Market Mingguan Per 01 Juli 2016
Indeks Harga Saham Gabungan pada hari Jumat 01 Juli 2016 secara mingguan ditutup menguat pada level 4971.58 mengalami penguatan sebanyak + 2.83 % dari penutupan minggu lalu. Apabila diperhatikan dari penutupan harian, Jumat ini ditutup dengan pelemahan sebanyak - 45.07 poin dari penutupan hari sebelumnya yang menguat. Penutupan minggu kelima bulan Juni tahun 2016 ini bergerak menguat dimana diawal perdagangan IHSG dibuka di level 4804.42 melemah dari penutupan pekan lalu, lalu setelah itu bergerak menguat berlanjut dengan open gap up dari level 4890 ke level 4905 dan terjadi gap up kembali di keesokan harinya dari level 4980 ke level 4999, menguat berlanjut hingga melewati level resisten 5000 melanjutkan penguatan hingga dihari kelima membentuk level tertinggi sepanjang tahun 2016 di level 5039.62 (pekan sebelumnya level tertinggi 4940.10, terbentuk tanggal 08 Juni), IHSG menguat namun di penutupan pekan terkoreksi hingga ditutup di level 4971. Pada penutupan pekan terlihat menutupi salah satu gap up yang terbentu di dua hari sebelumnya, terkoreksi wajar setelah pemncapaian level tertinggi sepanjang tahun. Pekan depan diperkirakan IHSG akan menguat moderat disertai koreksi tipis dikarenakan telah mencapai level tertinggi sepanjang tahun, dengan level support terdekat berada di level 4927 dan perhatikan gap yang terlihat di pekan ini dan di pekan-pekan sebelumnya. Level koreksi wajar dengan maksimum terbawah berada di level 4900. Indeks bergerak pada indikator bollinger band menandakan koreksi masih dapat terjadi. Apabla level gap tidak dilewati maka melihat posisi overbought akan terjadi kembali dan IHSG akan terkoreksi tipis dimana penguatan jangka panjang akan dihiasi dengan koreksi wajar dan membentuk pola penguatan yang tidak terlalu cepat secara mid-term apabila ingin menguat
Berbeda dengan Indeks di bursa Wall Street pada perdagangan Jumat ditutup mixed setelah sempat melemah cukup tajam, ditutup kemudian menguat di hari ketiga. Pelemahan cukup signifikan dikarenakan hasil referendum di Inggris yang ternyata di luar dugaan sebelumnya. Referendum dimenangkan oleh kubu yang setuju Inggris keluar dari keanggotaan Uni Eropa. Sehari sebelumnya indeks menguat karena pasar memprediksi kubu yang tetap di UE akan memenangkan suara di referendum. Saham sektor teknologi, keuangan dan energi mengalami pelemahan terbesar. Keluarnya Inggris dari Uni Eropa menimbulkan kekhawatiran akan menjadi pukulan bagi pengeluaran investasi untuk bisnis di sektor teknologi. Saham perbankan berlanjut mengalami koreksi, karena potensi The Fed untuk menaikkan suku bunga dalam waktu dekat menjadi mengecil. Saham sektor energi melemah seiring dengan koreksinya harga minyak mentah. Investor mengalihkan investasinya pada aset yang dianggap lebih rendah risikonya, seperti emas dan obligasi pemerintah AS. Terjadinya Brexit menimbulkan ketidakpastian di pasar. Turunnya poundsterling pada level terendah selama 31 tahun terakhir, mendorong kenaikan dollar AS yang berdampak tidak bagus bagi perusahaan multinasional AS dan harga komoditas. Dihari ketiga penguatan di Wallstreet dipicu aksi beli investor terhadap saham yang dianggap sudah murah setelah selama dua hari indeks melemah tajam akibat hasil tak terduga dari referendum di Inggris. Indeks di bursa Wall Street juga mengikuti reboundnya indeks bursa saham global setelah selama dua hari dana keluar dari bursa saham global mencapai USD3 triliun karena kekhwatiran dari dampak keluarnya Inggris dari Uni Eropa. Investor juga lebih optimis dengan stabilnya data ekonomi AS. Saham sektor energi, keuangan dan teknologi, yang sebelumnya mengalami pelemahan terbesar, kemarin menyumbangkan penguatan terbesar bagi indeks. Pasar mulai melihat bahwa dampak Brexit terhadap pasar dan ekonomi tidak sebesar yang dikhawatirkan sebelumnya. Saham sektor keuangan dan energi mengalami penguatan terbesar. Pasar optimis bahwa dampak dari Brexit tidak seburuk perkiraan sebelumnya. Rebound indeks juga dibantu oleh penguatan harga minyak mentah yang disebabkan oleh data cadangan minyak AS yang mengalami penurunan lebih besar dari perkiraan. Menambah sentimen positif, data belanja konsumen AS bulan Mei menunjukkan kenaikan selama dua bulan berturut-turut yang didorong oleh kenaikan permintaan akan otomotif dan produk lainnya. Pasar juga menurunkan ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed dalam waktu dekat karena dampak adanya Brexit. Namun pasar juga mengantisipasi masih akan adanya volatilitas indeks dalam beberapa pekan mendatang, seiring dengan masih adanya ketidakpastian kelanjutan dari Brexit. Penguatan juga dipicu oleh ekspektasi akan adanya stimulus dari Bank Sentral Inggris. Selain itu, penguatan saham konsumer karena adanya berita akuisisi, juga menjadi sentimen positif. Gubernur Bank of England menyatakan bahwa kemungkinan akan memberikan lebih banyak stimulus ke ekonomi Inggris. ECB juga mempertimbangkan untuk melonggarkan aturan pembelian obligasi dalam program stimulusnya, untuk memastikan ketersediaan obligasi yang akan dibeli. Penguatan indeks kemarin juga diduga karena adanya window dressing pada akhir triwulan kedua. Menambah sentimen positif, data aktivitas pabrik pada bulan Juni meningkat pada level tertinggi selama hampir 1,5 tahun terakhir, karena kenaikan order dan produksi baru. Datadurable orders bulan Mei turun 2,2% dari bulan sebelumnya yang naik 3,3%. Indeks Michigan Sentiment bulan Juni turun pada level 93,5 dari 94,3. Pasar selanjutnya akan kembali fokus pada data ekonomi domestik dan laporan keuangan emiten semester I 2016. Data pertumbuhan ekonomi AS pada Q1 tumbuh 1,1%, lebih baik dari sebelumnya yang sebesar 0,8%. Indeks harga rumah 20 kota besar di AS bulan April meningkat 5,4%. Sedangkan indeks consumer confidence bulan Juni naik pada level 98 dari 92,4. Indeks Chicago PMI bulan Juni meningkat pada level 56,8 dari 49,3. Sedangkan data intial claims pekan lalu mengalami kenaikan menjadi 268 ribu dari 258 ribu orang.
Kembali ke Indonesia, IHSG pekan ini bergerak menguat dimana diawal perdagangan IHSG dibuka di level 4804.42 melemah dari penutupan pekan lalu, lalu setelah itu bergerak menguat berlanjut dengan open gap up dari level 4890 ke level 4905 dan terjadi gap up kembali di keesokan harinya dari level 4980 ke level 4999, menguat berlanjut hingga melewati level resisten 5000 melanjutkan penguatan hingga dihari kelima membentuk level tertinggi sepanjang tahun 2016 di level 5039.62 (pekan sebelumnya level tertinggi 4940.10, terbentuk tanggal 08 Juni), IHSG menguat namun di penutupan pekan terkoreksi hingga ditutup di level 4971. Pada penutupan pekan terlihat menutupi salah satu gap up yang terbentu di dua hari sebelumnya, terkoreksi wajar setelah pemncapaian level tertinggi sepanjang tahun. Pekan depan diperkirakan IHSG akan menguat moderat disertai koreksi tipis dikarenakan telah mencapai level tertinggi sepanjang tahun, dengan level support terdekat berada di level 4927 dan perhatikan gap yang terlihat di pekan ini dan di pekan-pekan sebelumnya. Level koreksi wajar dengan maksimum terbawah berada di level 4900. Indeks bergerak pada indikator bollinger band menandakan koreksi masih dapat terjadi. Apabla level gap tidak dilewati maka melihat posisi overbought akan terjadi kembali dan IHSG akan terkoreksi tipis dimana penguatan jangka panjang akan dihiasi dengan koreksi wajar dan membentuk pola penguatan yang tidak terlalu cepat secara mid-term apabila ingin menguat. Level tertinggi yang dicapai IHSG pada pekan ini terbentuk pada hari kelima yaitu level 5039.69, setelah itu melemah pada penutupan pekan. Level Bollinger tengah berada pada level 4879.93, mengindikasikan bahwa level bollinger tersebut harus dijauhi jika indeks ingin kembali menguat untuk pekan depan. Level resisten terdekat pekan ini di 5010, dan untuk pekan depan apabila IHSG menguat, indeks akan mencoba melewati level resisten tersebut dihiasi dengan koreksi tipis. Level terendah yang dicapai pekan ini adalah level 4804.42 yang juga merupakan awal pembukaan IHSG di hari pertama yang merupakan level tolakan pelemahan berujung pada penguatan hingga penutupan pekan. Penguatan indeks dipekan depan dapat terjadi jika melewati level bollinger tengah dan menjauhi level MA 100 di 4818.88, level MA 200 IHSG (berada pada level 4655.31), dan Indeks bergerak menguat disertai dengan volume beli. Level bollinger tengah berada di level 4879.93, level MA 100 dan level MA 200 akan menjadi tolak ukur penguatan indeks untuk pekan depan. Secara teknikal jika level MA 100 tidak berhasil terlewati maka akan terkoreksi kembali dan juga jika penguatan tidak diikuti dengan volume. Secara teknikal mid - term, IHSG mengindikasikan pola rebound dan akan terjadi koreksi jika level bollinger tengah tidak terlewati. Level Fibbonacci Retracement 23.6% berada di pada level 4798.95, Level Fibbonacci Retracement 50% berada di pada level 4933.99. Level support terdekat IHSG pekan depan di level 4950, level bollinger bawah berada pada level 4764.65. Perdagangan berlangsung ramai namun secara fraksi masih terdapat kendala karena perubahan fraksi justru mendorong perubahan pola pergerakan di harga offer dan bid. Namun secara keseluruhan IHSG diperkirakan cukup menguat pergerakan nya tergantung volume. IHSG pekan ini bergerak diatas level MA 100 dan mendekati level bollinger atas, dan jika IHSG tidak bergerak melewati level bollinger maka level MA 100 akan menjadi level yang akan diraih saat terkoreksi. Pergerakan pekan depan juga sangat tergantung pada volume beli dan jual asing pada pekan depan. Oleh karena itu direkomendasikan untuk melakukan beli pada saham-saham bluechip dengan memperhatikan level support masing-masing saham penggerak Indeks.
Selama satu pekan ini asing melakukan net buy sebesar + 5.928 T, dimana pekan sebelumnya terjadi net buy sebesar + 1.44 T. Total net buy hingga bulan ketujuh tahun 2016 ini menjadi + 11.58T. Pada tahun 2015 total net sell mencapai - 27.53 T, sementara tahun 2014 total net buy mencapai + 38.40 T, tahun 2013 total net sell mencapai - 20.60 T. Sepekan kemarin terjadi pembelian oleh asing pada sektor perbankan, perkebunan, batubara, serta konstruksi, sementara penjualan oleh asing lebih ke sektor semen, utility, konsumer serta properti. Selain sektor-sektor saham tersebut, terjadi beberapa transaksi net buy asing dilakukan di pasar nego seperti saham POWR + 1.2T, BBNI + 71M, BBRI + 61M, ASII +40M, BMRI +15 M, serta nett sell disaham-saham KPIG - 347 M, BSDE - 50M, CTRA -35 M, MMLP - 30M, PTPP - 21M seiring pergerakan IHSG masih bergerak dibawah pada level MA 100 dan 200 nya. Seperti telah diprediksi sebelumnya, indeks pada penutupan pekan ini akan menguat jika tidak berhasil melewati level support nya. Melihat penutupan hari ini jika pekan depan terjadi koreksi maka pergerakan indeks akan mencoba menjauhi level bolingger tengah pada level 4879.93 dimana level tersebut berubah apabila besok indeks kembali rebound. Untuk pekan depan support line berada pada level (4750]. Level support indeks dapat diperhatikan pada kisaran level 4905.98 - 4927.37. Apabila terjadi pelemahan yang cukup signifikan pada pekan depan disertai dengan volume, maka rekomendasikan untuk collective buy pada saham-saham bluechip yang dalam keadaan oversold secara teknikal. Selama sepekan kedepan diperkirakan terjadi pergerakan pembentukan pola secara teknikal dan kemudian apabila telah mencapai level support maka akan terjadi penguatan kembaili didukung saham - saham yang masih terjadi pembelian asing yaitu saham semen serta komoditi, perbankan, dan konsumer serta saham-saham second liner emiten dapat diperhatikan untuk dijadikan pilihan.
Berbeda dengan Indeks di bursa Wall Street pada perdagangan Jumat ditutup mixed setelah sempat melemah cukup tajam, ditutup kemudian menguat di hari ketiga. Pelemahan cukup signifikan dikarenakan hasil referendum di Inggris yang ternyata di luar dugaan sebelumnya. Referendum dimenangkan oleh kubu yang setuju Inggris keluar dari keanggotaan Uni Eropa. Sehari sebelumnya indeks menguat karena pasar memprediksi kubu yang tetap di UE akan memenangkan suara di referendum. Saham sektor teknologi, keuangan dan energi mengalami pelemahan terbesar. Keluarnya Inggris dari Uni Eropa menimbulkan kekhawatiran akan menjadi pukulan bagi pengeluaran investasi untuk bisnis di sektor teknologi. Saham perbankan berlanjut mengalami koreksi, karena potensi The Fed untuk menaikkan suku bunga dalam waktu dekat menjadi mengecil. Saham sektor energi melemah seiring dengan koreksinya harga minyak mentah. Investor mengalihkan investasinya pada aset yang dianggap lebih rendah risikonya, seperti emas dan obligasi pemerintah AS. Terjadinya Brexit menimbulkan ketidakpastian di pasar. Turunnya poundsterling pada level terendah selama 31 tahun terakhir, mendorong kenaikan dollar AS yang berdampak tidak bagus bagi perusahaan multinasional AS dan harga komoditas. Dihari ketiga penguatan di Wallstreet dipicu aksi beli investor terhadap saham yang dianggap sudah murah setelah selama dua hari indeks melemah tajam akibat hasil tak terduga dari referendum di Inggris. Indeks di bursa Wall Street juga mengikuti reboundnya indeks bursa saham global setelah selama dua hari dana keluar dari bursa saham global mencapai USD3 triliun karena kekhwatiran dari dampak keluarnya Inggris dari Uni Eropa. Investor juga lebih optimis dengan stabilnya data ekonomi AS. Saham sektor energi, keuangan dan teknologi, yang sebelumnya mengalami pelemahan terbesar, kemarin menyumbangkan penguatan terbesar bagi indeks. Pasar mulai melihat bahwa dampak Brexit terhadap pasar dan ekonomi tidak sebesar yang dikhawatirkan sebelumnya. Saham sektor keuangan dan energi mengalami penguatan terbesar. Pasar optimis bahwa dampak dari Brexit tidak seburuk perkiraan sebelumnya. Rebound indeks juga dibantu oleh penguatan harga minyak mentah yang disebabkan oleh data cadangan minyak AS yang mengalami penurunan lebih besar dari perkiraan. Menambah sentimen positif, data belanja konsumen AS bulan Mei menunjukkan kenaikan selama dua bulan berturut-turut yang didorong oleh kenaikan permintaan akan otomotif dan produk lainnya. Pasar juga menurunkan ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed dalam waktu dekat karena dampak adanya Brexit. Namun pasar juga mengantisipasi masih akan adanya volatilitas indeks dalam beberapa pekan mendatang, seiring dengan masih adanya ketidakpastian kelanjutan dari Brexit. Penguatan juga dipicu oleh ekspektasi akan adanya stimulus dari Bank Sentral Inggris. Selain itu, penguatan saham konsumer karena adanya berita akuisisi, juga menjadi sentimen positif. Gubernur Bank of England menyatakan bahwa kemungkinan akan memberikan lebih banyak stimulus ke ekonomi Inggris. ECB juga mempertimbangkan untuk melonggarkan aturan pembelian obligasi dalam program stimulusnya, untuk memastikan ketersediaan obligasi yang akan dibeli. Penguatan indeks kemarin juga diduga karena adanya window dressing pada akhir triwulan kedua. Menambah sentimen positif, data aktivitas pabrik pada bulan Juni meningkat pada level tertinggi selama hampir 1,5 tahun terakhir, karena kenaikan order dan produksi baru. Datadurable orders bulan Mei turun 2,2% dari bulan sebelumnya yang naik 3,3%. Indeks Michigan Sentiment bulan Juni turun pada level 93,5 dari 94,3. Pasar selanjutnya akan kembali fokus pada data ekonomi domestik dan laporan keuangan emiten semester I 2016. Data pertumbuhan ekonomi AS pada Q1 tumbuh 1,1%, lebih baik dari sebelumnya yang sebesar 0,8%. Indeks harga rumah 20 kota besar di AS bulan April meningkat 5,4%. Sedangkan indeks consumer confidence bulan Juni naik pada level 98 dari 92,4. Indeks Chicago PMI bulan Juni meningkat pada level 56,8 dari 49,3. Sedangkan data intial claims pekan lalu mengalami kenaikan menjadi 268 ribu dari 258 ribu orang.
Kembali ke Indonesia, IHSG pekan ini bergerak menguat dimana diawal perdagangan IHSG dibuka di level 4804.42 melemah dari penutupan pekan lalu, lalu setelah itu bergerak menguat berlanjut dengan open gap up dari level 4890 ke level 4905 dan terjadi gap up kembali di keesokan harinya dari level 4980 ke level 4999, menguat berlanjut hingga melewati level resisten 5000 melanjutkan penguatan hingga dihari kelima membentuk level tertinggi sepanjang tahun 2016 di level 5039.62 (pekan sebelumnya level tertinggi 4940.10, terbentuk tanggal 08 Juni), IHSG menguat namun di penutupan pekan terkoreksi hingga ditutup di level 4971. Pada penutupan pekan terlihat menutupi salah satu gap up yang terbentu di dua hari sebelumnya, terkoreksi wajar setelah pemncapaian level tertinggi sepanjang tahun. Pekan depan diperkirakan IHSG akan menguat moderat disertai koreksi tipis dikarenakan telah mencapai level tertinggi sepanjang tahun, dengan level support terdekat berada di level 4927 dan perhatikan gap yang terlihat di pekan ini dan di pekan-pekan sebelumnya. Level koreksi wajar dengan maksimum terbawah berada di level 4900. Indeks bergerak pada indikator bollinger band menandakan koreksi masih dapat terjadi. Apabla level gap tidak dilewati maka melihat posisi overbought akan terjadi kembali dan IHSG akan terkoreksi tipis dimana penguatan jangka panjang akan dihiasi dengan koreksi wajar dan membentuk pola penguatan yang tidak terlalu cepat secara mid-term apabila ingin menguat. Level tertinggi yang dicapai IHSG pada pekan ini terbentuk pada hari kelima yaitu level 5039.69, setelah itu melemah pada penutupan pekan. Level Bollinger tengah berada pada level 4879.93, mengindikasikan bahwa level bollinger tersebut harus dijauhi jika indeks ingin kembali menguat untuk pekan depan. Level resisten terdekat pekan ini di 5010, dan untuk pekan depan apabila IHSG menguat, indeks akan mencoba melewati level resisten tersebut dihiasi dengan koreksi tipis. Level terendah yang dicapai pekan ini adalah level 4804.42 yang juga merupakan awal pembukaan IHSG di hari pertama yang merupakan level tolakan pelemahan berujung pada penguatan hingga penutupan pekan. Penguatan indeks dipekan depan dapat terjadi jika melewati level bollinger tengah dan menjauhi level MA 100 di 4818.88, level MA 200 IHSG (berada pada level 4655.31), dan Indeks bergerak menguat disertai dengan volume beli. Level bollinger tengah berada di level 4879.93, level MA 100 dan level MA 200 akan menjadi tolak ukur penguatan indeks untuk pekan depan. Secara teknikal jika level MA 100 tidak berhasil terlewati maka akan terkoreksi kembali dan juga jika penguatan tidak diikuti dengan volume. Secara teknikal mid - term, IHSG mengindikasikan pola rebound dan akan terjadi koreksi jika level bollinger tengah tidak terlewati. Level Fibbonacci Retracement 23.6% berada di pada level 4798.95, Level Fibbonacci Retracement 50% berada di pada level 4933.99. Level support terdekat IHSG pekan depan di level 4950, level bollinger bawah berada pada level 4764.65. Perdagangan berlangsung ramai namun secara fraksi masih terdapat kendala karena perubahan fraksi justru mendorong perubahan pola pergerakan di harga offer dan bid. Namun secara keseluruhan IHSG diperkirakan cukup menguat pergerakan nya tergantung volume. IHSG pekan ini bergerak diatas level MA 100 dan mendekati level bollinger atas, dan jika IHSG tidak bergerak melewati level bollinger maka level MA 100 akan menjadi level yang akan diraih saat terkoreksi. Pergerakan pekan depan juga sangat tergantung pada volume beli dan jual asing pada pekan depan. Oleh karena itu direkomendasikan untuk melakukan beli pada saham-saham bluechip dengan memperhatikan level support masing-masing saham penggerak Indeks.
Selama satu pekan ini asing melakukan net buy sebesar + 5.928 T, dimana pekan sebelumnya terjadi net buy sebesar + 1.44 T. Total net buy hingga bulan ketujuh tahun 2016 ini menjadi + 11.58T. Pada tahun 2015 total net sell mencapai - 27.53 T, sementara tahun 2014 total net buy mencapai + 38.40 T, tahun 2013 total net sell mencapai - 20.60 T. Sepekan kemarin terjadi pembelian oleh asing pada sektor perbankan, perkebunan, batubara, serta konstruksi, sementara penjualan oleh asing lebih ke sektor semen, utility, konsumer serta properti. Selain sektor-sektor saham tersebut, terjadi beberapa transaksi net buy asing dilakukan di pasar nego seperti saham POWR + 1.2T, BBNI + 71M, BBRI + 61M, ASII +40M, BMRI +15 M, serta nett sell disaham-saham KPIG - 347 M, BSDE - 50M, CTRA -35 M, MMLP - 30M, PTPP - 21M seiring pergerakan IHSG masih bergerak dibawah pada level MA 100 dan 200 nya. Seperti telah diprediksi sebelumnya, indeks pada penutupan pekan ini akan menguat jika tidak berhasil melewati level support nya. Melihat penutupan hari ini jika pekan depan terjadi koreksi maka pergerakan indeks akan mencoba menjauhi level bolingger tengah pada level 4879.93 dimana level tersebut berubah apabila besok indeks kembali rebound. Untuk pekan depan support line berada pada level (4750]. Level support indeks dapat diperhatikan pada kisaran level 4905.98 - 4927.37. Apabila terjadi pelemahan yang cukup signifikan pada pekan depan disertai dengan volume, maka rekomendasikan untuk collective buy pada saham-saham bluechip yang dalam keadaan oversold secara teknikal. Selama sepekan kedepan diperkirakan terjadi pergerakan pembentukan pola secara teknikal dan kemudian apabila telah mencapai level support maka akan terjadi penguatan kembaili didukung saham - saham yang masih terjadi pembelian asing yaitu saham semen serta komoditi, perbankan, dan konsumer serta saham-saham second liner emiten dapat diperhatikan untuk dijadikan pilihan.
Published on 2016-07-14 14:52:55 (GMT +7)