92% YoY, serta lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2016 yang sebesar 4,94%. Pertumbuhan ekonomi ini terutama didukung oleh pertumbuhan surplus perdagangan Indonesia karena membaiknya sejumlah harga komoditas non migas.
  • Inflasi tertinggi pada tahun ini diperkirakan akan terjadi pada bulan Juni. Hal ini antara lain disebabkan oleh adanya kenaikan TDL listrik serta meningkatnya permintaan masyarakat pada bulan puasa yang dimulai pada akhir Mei dan menjelang Lebaran yang jatuh pada bulan Juni.
Indices Performance as of 28 April 2017
  • Selama bulan April 2017 lalu, indeks bursa Filipina mengalami kenaikan terbesar, yaitu sebesar 4,78% mom. Sedangkan indeks bursa Shanghai mengalami koreksi terbesar yaitu 2,11% mom. Sedangkan selama periode Januari-April 2017, indeks bursa India membukukan kenaikan terbesar yaitu menguat 12,36% ytd. Indeks bursa Jepang N225 masih mengalami kinerja terburuk, namun sudah membukukan kinerja positif yaitu menguat 0,43% ytd, membaik dibandingkan bulan sebelumnya yang melemah 1,07% ytd.
  • Indeks bursa Wall Street selama periode Januari-April 2017 masing-masing mengalami kenaikan yaitu Dow Jones +5,96% ytd, indeks S&P500 +6,49% ytd dan Nasdaq Composite +12,34% ytd. Penguatan indeks ini antara lain didorong oleh optimisme akan kebijakan yang pro pertumbuhan ekonomi dari Presiden Trump, laporan keuangan emiten yang lebih baik dari estimasi, serta data ekonomi AS yang cenderung membaik.
  • Selama bulan April 2017, IHSG menguat 2,1% mom. Sedangkan selama periode Januari-April 2017, IHSG telah membukukan kenaikan sebesar 7,34% ytd. Penguatan IHSG antara lain dipicu oleh laporan keuangan emiten dan aksi pembagian dividen.
  • Sektor perdagangan mengalami kenaikan terbesar selama bulan April, yaitu menguat 3,94% MoM. Sedangkan pada periode Januari-April 2017, sektor industri dasar menyumbangkan kenaikan terbesar.

Market Outlook On May 2017
  • Setelah earning season triwulan I 2017 di Wall Street berlangsung dengan baik dimana pertumbuhan rata-rata laba emiten dalam indeks S&P500 pada Q1 2017 merupakan kinerja terbaik sejak tahun 2011, pergerakan di Wall Street diperkirakan akan kembali dipengaruhi oleh data ekonomi dan perkembangan politik di dalam dan luar negeri AS.
  • Dari Eropa, setelah hasil pemilu di Perancis yang dimenangkan oleh calon presiden yang pro pasar, pasar diperkirakan akan kembali mencermati data ekonomi area euro. Selain itu pasar akan mencermati kelanjutan proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa.
  • Di pasar domestik, selain mencermati sentimen dari eksternal, pergerakan indeks diperkirakan akan dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi domestik, dimana laju pertumbuhan ekonomi pada triwulan kedua diperkirakan akan lebih baik dari triwulan pertama. Laju inflasi masih akan terkendali meskipun diperkirakan pada bulan Juni akan menjadi inflasi tertinggi tahun ini. Selain itu pasar juga akan mencermati pergerakan harga komoditas dan nilai mata uang rupiah terhadap dollar AS. Pasar juga mencermati review indeks MSCI pada 15 Mei 2017.
  • Pada bulan April lalu, IHSG sempat mencapai level tertinggi baru di 5726. Pada bulan Mei, IHSG masih berpeluang mencapai rekor tertinggi baru lagi. Namun perlu diwaspdai juga adanya profit taking pada bulan Mei. Sektor yang dicermati diantaranya pertambangan, perkebunan, perbankan, konsumsi, infrastruktur dan konstruksi.

Technical View
  • Cermati saham BBRI, BMRI, KLBF, SMRA, BBNI
Published on 2017-05-09 08:35:54 (GMT +7)

Global Info Regional

Global Info Currency

Global Info Commodity

Links

INFO

PT. Waterfront Sekuritas Indonesia
Memberikan layanan atas transaksi
Repurchase Agreement (REPO)"
PT. Waterfront Sekuritas Indonesia Terdaftar dan Diawasi Oleh





INFO TERBARU
Mulai 26 november 2018 , Penyelesaian transaksi bursa di pasar reguler menjadi 2 hari bursa (T+2)