Kuartal I/2019, Kredit BRI Tumbuh 12,91 Persen

JAKARTA – Awal tahun ini fungsi intermediasi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. melaju lebih cepat. Per kuartal I/2019, penyaluran kredit BRI telah mencapai Rp855,47 triliun, naik 12,91% secara tahunan.

Pertumbuhan kredit per kuartal I/2019 yang mencapai 12,91% secara tahunan lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan kredit per kuartal I/2018 yang tercatat sebesar 11,20% secara tahunan.

Wakil Direktur BRI Sunarso mengatakan bahwa debitur utama perusahaan, yang bergerak pada segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menyumbang 76,92% terhadap portofolio kredit atau Rp657,99 triliun.

“ini memantapkan posisi kami sebagai pemain UMKM,” katanya dalam Pemaparan Kinerja Keuangan Kuartal I/2019 di Jakarta, Rabu (24/4/2019).

Dia melanjutkan, segmen mikro pada tiga bulan pertama 2019 tumbuh 13,17% yoy menjadi Rp284,11 triliun. Hal ini tidak lepas dari implementasi teknologi melalui BRISpot. Digitalisasi kredit mikro tersebut membuat proses penyaluran kredit menjadi lebih cepat.

Sebagai gambaran, sebelum ada BRISpot pengajuan hingga persetujuan pembiayaan mikro mencapai rata-rata 2 pekan. “Sekarang rata-rata 2 hari, kami mau tingkatkan menjadi hitungan jam,” tambah Sunarso.

Pertumbuhan kredit mikro pada kuartal I/2019 pun telah mendorong komposisinya terhadap total pembiayaan menjadi 33,21%, naik tipis dari kuartal I/2018 33,13%. Sunarso berharap kredit mikro pada akhirnya akan menyumbang 50%. Sejumlah strategi yang disiapkan adalah memperkuat pemetaan debitur dan mengoptimalkan penggunaan teknologi.

Sementara itu sektor korporasi membukukan pertumbuhan paling tinggi. Debitur kakap ini menyerap Rp197,48 triliun atau naik 14,15% yoy.

Direktur Utama BRI Suprajarto mengatakan bahwa segmen korporasi utamanya disokong oleh badan usaha milik negara (BUMN). Pelat merah membukukan pertumbuhan 17% yoy, sedangkan perusahaan swasta naik 10,7% yoy.

“Ini rata-rata debitur lama yang sudah terbukti kualitas pembayaran dan menunjukkan kinerja baik. Mereka bergerak pada sektor energi, kelapa sawit, perkebunan,” katanya.

Seperti diketahui korporasi sempat berkontribusi besar terhadap kenaikan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) perusahaan tahun lalu. Pasalnya sejumlah perusahaan mengalami penurunan produktivitas, satu di antaranya bergerak di sektor pertambangan minyak.

Suprajarto yakin kendati korporasi melaju kencang, mereka tidak mengganggu kualitas aset perusahaan. Hal tersebut telah terlihat pada tiga bulan pertama tahun ini. Rasio NPL per Maret 2019 2,41%, lebih rendah dibandingkan dengan akhir Maret 2018, yakni 2,46%.

Adapun satu pekerjaan rumah BRI tahun ini adalah menggenjot kredit konsumsi. Pada tiga bulan pertama 2019, segmen ini menjadi satu-satunya yang tumbuh kurang dari 10%. Kredit konsumsi pada kuartal I/2019 tercatat sebesar Rp133,35 triliun atau naik 9,53% yoy.

Direktur Konsumer BRI Handayani menjelaskan tulang punggung kredit konsumsi perseroan adalah kredit tanpa agunan (KTA). Pembiayaan berbasis gaji atau salary based ini menyumbang 74%.

“Karena kami tidak mengeluarkan kuota untuk suku bunga promo untuk jaga yield, pertumbuhannya hanya 5%. Ini membuat total pertumbuhan kredit konsumsi menjadi 9%,” katanya.

Namun dia optimistis akan ada koreksi positif pada kuartal kedua tahun ini. Pada periode lebaran dan tahun ajaran baru, lazimnya permintaan KTA akan meningkat.

Selain itu hal terpenting adalah tahun ini KTA akan mengoptimalkan penggunaan BRISpot. Dengan demikian harapannya penyaluran kredit dapat diputskan kurang dari 1 hari.”Jadi ini bisa menyaingi fintech [perusahaan finansial berbasis teknologi],” katanya.

( Farodilah Muqoddam )


LINK : https://finansial.bisnis.com/read/20190424/90/915203/kuartal-i2019-kredit-bri-tumbuh-1291-persen
Published on 2019-04-25 08:51:17 (GMT +7)

Global Info Regional

Global Info Currency

Global Info Commodity

Links

INFO

PT. Waterfront Sekuritas Indonesia
Memberikan layanan atas transaksi
Repurchase Agreement (REPO)"
PT. Waterfront Sekuritas Indonesia Terdaftar dan Diawasi Oleh





INFO TERBARU
Mulai 26 november 2018 , Penyelesaian transaksi bursa di pasar reguler menjadi 2 hari bursa (T+2)